
Ketidakpastian Hantui Investor, IHSG Sesi I Terkoreksi 1,11%
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
20 March 2018 12:34

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I ditutup dengan koreksi hingga 1,11% ke 6.219,70 poin. Asing masih terus merealisasikan aksi jual atas portofolionya dalam negeri, jual asing separuh hari ini mencapai Rp 451,64 miliar.
Perdagangan pagi ini diwarnai dengan penurunan sembilan sektor perdagangan, penurunan terdalam terjadi pada sektor infrastruktur sebesar 2,16%. Sektor lainnya yang juga ikut terkoreksi cukup dalam adalah sektor industri dasar sebesar 1,62% kemudian diikuti oleh sektor keuangan sebesar 1,23%.
Sejalan dengan bursa dalam negeri, buursa Asia juga diwarnai dengan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed minggu ini yang menyebabkan bursa Asia juga mengalami pelemahan. Nikkei terkoreksi 0,60% dan Hang Seng Index turun 0,46%. Selanjutnya, Shanghai Composite Index turun 0,29% dan Strait Times terkoreksi 0,07%.
Perdagangan pagi ini menghasilkan nilai transaksi Rp 3,75 triliun dengan volume perdagangan 5,61 miliar saham sebanyak 210.491 kali. Hanya 78 saham yang mengalami kenaikan harga, 244 saham malah turun dan 121 saham mengalami perubahan harga.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat menilai penurunan ini terjadi karena adanya ketidakpastian yang masih ditunggu oleh pelaku pasar, terutama yang berasal dari Amerika Serikat akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Menurut dia, ketidakpastian yang ditumbulkan Amerika Serikat ini, akan berdampak pada aktivitas ekonomi dan pengendalian perekonomian secara keseluruhan. Jika The Fed menaikkan suku bunga terlalu tinggi akan berdampak pada tingkat pertumbuhan investasi juga akan terganggu.
"Kalau tingkat suku bunga naik, pengusaha akan menjerit karena mereka tidak akan efisien. Kalau mereka tidak efisien maka mereka tidak bisa menghasilkan tingkat perekomian yang kompetitif dengan negara lain. Jai berat juga bagi mereka, walaupun asumsinya uang akan kembali ke negara mereka," kata Samsul di Gedung BEI, Selasa (20/3).
(hps) Next Article IHSG Masih Lesu, Dampak Moratorium Proyek Infrastruktur
Perdagangan pagi ini diwarnai dengan penurunan sembilan sektor perdagangan, penurunan terdalam terjadi pada sektor infrastruktur sebesar 2,16%. Sektor lainnya yang juga ikut terkoreksi cukup dalam adalah sektor industri dasar sebesar 1,62% kemudian diikuti oleh sektor keuangan sebesar 1,23%.
Sejalan dengan bursa dalam negeri, buursa Asia juga diwarnai dengan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed minggu ini yang menyebabkan bursa Asia juga mengalami pelemahan. Nikkei terkoreksi 0,60% dan Hang Seng Index turun 0,46%. Selanjutnya, Shanghai Composite Index turun 0,29% dan Strait Times terkoreksi 0,07%.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat menilai penurunan ini terjadi karena adanya ketidakpastian yang masih ditunggu oleh pelaku pasar, terutama yang berasal dari Amerika Serikat akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Menurut dia, ketidakpastian yang ditumbulkan Amerika Serikat ini, akan berdampak pada aktivitas ekonomi dan pengendalian perekonomian secara keseluruhan. Jika The Fed menaikkan suku bunga terlalu tinggi akan berdampak pada tingkat pertumbuhan investasi juga akan terganggu.
"Kalau tingkat suku bunga naik, pengusaha akan menjerit karena mereka tidak akan efisien. Kalau mereka tidak efisien maka mereka tidak bisa menghasilkan tingkat perekomian yang kompetitif dengan negara lain. Jai berat juga bagi mereka, walaupun asumsinya uang akan kembali ke negara mereka," kata Samsul di Gedung BEI, Selasa (20/3).
(hps) Next Article IHSG Masih Lesu, Dampak Moratorium Proyek Infrastruktur
Most Popular