²©²ÊÍøÕ¾

Harga IPO Gihon Telekomunikasi Rp 1.100-Rp 1.300 per Saham

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
02 March 2018 10:44
Perseroan optimisits kinerja pada 2018 akan membaik karena ada peningkatan kebutuhan menara dari operator telekomunikasi.
Foto: Ist/cnnindonesia.com
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Gihon Telekomunikasi Indonesia akan mencatatkan sahamnya untuk publik. Perseroan optimisits kinerja pada 2018 akan membaik karena ada peningkatan kebutuhan menara dari operator telekomunikasi.

Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia Rudolf P. Nainggolan mengatakan dengan adanya kebutuhan operator yang lebih tinggi ini perusahaan merasa saat ini adalah waktunya yang tepat untuk melalukan penawaran publik.

"Tahun ini kita menargetkan pertumbuhan jumlah menara sebesar 15% dari 443 tower yang kita miliki akhir September lalu," kata Rudolf di Thamrin Nine, Jakarta, Jumat (2/3).

Perusahaan akan melepas 200 juta sama atau setara dengan 33,49% dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga Rp 1.100-Rp 1.300 per saham. Nantinya perusahaan akan memperoleh dana dikisaran Rp 220 miliar-Rp 260 miliar.

Sebesar 74% dana ini akan digunakan untuk refinancing utang ke Bank Mandiri sebesar Rp 150 miliar. Sebesar 23% akan digunakan untuk modal kerja (working capital) dan 3% untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

Perusahaan menggandeng Indo Premier Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran awal (book building) akan dilaksanakan mulai hari ini sampai 12 Maret. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan diperoleh pada 26 Maret.

Masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 28 Maret-4 April. Perusahaan menargetkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 9 April mendatang.

Gihon Telekomunikasi menargetkan bangun 67 menara hingga akhir tahun ini. Dengan demikian perusahaan akan memiliki total 510 menara di akhir tahun ini.

Rudolf mengatakan menargetkan pertumbuhan moderat sebesar 15% di tahun ini. Saat ini perusahaan memiliki tower yang terasebar di wilayah Sumater dan Jawa.

"Tahun ini kita targetkan jumlah tower bisa tumbuh 15%, penambahan tower ini akan dilakukan di wilayah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan," kata Rudolf di Thamrin Nine, Jakarta, Jumat (2/3).

Dia menjelaskan bahwa untuk pembangunan satu tower perusahaan memerlukan dana sebesar Rp 1 miliar, sementara untuk penambahan satu kolokasi memerlukan biaya 30% dari satu tower atau kurang lebih Rp 300 miliar.

Saat ini klien terbesar perusahaan adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang menggunakan 51% jasa perusahaan, sementara sisanya digunakan oleh Telkomsel, PT Indosat Tbk (ISAT) dan empat penyewa lainnya.

Pada akhir September 2017 perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 67,76 miliar. Untuk laba bersih perusahaan adalah sebesar Rp 21,39 miliar. Sementara, aset perusahaan hingga periode akhir  kuartal ketiga tahun lalu mencapai Rp 321,32 miliar.
(hps) Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular