
12 Tanda-Tanda Depresi pada Anak, Orang Tua Jangan Abaikan!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tidak hanya orang dewasa, depresi juga bisa terjadi pada anak-anak. Depresi pada anak dapat membatasi kemampuan si kecil untuk beraktivitas secara normal.
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang yang dikenal sebagai gangguan depresi mayor (MDD), dan merupakan ciri dari gangguan lain, seperti gangguan bipolar dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Gejala depresi lebih dari sekadar suasana hati dan energi rendah yang terus-menerus. Kondisi mental ini dapat melibatkan perubahan perilaku, gangguan fungsi kognitif, dan gejala somatik atau fisik.
Gejala depresi pada anak
Pada 2021, sebanyak 20% anak-anak di Amerika Serikat yang berusia 12-17 tahun mengalami depresi berat.
Gejala depresi dapat terlihat berbeda pada anak-anak dibandingkan orang dewasa karena tahapan kehidupan yang berbeda. Misalnya, anak-anak mungkin tidak lagi menunjukkan minat atau hobi yang sebelumnya digemari.
Jika seorang anak biasanya gemar bermain bola tetapi mereka berhenti menikmatinya, dan mereka menjadi pemarah/mudah tersinggung dan sedih, atau datar secara emosional, ini adalah sinyal depresi yang cukup kuat pada anak-anak, kata psikolog Louise Metcalf, seperti dikutip dari Psych Central.
Tanda-tanda lain anak Anda mungkin mengalami depresi meliputi:
- Penurunan nilai di sekolah yang tidak diketahui sebabnya
- Laporan perilaku buruk dari sekolah
- Sering menangis
- Menghabiskan lebih sedikit waktu dengan teman
- Tidur lebih atau kurang dari biasanya
- Menyatakan bahwa mereka tidak pandai dalam hal apa pun atau bahwa semuanya adalah kesalahan mereka
- Tidak peduli dengan sekolah, olahraga, atau aktivitas lain yang dulu mereka sukai
- Terlibat dalam penyalahgunaan zat dan perilaku berisiko lainnya
- Sering berbicara, menulis, atau menggambar kematian atau sekarat
- Melarikan diri atau menghindar
- Cepat marah
- Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya
Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, anak-anak juga lebih mungkin mengalami keluhan fisik seperti sakit kepala dan sakit perut dibandingkan orang dewasa apabila mengalami depresi.
Penyebab depresi pada anak
Beragam literatur telah mendokumentasikan depresi yang dialami anak-anak berusia 3 tahun, namun paling sering terlihat pada remaja berusia 12-17 tahun.
Selain genetika dan penyebab mendasar lainnya, faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan peluang anak mengalami depresi.
"Penyebabnya bisa sangat beragam sehingga sulit untuk dijawab secara tepat; namun, peristiwa tertentu membuat depresi lebih mungkin terjadi, seperti peristiwa traumatis dalam keluarga," kata Metcalf.
Selain itu ada faktor penyebab lainnya, seperti:
- Kematian dalam keluarga
- Tunawisma
- Perubahan dramatis dalam hidup, seperti pencarian suaka
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Pelecehan
- Intimidasi yang dilakukan oleh teman sebaya
(hsy/hsy) Next Article Riset: Perjalanan Rumah-Kantor Lebih dari 1 Jam Rentan Stres