
5 Desainer Indonesia Melenggang ke Fashion Scout London 2018
Lynda Hasibuan, ²©²ÊÍøÕ¾
15 February 2018 11:17

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Industri fesyen tanah air terus mengembangkan sayap ke kancah Internasional. Kali ini dibuktikan dengan lolosnya lima desainer Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD) dalam ajang Fashion Scout bagian dari London Fashion Week Autumn/Winter 2018.
Beberapa desainer beruntung tersebut adalah Jeny Tjahyawati, Lia Afif, Aisyah Rupindah Chan, Ratu Anita Soviah dan Tuty Adib. Kelima perancang tersebut lulus kurasi dan dibawa oleh House Of MEA yang merupakan agensi para desainer berbakat baik dari Asia maupun Timur Tengah.
Para desainer masing-masing akan membawakan 6 koleksi dengan sentuhan wastra Nusantara. Misalnya, desainer Jeny Tjahyawati yang menyisipkan berbagai jenis bunga unik dan indah dari Indonesia yakni bunga Loppo yang bergaya modern dan elegan.
Kemudian, Ratu Anita Soviah yang membawakan koleksi dari brand nya bernama Lentera. Sang perancang menampilkan kain Jumputan Palembang dengan Dobby.
Sedangkan Lia Afif menghadirkan busana busana muslim bertema Dhandaka Turqa yang merupakan gabungan bahasa Sanskerta dan Inggris dengan sentuhan warna yang lembut. Sedangkan Aisyah Rupindah Chan mengusung tema Sikok yang terinspirasi kebudayaan kota Jambi lewat brand busana syar’i yakni Darabirra.
Sementara, pada Tuty Adib membawakan tema Basiba yang merupakan busana traditional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Koleksi tersebut menampilkan cuttingan yang unik bergaya modern.
Salah satu desainer, Jeny, mengatakan tak mudah untuk mengikuti pekan mode bergengsi dunia. Sebab harus mengikuti proses kurasi terlebih dahulu dari para desainer yang ingin ikut serta.
Sementara untuk pendanaan tak jarang Jeny harus mengeluarkan kocek pribadinya demi memuluskan mimpinya. Biaya yang harus dipersiapkan untuk satu ajang pekan mode memang berbeda-beda, namun nominal Rp 100 juta - Rp 200 juta bahkan lebih hampir dia gelontorkan untuk menembus pekan mode Internasional.
Sementara untuk ajang pekan mode di Amerika menurutnya lebih besar daripada negara lainnya. Biaya tersebut meliputi tempat, make-up, styling model, penata gaya, humas, pencahayaan dan undangan.
(gus/gus) Next Article Desainer Lokal Ingin Tembus Pekan Mode Dunia, Ini Ongkosnya
Beberapa desainer beruntung tersebut adalah Jeny Tjahyawati, Lia Afif, Aisyah Rupindah Chan, Ratu Anita Soviah dan Tuty Adib. Kelima perancang tersebut lulus kurasi dan dibawa oleh House Of MEA yang merupakan agensi para desainer berbakat baik dari Asia maupun Timur Tengah.
Para desainer masing-masing akan membawakan 6 koleksi dengan sentuhan wastra Nusantara. Misalnya, desainer Jeny Tjahyawati yang menyisipkan berbagai jenis bunga unik dan indah dari Indonesia yakni bunga Loppo yang bergaya modern dan elegan.
Sedangkan Lia Afif menghadirkan busana busana muslim bertema Dhandaka Turqa yang merupakan gabungan bahasa Sanskerta dan Inggris dengan sentuhan warna yang lembut. Sedangkan Aisyah Rupindah Chan mengusung tema Sikok yang terinspirasi kebudayaan kota Jambi lewat brand busana syar’i yakni Darabirra.
Sementara, pada Tuty Adib membawakan tema Basiba yang merupakan busana traditional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Koleksi tersebut menampilkan cuttingan yang unik bergaya modern.
Salah satu desainer, Jeny, mengatakan tak mudah untuk mengikuti pekan mode bergengsi dunia. Sebab harus mengikuti proses kurasi terlebih dahulu dari para desainer yang ingin ikut serta.
Sementara untuk pendanaan tak jarang Jeny harus mengeluarkan kocek pribadinya demi memuluskan mimpinya. Biaya yang harus dipersiapkan untuk satu ajang pekan mode memang berbeda-beda, namun nominal Rp 100 juta - Rp 200 juta bahkan lebih hampir dia gelontorkan untuk menembus pekan mode Internasional.
Sementara untuk ajang pekan mode di Amerika menurutnya lebih besar daripada negara lainnya. Biaya tersebut meliputi tempat, make-up, styling model, penata gaya, humas, pencahayaan dan undangan.
(gus/gus) Next Article Desainer Lokal Ingin Tembus Pekan Mode Dunia, Ini Ongkosnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular