վ

Sritex Tingkatkan Porsi Ekspor

Shuliya Ratanavara, վ
23 January 2018 09:17
Corporate Secretary Sritex Welly Salman mengatakan saat ini porsi ekspor perseroan masih berada di kisaran 53% pada 2017.
Foto: ist
Jakarta, վ – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menargetkan peningkatan porsi ekspor menjadi 60% pada 2018. Corporate Secretary Sritex Welly Salman mengatakan saat ini porsi ekspor perseroan masih berada di kisaran 53% pada 2017.

“Porsi tadi penjualan ekpsor 2017 itu 53%, tapi tahun ini kan kita punya anak usaha yang 70% bisnisnya ekpsor. Jadi kita pikir harunya bisa jadi 60%,” kata Welly di MNC Conference Hall, Senin (22/01).

Lebih lanjut ia menjelaskan tahun ini porsi penambahan ekspor itu tidak lagi menyasar pasar di negara baru, tapi meningkatkan penetrasi pelanggan. Misalnya dengan meningkatkan volume penjualan atau melalui pelanggan baru terutama di Cina, Amerika, dan Eropa

Welly mengatakan, penjualan ekspon, perseroan sudah mendapat tambahan tiga juta permintaan dari pelanggan lama yang terdiri dari divisi fashion dan seragam.

Sritex memang fokus mengembangkan bisnis ekspornya. Sebab menurut Welly penjualan ekspor memiliki term of payment yang lebih pendek. Sehingg sesuai dengan bisnis perseroan. Adapun, tahun ini di industri garmen Welly mengatakan produk yang penjualannya akan bertumbuh masih produk benang dan pakaian.

Namun, seiring dengan akuisisi dua anak usaha akhir tahun lalu, Sritex kini ingin menambah porsi penjualan benangnya untuk mengurangi biaya modal kerja. “Jadi memang kalau dilihat secara segmen, garmen itu untungnya besar, tapi jangan lupa itu siklusnya lama dan butuh modal kerja yang besar. Kalau kita balance di penjualan benang otomatis, kalaupun margin untungnya lebih kecil, tapi modal kerjanya jauh lebih kecil dan prosesnya pendek,” jelas Welly

Dengan akuisisi PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries tersebut, perseroan juga bisa melakukan efisiensi biaya ekspansi terutama memangkas biaya penambahan mata pintal benang menjadi 1 juta unit dari sebelumnya 600.000 unit.

Lebih Mapan
Hal lainnya yang menurut Welly juga dapat mendorong ekspor Sritex ke negara-negara besar adalah ekosistem industri garmen di Indonesia yang lebih maju. Ia menjelaskan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, dan Thailand tidak memiliki industri pendukung di dalam negeri. Sehingga akan memakan waktu dan biaya yang lebih banyak untuk melakukan produksi.

“Infra kita lebih maju, mereka tidak punya supporting industry. Mereka tidak punya pabrikan kancing retsleting. Jadi mereka pasti mesti import barang yang keliatannya kecil-kecil itu, tapi kan itu jadi butuh waktu,” jelas Welly.

Selain itu, kebijakan Amerika Serikat mengenakan pajak tinggi terhadap barang-barang Impor dari China juga dinilai Welly dapat meningkatkan ekspor perseroan ke negeri Paman Sam tersebut.

Apalagi manuver China untuk memindahkan pabrikan mereka ke Vietnam supaya bisa memasuki pasar Amerika Serikat dengan tarif murah juga sudah terbaca oleh Amerika. Hal ini menurut Welly membuka kesempatan besar untuk negara-negara Asia lainnya, terutama Indonesia.

“Dulu lebih banyak Vietnam, sekarang udah par, nanti tidak menutup kemungkinan kita bisa lebih tinggi (ekspor ke AS),” jelas Welly.
(hps) Next Article Sritex Perpanjang Utang Jatuh Tempo Rp 5 T Jadi 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular