²©²ÊÍøÕ¾

Gen Z Beli Rumah dengan Gaji UMR, Bisakah?

Rindi Salsabilla, ²©²ÊÍøÕ¾
28 September 2022 08:40
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sudah bukan rahasia lagi kalau harga properti di kota-kota besar di Indonesia sangat mahal dan makin tak terjangkau generasi muda. Laporan Bank Dunia bahkan memasukkan Jakarta ke dalam jajaran kota dengan hunian termahal di dunia. 

Lantas, bagaimanakah cara generasi muda, khususnya Gen Z yang baru memulai karir, agar tetap dapat memiliki rumah sendiri meskipun bergaji UMR?


1. Fokus pada Earning Power

Christopher Rodjito, Perencana Keuangan dari Finante.id menyarankan agar Gen Z fokus meningkatkan earning power atau kemampuan untuk menghasilkan pemasukan yang lebih tinggi, ketika pemasukan utama masih sebatas UMR.

"Fokus utama adalah tingkatkan earning power terlebih dahulu. Sangat wajar jika Gen Z memiliki beberapa aliran pemasukan, seperti dari pekerjaan sampingan hingga bisnis keluarga. Setelah itu, baru nanti akan bisa memiliki ragam pilihan terkait rumah yang ingin dimiliki," jelas Christopher saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (27/9/2022).


2. Sisihkan hingga 40% Pendapatan


Saat ini, pemerintah dan bank telah menawarkan sejumlah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang memungkinkan Gen Z untuk mewujudkan keinginan punya rumah sendiri. Namun, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan sebelum mengajukan KPR, salah satunya adalah menyisihkan pendapatan sebanyak 30 hingga 40 persen untuk ditabung. Uang yang terkumpul di rekening tabungan ini akan menjadi faktor penilaian bank atau pemberi kredit ketika Anda mengajukan KPR untuk menghindari cicilan macet selama kredit berlangsung.

"Selain itu, riwayat pinjaman dan cicilan seseorang yang akan mengajukan KPR juga akan diperiksa sebagai perbandingan antara rasio utang dan pemasukan. Bila riwayatnya baik serta limit pinjaman selalu meningkat, maka kemungkinan KPR akan disetujui tinggi ," sebut Christopher.


3. Bangun Rumah dari Awal atau Hunian dari Developer?


Menurut Christopher, memiliki hunian dari developer rumah dapat menjadi pilihan ideal bagi Gen Z. Sebab, umumnya developer memberikan kemudahan bagi calon penghuninya, seperti uang muka dapat dicicil, kerja sama dengan pihak bank sehingga proses KPR dapat lebih mudah, dan adanya jaminan kapan rumah siap dihuni.

"Sedangkan kalau membangun rumah dari awal, pengajuan KPR akan lebih sulit karena bank akan mempertimbangkan sejumlah hal, salah satunya adalah jaminan jangka waktu kredit akan selesai hingga rumah selesai dibangun," tutup Christopher.


(hsy/hsy) Next Article 7 Jenis Pekerjaan Paling Menjanjikan untuk Gen Z, Bukan PNS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular