²©²ÊÍøÕ¾

Bukan Karena Beruntung, Ini Penyebab Anda Tak Pernah COVID

hsy, ²©²ÊÍøÕ¾
25 August 2022 09:05
Pengunjung melakukan pemeriksaan test Covid-19 di Laboratorium Uji test Swab Covid-19 di Kawasan Cilandak, Jakarta, Rabu (9/3/2022). Pemerintah telah memperbaharui kebijakan syarat untuk melakukan perjalanan lewat moda Transportasi publik. (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan test Covid-19 di Laboratorium Uji test Swab Covid-19 di Kawasan Cilandak, Jakarta, Rabu (9/3/2022). (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Anda belum pernah tertular virus COVID-19 sama sekali? Sebagian orang mungkin menganggap Anda beruntung atau hoki, namun tidak menurut ahli. 

Para ahli kesehatan dunia telah melakukan penelitian untuk mencari tahu alasan mengapa sejumlah orang tampaknya tidak pernah tertular COVID. Orang-orang ini dijuluki 'never COVID' (Novids).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang dengan susunan genetik tertentu kemungkinan lebih rentan terhadap infeksi COVID-19 atau penyakit serius. Namun, para peneliti mencatat bahwa jenis ekspresi gen tertentu juga dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit menular lainnya.

Sekelompok kecil orang mungkin memiliki keistimewaan pada genetik mereka. Faktor inilah yang kemungkinan membuat mereka sebenarnya pernah terpapar virus, namun virus tersebut tak memberikan dampak pada sel-sel tubuh mereka.

Respons kekebalan seseorang terhadap kondisi dan penyakit kesehatan lain juga dapat memberikan perlindungan terhadap COVID-19, menurut beberapa penelitian. Misalnya, para peneliti melaporkan dalam sebuah studi pada Mei 2022 bahwa orang dengan alergi makanan tampaknya memiliki risiko COVID-19 yang lebih rendah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memperkirakan bahwa setidaknya 70 persen orang Amerika telah terinfeksi COVID-19, namun sebagian dari mereka tidak menyadarinya.

"Kemungkinan ada beberapa orang yang terkena COVID-19 dan tidak mengetahuinya karena tidak melakukan tes. Mereka mungkin tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan dan menghubungkan gejala tersebut dengan pilek, flu, atau alergi," kata peneliti CDC.

Selain faktor genetika, penelitian menunjukkan sejumlah obat yang mengatur gen, seperti obat kanker payudara tamoxifen, kemungkinan bisa melindungi seseorang dari risiko tertular COVID-19. Studi lain menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi tamoxifen sebelum pandemi terlindungi dari COVID-19 yang parah.


(hsy/hsy) Next Article Menkes Ungkap Rahasia Indonesia Kebal Covid Omicron XBB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular