²©²ÊÍøÕ¾

AS Naikkan Bea Masuk Poultry, Bagaimana Nasib JPFA Dkk?

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
07 August 2018 15:53
Bagaimana nasib emiten-emiten poultry jika AS jadi menaikkan bea masuk bagi produk-produk poultry asal Indonesia?
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produk-produk poultry atau unggas asal Indonesia kini sedang disasar oleh AS. Melansir Bloomberg, saat ini AS sedang mengurus perizinan kepada World Trade Organization (WTO) untuk menaikkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Indonesia senilai US$ 350 juta, termasuk produk-produk poultry.

Langkah ini diambil AS, lantaran Indonesia dianggap gagal menaati perintah dari WTO untuk menghapus sejumlah restriksi bagi impor produk-produk agrikultur asal AS. Tenggat waktu bagi Indonesia untuk mematuhi perintah WTO tersebut adalah pada 22 Juli silam.

Di sisi lain, harga saham emiten-emiten poultry justru melonjak naik pada perdagangan hari ini, seiring dengan kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018: PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) naik 21,3%, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) naik 9,9%, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 4,3%.

Lantas, bagaimana nasib ketiga emiten tersebut jika AS jadi menaikkan bea masuk bagi produk-produk poultry asal Indonesia?

Mengutip laporan keuangan masing-masing emiten tahun 2017, ketiganya kompak melakukan kegiatan usaha ekspor. Namun, hanya 1 emiten yakni JPFA yang menyebut AS sebagai negara tujuan ekspornya, walaupun tak merinci seberapa besar nilai ekspor ke Negeri Paman Sam. Dalam materi presentasi yang diperoleh dari halaman resmi perusahaan, hal tersebut juga tak dirinci.

Dengan melihat fakta tersebut, seharusnya JPFA menjadi emiten yang memiliki eksposur terbesar terhadap kebijakan AS ketimbang dua emiten lainnya.

Bisa Lanjutkan Tren Positif
Lantas, MAIN dan CPIN berpotensi melanjutkan tren positif yang sudah dicatatkan sepanjang semester-I 2018, begitu pula dengan JPFA, jika ternyata nilai ekspor ke AS tak besar.

Sepanjang semester-I 2018, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 13,6%, 18,2%, dan 2,7% YoY. Namun, laba bersih ketiganya meroket masing-masing sebesar 349,7%, 146,2%, dan 59,7% YoY.

Sebelumnya pada tahun 2017, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 3,7%, 9,4%, dan 29%. Namun, laba bersih MAIN dan JPFA justru turun masing-masing sebesar 83,1% dan 51,7%. Sementara itu, laba bersih CPIN masih bisa naik walaupun tak sebesar kenaikan penjualan, yakni sebesar 12,5%.

Terlebih, konsumsi masyarakat Indonesia nampaknya masih bisa didorong untuk tumbuh di kisaran 5% pada 2 kuartal terakhir tahun ini, seiring dengan adanya momen-momen pendongkrak konsumsi yakni Asian Games yang dimulai pada bulan ini dan hari raya Natal pada akhir tahun.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/wed) Next Article Saham MAIN, JPFA dan CPIN Melesat, Begini Fundamentalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular