²©²ÊÍøÕ¾

Berani Banget! Liga Jerman Izinkan Penonton Datangi Stadion

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
18 September 2020 12:12
APTOPIX Virus Outbreak Germany Soccer Bundesliga
Foto: Liga Jerman digelar dengan aturan social distancing (AP/Martin Meissner)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nyaris seluruh aspek kehidupan manusia terpengaruh oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kesehatan, sosial, ekonomi, sampai olahraga harus beradaptasi dengan pola kehidupan baru yang jauh dari keramaian.

Ya, penanganan pandemi virus corona di berbagai negara mengedepankan pendekatan pembatasan sosial (social distancing). Maklum, virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini akan mudah menyebar dalam kerumunan. Jadi warga diminta sebisa mungkin menjaga jarak, minimal 1-2 meter.

Segala aktivitas yang berpotensi menciptakan penumpukan manusia di satu tempat harus menyesuaikan diri. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak yang belum bisa dilakukan di kelas, harus melalui bantuan teknologi informasi. Perkantoran pun belum bisa terisi penuh, sebagian pegawai masih harus bekerja dari rumah.

Nah, ini juga berlaku di dunia olah raga. Sejak pandemi merebak, pertandingan olahraga bahkan sempat dilarang. Seiring jalan, pertandingan olahraga boleh digelar lagi tetapi tanpa penonton.

Aturan ini juga berlaku di sepakbola. Sejak kompetisi bal-balan di Eropa mulai bergulir lagi pada pertengahan Juni, stadion yang biasanya penuh sesak dan dihiasi gemuruh sorak-sorai para suporter berubah sepi bak komplek pemakaman.

Namun ada perkembangan terbaru dari Jerman. Bundesliga musim 2020/2021 yang akan dimulai akhir pekan ini sudah mengizinkan penonton untuk datang ke stadion.

Mengutip ESPN, para pemimpin negara bagian di Jerman mengadakan rapat dan hasilnya suporter dari kubu tuan rumah sudah boleh mendukung langsung tim kesayangannya secara langsung di stadion. Namun tidak boleh ada minuman keras, dan penonton harus tetap duduk, tidak boleh berdiri. Otoritas pengelola liga sepakbola Jerman (DFL) mengizinkan kapasitas stadion terisi maksimal 20%.

Akan tetapi, ada syarat yang harus dipenuhi sebelum klub boleh menerima kehadiran suporter di stadion. Jika kota tempat klub bernaung mencatatkan kasus di atas 35 per 100.000 orang, maka pertandingan akan tetap digelar secara tertutup zonder penonton.

Selain itu, penonton yang datang ke stadion juga harus bersedia menyediakan informasi data diri secara detail. Jika sampai terjadi penyebaran di stadion, data itu akan sangat berguna untuk melakukan pelacakan (tracing) dan penanganan (treatment) agar infeksi virus tidak semakin luas.

Jerman memang selalu menjadi pelopor dalam hal sepakbola pada masa pandemi. Bundesliga menjadi kompetisi besar pertama yang bergulir kembali setelah rehat berbulan-bulan. Lebih dulu ketimbang Serie A Italia, La Liga Spanyol, dan Liga Primer Inggris.

Kini Bundesliga juga akan menjadi yang pertama membuka pintu bagi suporter di stadion. Walau tentu atmosfer belum bisa seperti dulu, tetapi setidaknya stadion tidak lagi sepi bak kuburan di malam hari.

Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, kasus corona di Negeri Panser memang lebih terkendali. Per 17 September 2020 pukul 15:35 CEST (20:35 WIB), jumlah pasien positif corona di Jerman tercatat 265.857 orang. Lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangganya.

Tingkat kematian (mortality rate) akibat virus corona di Jerman juga lebih rendah. Dengan angka kematian 9.371 orang, maka mortality rate di Jerman adalah 3,52%.

Mengutip jurnal berjudul Emerging Covid-19 Success Story: Germany's Strong Enambling Environment karya Lothar Wieler, Ute Rexroth, dan Rene Gottschalk, pengendalian dan penanganan pandemi virus corona mengedepankan empat pilar yaitu:

  1. Pencegahan. Robert Koch Institute (RKI), otoritas kesehatan Jerman, sudah mengidentifikasi risiko ancaman virus corona pada awal Januari dan menyusun langkah-langkah penanganan krisis serta mendalami lebih jauh secara epidemiologi.
  2. Deteksi. Pemerintah memobilisasi seluruh laboratorium baik milik negara maupu swasta untuk meningkatkan skala pengujian. Jerman adalah pelopor penggunaan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam uji corona.
  3. Pengendalian. Virus corona rentan menyerang para lanjut usia. Oleh karena itu, pemerintah meningkatkan fasilitas isolasi bagi orang-orang berusia lanjut. Ini membuat mortality rate di Jerman relatif rendah.
  4. Penanganan. Pemerintah merencanakan dengan teliti kapasitas rumah sakit dan tempat tidur yang tersedia. Sampai saat ini, fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Jerman belum sampai kewalahan dalam menangani pasien, meski masih ada kendala yaitu kurangnya jumlah Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga kesehatan.

"Pada April, Jerman sudah bisa mengendurkan social distancing, sebuah strategi yang tentunya berbasis data dan keilmuan. Namun langkah ini tetap disertai dengan pemantauan berbagai indikator," tulis jurnal tersebut.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular