²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten produsen tekstil merek Sritex PT Sri Rejeki Isman (SRIL) mengalami pembengkakan rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 30,74% pada paruh pertama tahun 2023.

Baca: Sosok Pendiri Sritex, Perusahaan yang Karam Tertimbun Utang

Merujuk pada laporan keuangannya, rugi per Juni 2023 emiten milik konglomerat Iwan Lukminto ini tercatat sebesar US$ 78,72 juta atau setara Rp 1,2 triliun (Rp15,342/US$). Sementara pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan rugi sebesar US$ 60,21 juta.

Dari sisi top line, Perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 166,90 juta. Angka ini lebih rendah 52,16% ketimbang 2022 sejumlah US$ 348,89 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan berhasil dipangkas 44,29% ke US$ 198,25 juta dari sebelumnya US$ 355,9 juta.

Diketahui, SRIL mengelompokkan dan mengevaluasi usahanya berdasarkan departemen, yang terdiri dari pemintalan, pertenunan dan finishing.

Pendapatan didominasi oleh segmen pemintalan yang mengakumulasi pendapatan sebesar US$ 103,99 juta. Pendapatan ini berkontribusi sebesar 62,3% dari total pendapatan SRIL.

Sisanya berasal dari segmen penenunan, senilai US$ 12,49 juta, dan finishing sebesar US$ 53,02 juta. Sementara beban pokok paling besar SRIL masih berada pada bahan bakunya yang mengonsumsi US$ 125,62 juta per juni 2023.

Posisi nilai aset perseroan pada pertengahan tahun ini tercatat sebesar US$ 707,43 juta. Aset didominasi oleh aset tidak lancar sebesar US$ 476,12 juta. Sisanya merupakan aset lancar sebesar US$ 231,30 juta.

Sementara posisi liabilitas SRIL sebesar US$ 1,56 miliar, atau naik dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$ 1,54 miliar. Di sisi lain, posisi ekuitas perusahaan pada paruh pertama tahun 2023 tercatat minus US$ 859,05 juta. Dengan kata lain SRIL mengalami kenaikan defisit modal dibandingkan periode akhir Desember 2022 sebesar US$ 781,01 juta.

(mkh/mkh) Next Article Dulu Jaya, Kini Karam Ditelan Utang, Siapa Pemilik Sritex?