²©²ÊÍøÕ¾

Ini 10 Saham LQ45 yang Terekoreksi Dalam dari Awal Tahun

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
16 March 2018 18:05
Ada 10 saham yang kinerjanya turun lebih dari 10%.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kinerja saham-saham yang likuid ditransaksikan di bursa tidak semuanya ciamik. Ada 10 saham yang kinerjanya turun lebih dari 10%.

Sementara IHSG dari awal tahun, hingga perdagangan hari ini tercatat terkoreksi 0,8%. Artinya penurunan harga saham-saham tersebut jauh di bawah koreksi IHSG.

Meskipun sudah terkoreksi dalam, artinya ada peluang harga saham-saham tersebut bisa berbalik arah bahkan naik ke area positif. Apalagi beberapa perusahaan efek ada yang mengeluarkan proyeksi IHSG bisa mencapai level 7.000 poin.
10 Saham LQ45 Terkoreksi Lebih dari 10%Ini 10 Saham LQ45 yang Terekoreksi Dalam Dari Awal TahunFoto: ²©²ÊÍøÕ¾/Anthony Kevin

Salah satu yang mengeluarkan proyeksi paling bullish terhadap kinerja IHSG pada tahun ini adalah PT Bahana Sekuritas. Sekuritas plat merah ini menargetkan IHSG mencapai level 7.000. Jika dihitung dari level penutupan kemarin, potensi kenaikannya adalah sebesar 10,7%.

Ketika IHSG berbalik menguat nantinya, saham-saham dalam komponen indeks LQ45 yang memberikan imbal hasil negatif sepanjang tahun bisa dilirik oleh pelaku pasar. Ketika IHSG naik, tentu saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti yang berada dalam indeks LQ45 yang akan menjadi penopangnya. Saham-saham yang memberikan imbal hasil negatif lantas cenderung memiliki potensi kenaikan yang lebih besar ketimbang yang sudah naik kencang.

Dengan melihat daftar di atas, ternyata saham-saham LQ45 yang memberikan imbal hasil negatif terbesar pada tahun ini di dominasi oleh sektor barang konsumsi (KLBF,UNVR, GGRM) serta infrastruktur, utilitas, dan transportasi (JSMR, EXCL, TLKM).

Sebenarnya, bulan Maret merupakan bulan yang cukup baik untuk mengkoleksi saham-saham dari kedua sektor tersebut. Secara rata-rata pada periode 2011-2017, indeks saham sektor barang konsumsi memberikan imbal hasil sebesar 1,89% secara month-on-month (MoM). Sementara untuk sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi, imbal hasilnya mencapai 2,11%.

Pelaku pasar kini menantikan pertemuan the Federal Reserve yang akan berlangsung pada 20-21 Maret mendatang waktu setempat. Jika ternyata kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap 3 kali seperti yang direncanakan pada akhir 2017, bursa saham Indonesia tentu memiliki peluang untuk berbalik ke zona hijau atau setidaknya menipiskan kekalahannya, mengingat Maret merupakan bulan yang sangat baik bagi IHSG. Ya, sejak tahun 2011 tak sekalipun IHSG memberikan imbal hasil negatif pada bulan Maret. Pada tahun lalu, imbal hasil IHSG sepanjang Maret mencapai 3,37% MoM.

Jika IHSG benar bergerak menguat di sisa bulan ini, saham-saham yang disebutkan diatas, utamanya yang berada dalam sektor konsumsi serta infrastruktur, utilitas, dan transportasi layak untuk dicermati pelaku pasar.
(hps/hps) Next Article Sehari, 4 Saham LQ45 Diobral Asing Lebih dari Rp 100 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular