²©²ÊÍøÕ¾

NASA Ungkap dari Mana Emas Berasal, Ternyata Bukan dari Bumi

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
30 April 2025 17:20
Saiful (48) melakukan proses pencucian gelang silver di salah satu pasar di Jakarta, Kamis (25/11/2021). 
Meski mengalami penurunan pendapatan hingga hampir 50% akibat pandemi Covid-19, para pengrajin cuci perhiasan tetap bertahan. Berbekal sejumlah alat sederhana yang terjajar di depannya, pria berusia 48 tahun tersebut tampak terampil tatkala membersihkan perhiasan-perhiasan milik pelanggannya. Menurut Saiful
Foto: Ilustrasi Pencucian Perhiasan (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ÌýIndonesia -ÌýAstronom menggunakan data NASAÌýuntuk mengungkap dari mana emas berasal. Asal usul emas ternyata dari luar angkasa.

AnirudhÌýPatel, calon doktor dari Columbia University dan Eric Burns dari Louisiana State UniversityÌýbersama sekelompok peneliti lainÌýmelakukan analisis data yang berasal dari teleskop NASAÌýdan ESA untuk mencari tahu asal usul elemen yang ditemukan di Bumi.

"Ini adalah pertanyaan fundamental terkait asal usul zat kompleks di alam semesta. Teka teki seru yang belum pernah dipecahkan," katanya seperti dikutip dari siaran pers NASA, Rabu (30/4/2025).

Menurut NASA, alam semesta pada awalnya terdiri dari elemen hidrogen dan helium, serta sebagian kecil lithium. Kemudian, elemen yang lebih berat terbentuk di bintang, termasuk besi. Namun,Ìýtercipta dan tersebarnya elemen awal yang lebih berat dari besi seperti emas belum terpecahkan.

Penelitian yang dipimpin Patel atas data NASAÌýdan ESA menemukan bahwa banyak elemen berat di atas ditemukan di suar (flare)Ìýyang berasal dari bintang neutron dengan daya tarik magnet tinggi, yang dikenal sebagian magnetar.

Patel dan rekan menduga 10 persen dari semua elemen yang lebih berat dari besi berasal dari suar magnetarÌýraksasa. Magnetar diketahui sudah ada sejak masa-masa awal terbentuknya alam semesta. Artinya, emas pertama juga tercipta lewat proses serupa.

Bintang neutron, asal usul emas dan elemen lain yang lebih berat dari besi, adalah inti bintang yang meledak. Saking padatnya, satu sendok material bintang neutron beratnya di Bumi mencapai miliaran ton. MagnetarÌýadalah bintang neutron dengan gaya magnet jauh lebih besar dibanding lainnya.

Sewaktu-waktu, magnetarÌýmelepaskan radiasi energi tinggiÌýsaat keraknyaÌýpecah dalam peristiwa "gempa bintang." Gempa bintang biasanya juga terjadi bersamaan dengan letupan radiasi yang disebut sebagai suar magnetarÌýraksasa. Dampaknya bahkan berpengaruh ke atmosfer Bumi.

Sampai saat ini, baru ada tiga suar magnetarÌýraksasa di Bimasakti dan Awan Magellan yang berhasil diamati.

Patel dan rekan, beserta Brian Matzger, telah lama mempelajari cara radiasi dari suar raksasa terkait elemen berat terbentuk. Pembentukan ini diduga terjadi lewat pemrosesan intiÌýatom ringan menjadi inti atom yang lebih berat, dalam proses yang sangat cepat.

Proton dalam inti atom, adalah penentu jenis elemen dalam kategorisasi ilmiah. Hidrogen hanya punya satu proton, helium dua proton, lithium memiliki tiga proton, dan seterusnya.

Inti atom lainnya yaitu neutron, tidak menentukan jenis elemen, tetapi berpengaruh terhadap massanya. Saat jumlah neutron di dalam atom bertambah, atom menjadi tidak stabil. Kemudian, proses peluruhan radioaktif (nuclear decay) mengubah neutron menjadi proton sehingga mengubah jenis elemen tersebut.Ìý

Contoh proses ini adalah perubahan atom emas menjadi merkuri, karena penambahan satu proton.

Kondisi di bintang neutron sangat unik karena kepadatan neutron yang sangat tinggi. Dalam proses itu, jumlah neutron dalam sebuah atom bisa dengan cepat bertambah yang berarti proses peluruhan radioaktif terjadi berulang kali. Hasilnya adalah terciptanya elemen "super berat" seperti uranium.

Saat astronom mengamati benturan antara dua bintang neutron pada 2017, mereka berhasil mengkonfirmasi bahwa peristiwa ini menciptakan emas, platina, dan elemen berat lainnya. Namun, peristiwa penggabungan dua bintang neutron tidak terjadi sejak awal alam semesta sehingga tidak bisa menjelaskan terciptanya emas dan elemen lain.

Penelitian oleh MetzgerÌýdengan beberapa peneliti dari Ohio State University menemukan potensi asal usul emas lain. Suar magnetarÌýbisa memanas kemudian melontarkan kerak bintangÌýneutron dalam kecepatan yang sangat tinggi, yang bisa menjadi asal usul emas.

Terobosan terjadi saat Burns mengamati data sinar gamma dari suar bintang raksasa pada Desember 2004. Ia mengidentifikasi sinyal misterius dari magnetarÌýdalam data tersebut. Data yang dicatat Burns ternyata nyaris sama persis denganÌýprediksiÌýyang disusun oleh Patel dan rekan.

Sinyal sinar gamma yang terekam 20 tahun lalu membuktikan model penciptaan elemen berat yang tercipta dan tersebar akibat suar magnetarÌýraksasa.

Kesimpulan tersebut kemudian didukung juga dengan data misi Matahari NASAÌýyaituÌýRHESSI (Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager)Ìýdan satelit Wind.


(dem/dem) Next Article Pengakuan Mantan Astronaut NASA Lihat Bola Misterius Tak Jelas Asalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular