
Pantas Israel Jadi Negara Kaya Raya, Ternyata Ini Rahasianya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ÌýIndonesia - Hubungan Israel dan Palestina kembali memanas setelah pasukanÌýHamasÌýmelancarkan serangan pada Sabtu (7/10/2023) lalu. Dua negara yang bertetangga tersebut kini dalam status perang.Ìý
Palestina, yang selama puluhan tahun berada di bawah okupansi Israel, sulit berkembang secara ekonomi. Jangankan bisa tumbuh menjadi negara maju, bahkan banyak negara menolak mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Mengutip laporan Bank Dunia, ekonomi negara berpopulasi 5,4 juta orang itu diperkirakan akan melemah pada tahun ini.
Sementara Israel, meskiÌýterus-terusan berkonflik, adalah negara maju yang berpenghasilan tinggi.ÌýMengutip data Trading Economics, Produk Domestik Bruto (PDB) Israel mencapai US$522,03 miliar pada 2022. Jumlah itu mewakili 0,23 persen perekonomian dunia.
![]() A woman holding Israeli national flags protests on Jerusalem's Jaffa Street.On Thursday, February 6, 2020, in Jerusalem, Israel. (Photo by Artur Widak/NurPhoto via Getty Images) |
Sementara PDB per kapita Israel tercatat sebesar US$42.594 pada 2022, naik dari US$40.802 pada tahun sebelumnya.
Dalam dua dekade terakhir, hasil industri Israel telah mencapai kemajuan tingkat internasional di bidang elektronik medis, agroteknologi, telekomunikasi, bahan kimia, perangkat keras dan perangkat lunak komputer, serta pemotongan dan pemolesan berlian.
Apa rahasia Israel bisa menjadi negara yang kaya meski terus-menerus berkonflik dengan Palestina?
Ada dua faktor yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Israel: imigrasi dan arus masuk modal.
Melansir dari BBC, majunya industri di Israel tak lepas dari banyaknya tenaga ahli yang melakukan eksodus dari negara-negara Eropa selama pecah Perang Dunia II untuk menghindari persekusi. Industri-industri yang sudah berkembang pesat di Israel antara lain pupuk, pestisida, farmasi, bahan kimia, plastik, dan logam berat.
Negeri Yahudi tersebut terkenal dengan industri manufaktur yang paling maju sejak 1970-an. Israel tidak mengandalkan sumber uang dari minyak seperti negara Arab lainnya.
Lalu, berpindahnya orang-orang dari Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) ke Israel pada 1980-an membuat pusat-pusat penelitian untuk beragam perusahaan teknologi AS, seperti Microsoft, IBM, dan Intel semakin berkembang.Ìý
![]() |
Ìý
Kemudian pada 1990-an, para insinyur yang berpindah dari negara-negara bekas Uni Soviet ke Israel membuat negara itu semakin diberkati dengan kelimpahan sumber daya manusia terampil. Maka dari itu, tidak heran bila perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi semakin menjamur.
Sektor teknologi yang sebelumnya hanya menyumbang sebesar 37 persen dari produk industri langsung meningkat menjadi 58 persen pada 1985. Pada 2006, angka tersebut kembali meningkat menjadi 70 persen.
Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi otomatis menyumbang pemasukan besar untuk Pemerintah Israel dari sisi pajak, sumber devisa, ataupun penyerapan jumlah tenaga kerja. Pendapatan tersebut belum termasuk royalti dari paten-paten yang dibuat di perusahaan Israel.
Selain itu, Israel diketahui banyak menerima pendanaan untuk pengembangan riset dan teknologi dari negara lain, seperti AS, Kanada, Italia, Austria, Prancis, Irlandia, Belanda, Spanyol, China, Turki, India, dan Jerman.
(hsy/hsy) Next Article Alasan yang Bikin Israel Jadi Negara Maju Meski Berkonflik