
Laba 2017 Tumbuh 12,48%, CPIN Bagi Dividen Rp 912,28 M
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
23 May 2018 20:20

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membagikan dividen sebesar Rp 918,28 miliar atau setara dengan 36,76% dari total laba bersih perusahaan sepanjang tahun buku 2017 lalu.
Pemegang saham nantinya akan menerima sebesar Rp 56 per saham. Jika menggunakan asumsi harga penutupan perdagangan saham CPIN sore ini yang sebesar Rp 3.360 per saham, maka dividen yield perusahaan adalah sebesar 1,66%.
Presiden Direktur Charoen Pokphand Tjiu Thomas Effendy mengatakan jumlah ini sudah diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar hari ini Rabu (23/5).
"Melalui RPUST ini diputuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp 56 per saham," kata Tjiu di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (23/5).
Tahun lalu perusahaan mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,49 triliun, naik 12,48% dari laba bersih perusahaan 2016 yang sebesar Rp 2,22 triliun. Sementara, pendapatan perusahaan di tahun lalu juga ikut naik sebesar 29,04% menjadi Rp 49,36 triliun dari Rp 38,25 trilun di akhir 2016.
Ekspor ayam ke Jepang
Tahun ini, CPIN menargetkan pendapatan tumbuh 22%. Artinya perusahaan menargetkan pendapatannya bisa tumbuh menjadi Rp 55,29 triliun.
Tjiu Thomas Effendy mengatakan prospek bisnis perusahan ke depannya masih sangat bagus mengingat konsumsi ayam nasional rata-rata sebesar 12,6 kilogram per kapita per tahun. Angka ini terus tumbuh seiring dengan program pemerintah untuk fokus pembangunan desa sehingga angka ini akan terus bertumbuh.
"Target laba kita harapkan bisa tumbuh 20%, bisa naik ke angka lebih dari Rp 3 triliun," kata Tjiu..
Tahun ini perusahaan untuk pertama kalinya melakukan ekspor ayam ke Jepang, setelah sebelumnya ekspor dilakukan terlebih dahulu ke Papua Nugini. Meski demikian, Tjiu menilai ekspor ini hanya memberikan konstribusi sangat kecil pada pendapatan perusahan.
Setelah Jepang, perusahaa mengakui juga tengah membidik pasar ekspor ke Timur Tengah dalam waktu dekat. Pasar Timur Tengah dianggap prospektif mengingat tingkat kebutuhan makanan halal di wilayah tersebut cukup tinggi.
Tambah dua pabrik
Sementara itu, perusahaan di tahun ini juga berencana untuk menambah dua pabrik baru di wilayah Jawa Tengah dan Sumatera. Dua pabrik ini masing-masing akan memiliki kapasitas produksi 60 ribu ton dan 30 ribu ton per tahun, ditargetkan keduanya akan beroperasi penuh pada akhir 2019 mendatang.
Untuk pembangunan pabrik tersebut perusahaan akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,04 triliun atau 40% dari total belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini yang sebesar Rp 2,6 triliun.
Investasi lainnya akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas perkebunan untuk mendukung produksi di pabrik perusahaan, jumlah ini akan memakan dana sebesar 35% dari total capex tahun ini.
Selain itu, perusahaan juag akan melakukan penambahan kapasitas produksi untuk lini bisnis food and beverages dan menambah varian produk. Untuk itu perusahaan akan mengguankan 15% dari total capex. Sementara sisanya sebesar 10% dari capex akan digunakan untuk keperluan maintenance peralatan.
(roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
Pemegang saham nantinya akan menerima sebesar Rp 56 per saham. Jika menggunakan asumsi harga penutupan perdagangan saham CPIN sore ini yang sebesar Rp 3.360 per saham, maka dividen yield perusahaan adalah sebesar 1,66%.
Tahun lalu perusahaan mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,49 triliun, naik 12,48% dari laba bersih perusahaan 2016 yang sebesar Rp 2,22 triliun. Sementara, pendapatan perusahaan di tahun lalu juga ikut naik sebesar 29,04% menjadi Rp 49,36 triliun dari Rp 38,25 trilun di akhir 2016.
Ekspor ayam ke Jepang
Tahun ini, CPIN menargetkan pendapatan tumbuh 22%. Artinya perusahaan menargetkan pendapatannya bisa tumbuh menjadi Rp 55,29 triliun.
Tjiu Thomas Effendy mengatakan prospek bisnis perusahan ke depannya masih sangat bagus mengingat konsumsi ayam nasional rata-rata sebesar 12,6 kilogram per kapita per tahun. Angka ini terus tumbuh seiring dengan program pemerintah untuk fokus pembangunan desa sehingga angka ini akan terus bertumbuh.
"Target laba kita harapkan bisa tumbuh 20%, bisa naik ke angka lebih dari Rp 3 triliun," kata Tjiu..
Tahun ini perusahaan untuk pertama kalinya melakukan ekspor ayam ke Jepang, setelah sebelumnya ekspor dilakukan terlebih dahulu ke Papua Nugini. Meski demikian, Tjiu menilai ekspor ini hanya memberikan konstribusi sangat kecil pada pendapatan perusahan.
Setelah Jepang, perusahaa mengakui juga tengah membidik pasar ekspor ke Timur Tengah dalam waktu dekat. Pasar Timur Tengah dianggap prospektif mengingat tingkat kebutuhan makanan halal di wilayah tersebut cukup tinggi.
Tambah dua pabrik
Sementara itu, perusahaan di tahun ini juga berencana untuk menambah dua pabrik baru di wilayah Jawa Tengah dan Sumatera. Dua pabrik ini masing-masing akan memiliki kapasitas produksi 60 ribu ton dan 30 ribu ton per tahun, ditargetkan keduanya akan beroperasi penuh pada akhir 2019 mendatang.
Untuk pembangunan pabrik tersebut perusahaan akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,04 triliun atau 40% dari total belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini yang sebesar Rp 2,6 triliun.
Investasi lainnya akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas perkebunan untuk mendukung produksi di pabrik perusahaan, jumlah ini akan memakan dana sebesar 35% dari total capex tahun ini.
Selain itu, perusahaan juag akan melakukan penambahan kapasitas produksi untuk lini bisnis food and beverages dan menambah varian produk. Untuk itu perusahaan akan mengguankan 15% dari total capex. Sementara sisanya sebesar 10% dari capex akan digunakan untuk keperluan maintenance peralatan.
(roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular