
Aturan Baru, Atlet Transgender Dilarang Ikut Kompetisi Renang

Jakarta,²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Federasi Renang Internasional (FINA) menyetujui kebijakan baru yang akan membatasi sebagian besar atlet transgender untuk bersaing dalam kompetisi olahraga air dalam kategori wanita.Â
Mengutip CNNÂ International, badan renang dunia menyetujui kebijakan "inklusi gender" baru pada hari Minggu, setelah 71,5% dari federasi anggota FINA memberikan suara mendukung di Kongres Umum Luar Biasa FINA 2022.
Kebijakan inklusi gender baru, yang akan mulai berlaku pada 20 Juni 2022, mengatakan bahwa atlet transpuan hanya diizinkan untuk mengikuti kompetisi dalam kategori wanita di kompetisi FINA jika mereka melakukan transisi sebelum usia 12, atau sebelum mereka mencapai tahap dua pada Skala Tanner pubertas.
"Hak-hak atlet kita harus kita jaga untuk berkompetisi, tapi kita juga harus menjaga keadilan kompetitif di event kita, khususnya kategori putri di kompetisi FINA," kata Presiden FINA Husain Al-Musallam.
Kebijakan tersebut juga mengatakan bahwa atlet yang telah menggunakan testosteron dalam terapi hormon hanya diizinkan bersaing dalam kompetisi perempuan dengan sejumlah ketentuan, yaitu testosteron digunakan kurang dari satu tahun secara total, pengobatan tidak berlangsung selama masa pubertas, dan kadar testosteron dalam serum kembali ke tingkat sebelum pengobatan.
Dari hasil pemungutan suara, FINA mengatakan akan membentuk kelompok kerja baru untuk mengembangkan kompetisi yang memiliki kategori terbuka, artinya tidak ada batasan baik untuk pria maupun wanita.Â
FINAÂ merupakan federasi olahraga yang membawahi kompetisi akuatik dalam renang, polo air, menyelam, renang artistik dan renang air terbuka dan selam tinggi.
"FINA akan selalu menyambut setiap atlet. Terciptanya kategori terbuka berarti semua orang memiliki kesempatan untuk bersaing di level elit. Ini belum pernah dilakukan sebelumnya, jadi FINA perlu memimpin. Saya ingin semua atlet merasakannya," ujar Al-Musallam.
Padahal, pada November 2021, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menerbitkan kerangka kerja tentang inklusi gender yang mengatakan bahwa tidak ada atlet yang boleh dikecualikan dari kompetisi karena jenis kelamin mereka.Â
Perdebatan tentang transgender dalam renang menjadi sorotan ketika perenang University of Pennsylvania Lia Thomas, yang memulai karir olahraganya di tim renang pria sekolah pada tahun 2017, akhirnya bergabung dengan tim wanita pada tahun 2020.
Pada masa transisinya di tahun 2019, atlet transgender diwajibkan menjalani terapi penggantian hormon selama satu tahun agar bisa bertanding.
(hsy/hsy) Next Article 6 Sekolah Khusus Olahraga & Kurikulumnya di Indonesia