
Produk Perbankan Tetap Jadi Pilihan Masyarakat
Gita Rossiana, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2018 10:41

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â - Menabung di perbankan dinilai masih akan menjadi pilihan investasi masyarakat. Kendati, saat ini sudah banyak bermunculan instrumen investasi baru.
(dob) Next Article LPS: Uang Nasabah Kaya di Bank Turun karena Persiapan Lebaran
Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Samsu Adi Nugroho menjelaskan, masyarakat masih banyak yang suka menabung di bank karena prosesnya yang lebih mudah dan tidak terlalu membutuhkan pengetahuan khusus.
"Serta hasil atau nilainya tidak berfluktuasi (tetap),"ujar dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (5/7/2018).
Kendati demikian, menurut Samsu, bank tetap harus menarik masyarakat agar tetap mau menabung ke bank. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan pelayanan, seperti waktu antri yang tidak begitu lama dan akses yang mudah.
Peningkatan suku bunga simpanan dinilai juga bisa menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank. Hal ini seperti diungkapkan oleh Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja yang meyakini simpanan nasabah akan kembali ke bank apabila bank menaikkan suku bunga simpanan.
Begitu juga dengan Presiden Direktur PT. Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja. Dia menjelaskan, investor memang tidak akan secara langsung mengalihkan dananya ke instrumen perbankan, apabila suku bunga simpanan naik. Namun, hal tersebut akan menjadi pertimbangan.
"Tapi akan jadi pertimbangan juga, apalagi kalau investasi non produk perbankannya secara return terpengaruh kondisi pasar,"ujar dia.
Secara total, LPS menunjukkan, simpanan nasabah di perbankan memang masih mengalami peningkatan 0,18% (month on month/MoM) pada Mei 2018 ke angka Rp 5.414,85 triliun, dari Rp 5.404,98 triliun pada April 2018.
Nasabah Kaya
Namun memang untuk nasabah kaya mengalami penurunan. Data LPS menunjukkan, jumlah rekening nasabah dengan simpanan di atas Rp 2 miliar berkurang 1.009 rekening hanya dalam satu bulan. Pada Mei 2018, jumlah rekening nasabah kaya mencapai 247.846 akun, sementara bulan sebelumnya masih 248.855 akun.
Sejalan dengan itu, jumlah nominal simpanan nasabah dengan saldo di atas Rp 2 miliar pada Mei 2018 turun Rp 31,57 triliun dari Rp 3.082,6 triliun pada April menjadi Rp 3.051,04 triliun.
Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, nasabah besar kemungkinan menempatkan dananya di surat berharga negara atau surat utang korporasi. Hal inilah yang menyebabkan simpanan nasabah kaya di perbankan menurun.
Pernyataan ini sejalan dengan peningkatan nominal dan porsi kepemilikan dari sejumlah perusahaan pada surat berharga negara (SBN) selama Mei 2018. Pada bulan tersebut dana pensiun menambah portofolio SBN senilai Rp 4,98 triliun menjadi Rp 216,61 triliun.
Namun hal tersebut bukan disebabkan oleh satu hal saja, menurut Hariyono, bank juga menyesuaikan pertumbuhan dana dengan penyaluran kredit. Artinya, bank tidak akan menghimpun dana terlalu banyak apabila tidak bisa disalurkan ke kredit.
Terlepas dari dimanakah nasabah kaya menempatkan dananya, hal yang dilakukan oleh nasabah kaya tersebut tetaplah menabung. Menabung dalam instrumen berbeda.
"Serta hasil atau nilainya tidak berfluktuasi (tetap),"ujar dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (5/7/2018).
Peningkatan suku bunga simpanan dinilai juga bisa menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank. Hal ini seperti diungkapkan oleh Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja yang meyakini simpanan nasabah akan kembali ke bank apabila bank menaikkan suku bunga simpanan.
Begitu juga dengan Presiden Direktur PT. Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja. Dia menjelaskan, investor memang tidak akan secara langsung mengalihkan dananya ke instrumen perbankan, apabila suku bunga simpanan naik. Namun, hal tersebut akan menjadi pertimbangan.
"Tapi akan jadi pertimbangan juga, apalagi kalau investasi non produk perbankannya secara return terpengaruh kondisi pasar,"ujar dia.
Secara total, LPS menunjukkan, simpanan nasabah di perbankan memang masih mengalami peningkatan 0,18% (month on month/MoM) pada Mei 2018 ke angka Rp 5.414,85 triliun, dari Rp 5.404,98 triliun pada April 2018.
Nasabah Kaya
Namun memang untuk nasabah kaya mengalami penurunan. Data LPS menunjukkan, jumlah rekening nasabah dengan simpanan di atas Rp 2 miliar berkurang 1.009 rekening hanya dalam satu bulan. Pada Mei 2018, jumlah rekening nasabah kaya mencapai 247.846 akun, sementara bulan sebelumnya masih 248.855 akun.
Sejalan dengan itu, jumlah nominal simpanan nasabah dengan saldo di atas Rp 2 miliar pada Mei 2018 turun Rp 31,57 triliun dari Rp 3.082,6 triliun pada April menjadi Rp 3.051,04 triliun.
Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, nasabah besar kemungkinan menempatkan dananya di surat berharga negara atau surat utang korporasi. Hal inilah yang menyebabkan simpanan nasabah kaya di perbankan menurun.
Pernyataan ini sejalan dengan peningkatan nominal dan porsi kepemilikan dari sejumlah perusahaan pada surat berharga negara (SBN) selama Mei 2018. Pada bulan tersebut dana pensiun menambah portofolio SBN senilai Rp 4,98 triliun menjadi Rp 216,61 triliun.
Namun hal tersebut bukan disebabkan oleh satu hal saja, menurut Hariyono, bank juga menyesuaikan pertumbuhan dana dengan penyaluran kredit. Artinya, bank tidak akan menghimpun dana terlalu banyak apabila tidak bisa disalurkan ke kredit.
Terlepas dari dimanakah nasabah kaya menempatkan dananya, hal yang dilakukan oleh nasabah kaya tersebut tetaplah menabung. Menabung dalam instrumen berbeda.
(dob) Next Article LPS: Uang Nasabah Kaya di Bank Turun karena Persiapan Lebaran
Most Popular