²©²ÊÍøÕ¾

Sanksi AS Tak Berpengaruh, Saham MAIN, JPFA & CPIN Terus Naik

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
09 August 2018 10:36
Saham-saham emiten poultry masih bergerak naik pada perdagangan hari ini.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham emiten poultry masih bergerak naik pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, harga saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) naik 2,31%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 0,81%, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) naik 0,45%.

Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir ketiga saham tersebut telah membukukan kenaikan harga yang signifikan. Kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018 menjadi pemicu investor memborong ketiga saham tersebut.

Berdasarkan riset Panin Sekuritas, harga DOC dan broiler naik pada Juli 2018, baik secara bulanan maupun tahunan. Harga DOC mencapai Rp 5.531/kg atau naik 4,4% secara bulanan dan 44,9% secara tahunan. Harga DOC lantas berada dalam level tertinggi sepanjang 2018.

Sementara itu, harga broiler di Juli 2018 mencapai Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan, harga broiler naik hingga 37,8%.

Di sisi lain, sanski dari AS yang mengintai tak mempengaruhi pergerakan harga saham ketiga emiten tersebut. Seperti yang diketahui sebelumnya, produk-produk poultry asal Indonesia kini sedang disasar oleh AS. Negeri Paman Sam tengah mengurus perizinan kepada World Trade Organization (WTO) untuk menaikkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Indonesia senilai US$ 350 juta, termasuk produk-produk poultry.

Langkah ini diambil AS lantaran Indonesia dianggap gagal menaati perintah dari WTO untuk menghapus sejumlah restriksi bagi impor produk-produk agrikultur asal AS. Tenggat waktu bagi Indonesia untuk mematuhi perintah WTO tersebut adalah pada 22 Juli silam.

Tak Berpengaruh Banyak
Memang, sanksi dari AS tersebut tak akan banyak mempengaruhi kinerja perusahaan. Mengutip laporan keuangan masing-masing emiten tahun 2017, ketiganya kompak melakukan kegiatan usaha ekspor. Namun, hanya 1 emiten yakni JPFA yang menyebut AS sebagai negara tujuan ekspornya, walaupun tak merinci seberapa besar nilai ekspor ke Negeri Paman Sam. Dalam materi presentasi yang diperoleh dari halaman resmi perusahaan, hal tersebut juga tak dirinci.

Dengan melihat fakta tersebut, seharusnya JPFA menjadi emiten yang memiliki eksposur terbesar terhadap kebijakan AS.

Lantas, MAIN dan CPIN berpotensi melanjutkan tren positif yang sudah dicatatkan sepanjang semester-I 2018, begitu pula dengan JPFA, jika ternyata nilai ekspor ke AS tak besar.

Terlebih, konsumsi masyarakat Indonesia nampaknya masih bisa didorong untuk tumbuh di kisaran 5% pada dua kuartal terakhir tahun ini, seiring dengan adanya momen-momen pendongkrak konsumsi yakni Asian Games yang dimulai pada bulan ini dan hari raya Natal pada akhir tahun.

Sepanjang semester-I 2018, laba bersih MAIN, JPFA, dan CPIN meroket masing-masing sebesar 349,7%, 146,2%, dan 59,7% YoY.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/wed) Next Article Saham MAIN, JPFA dan CPIN Melesat, Begini Fundamentalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular