
Dalam Sepekan IHSG Jatuh 1,5%, Investor Asing Cabut Rp 3,8 T
Herdaru Purnomo, ²©²ÊÍøÕ¾
24 March 2018 08:29

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Selama sepekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,5%. IHSG ditutup di level 6,210.70 pada akhir pekan kemarin Jumat (23/3/2018).
"Dalam sepekan IHSG jatuh 1,5%, sementara yield bond pemerintah 10 tahun juga naik 17,5 bps. Rupiah terdepresiasi 0,2% dan investor asing mencatatkan net outflow Rp 3,8 triliun," ujar Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam market updates-nya yang dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Sabtu (24/3/2018).
Andry menjelaskan rata-rata transaksi perdagangan di bursa saham Rp 8,9 triliun per hari sejak awal Januari 2018. Di bursa saham, dana asing sudah keluar hingga Rp 21,1 triliun sejak awal tahun. Namun, di Surat Berharga Negara (SBN) masih terjadi inflow sebesar Rp 7,6 triliun sejak awal tahun 2018.
"Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN) kepemilikan asing pada 22 Maret tercatat Rp 843,5 triliun atau 39% dari total outstanding SBN," jelas Andry.
Sentimen negatif global sepekan ini terjadi dominan pasca Donald Trump mengumumkan untuk memungut bea masuk impor sebesar US$ 60 miliar bagi produk China. hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual Amerika yang telah dicuri China.
Pernyataan tersebut memicu spekulasi bahwa momentum pemulihan ekonomi dunia menjadi terancam. Pengumuman dari AS tersebut menyusul pemberlakuan tarif pajak bagi produk baja dan aluminium yang masuk ke AS membuat pasar semakin negatif karena kebijakan proteksionisme Trump tersebut.
Selanjutnya China menanggapi dengan pernyataan bahwa pihaknya tidak takut dengan adanya perang dagang global, serta mengajukan 128 daftar produk AS yang akan dikenakan bea impor sebesar 25% pada produk daging babi AS dan buah kering dan segar akan dikenakan tarif 15%.
Serangan balasan dari China tersebut langsung mendorong produsen babi China yang terdaftar di bursa Hong Kong melalui WH Group dan induk usahanya AS Smithfield terkoreksi tajam hingga 4,7%.
Namun, ada sedikit reaksi positif terhadap AS pasca pernyataan yang akan membebaskan bea masuk impor logam dan aluminium bagi negara-negara Uni Eropa, Argentina, Australia, Brazil, Kanada dan Korea Selatan.
Terkoreksi dalam nya bursa saham Jepang didukung oleh pelemahan mata uang Dollar AS terhadap Yen yang jatuh dibawah 105 yen menjadi 104,80 yen sejak November 2016.
(dru) Next Article Hary Tanoe-Trump Garap Proyek Rp 23T, KAEF Rights Issue
"Dalam sepekan IHSG jatuh 1,5%, sementara yield bond pemerintah 10 tahun juga naik 17,5 bps. Rupiah terdepresiasi 0,2% dan investor asing mencatatkan net outflow Rp 3,8 triliun," ujar Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam market updates-nya yang dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Sabtu (24/3/2018).
Andry menjelaskan rata-rata transaksi perdagangan di bursa saham Rp 8,9 triliun per hari sejak awal Januari 2018. Di bursa saham, dana asing sudah keluar hingga Rp 21,1 triliun sejak awal tahun. Namun, di Surat Berharga Negara (SBN) masih terjadi inflow sebesar Rp 7,6 triliun sejak awal tahun 2018.
Sentimen negatif global sepekan ini terjadi dominan pasca Donald Trump mengumumkan untuk memungut bea masuk impor sebesar US$ 60 miliar bagi produk China. hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual Amerika yang telah dicuri China.
Pernyataan tersebut memicu spekulasi bahwa momentum pemulihan ekonomi dunia menjadi terancam. Pengumuman dari AS tersebut menyusul pemberlakuan tarif pajak bagi produk baja dan aluminium yang masuk ke AS membuat pasar semakin negatif karena kebijakan proteksionisme Trump tersebut.
Selanjutnya China menanggapi dengan pernyataan bahwa pihaknya tidak takut dengan adanya perang dagang global, serta mengajukan 128 daftar produk AS yang akan dikenakan bea impor sebesar 25% pada produk daging babi AS dan buah kering dan segar akan dikenakan tarif 15%.
Serangan balasan dari China tersebut langsung mendorong produsen babi China yang terdaftar di bursa Hong Kong melalui WH Group dan induk usahanya AS Smithfield terkoreksi tajam hingga 4,7%.
Namun, ada sedikit reaksi positif terhadap AS pasca pernyataan yang akan membebaskan bea masuk impor logam dan aluminium bagi negara-negara Uni Eropa, Argentina, Australia, Brazil, Kanada dan Korea Selatan.
Terkoreksi dalam nya bursa saham Jepang didukung oleh pelemahan mata uang Dollar AS terhadap Yen yang jatuh dibawah 105 yen menjadi 104,80 yen sejak November 2016.
(dru) Next Article Hary Tanoe-Trump Garap Proyek Rp 23T, KAEF Rights Issue
Most Popular