²©²ÊÍøÕ¾

Selisih Yield dengan US Treasury 500 bps, Harga SBN Murah

Irvin Avriano A., ²©²ÊÍøÕ¾
13 August 2018 18:46
Selisih imbal hasil (spread) antara obligasi pemerintah AS (US Treasury) dan surat utang pemerintah (SBN) menembus level psikologis 500 basis poin (bps).
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga obligasi pemerintah amblas karena terhimpit sentimen negatif data neraca perdagangan dan defisit neraca Indonesia serta krisis Turki. Selisih imbal hasil (spread) antara obligasi pemerintah AS (US Treasury) dan surat utang pemerintah (SBN) menembus level psikologis 500 basis poin (bps).

Merujuk data Reuters, koreksi harga surat berharga negara (SBN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus melambungkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Keempat seri itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Yield yang paling naik adalah seri acuan 15 tahun dan 10 tahun, masing-masing 25 bps dan 22 bps menjadi 8,23% dan 7,9%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Dua seri lain adalah acuan 5 tahun dan 20 tahun masing-masing 19 bps dan 5 bps menjadi 7,72% dan 8,16%. Koreksi pasar obligasi hari ini yang ditambah kenaikan harga obligasi di AS telah membuat spread US Treasury dengan SBN tenor 10 tahun menembus 500 bps, tepatnya 503 bps.

Yield US Treasury 10 tahun mencapai 2,86% dan berselisih 5,03% dengan SBN tenor 10 tahun 7,9%. Spread yang melebar hingga 500 bps merupakan yang tertinggi sejak 2 Maret 2017. 

Spread yang melebar, ditambah faktor turunnya yield US Treasury, membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya. 

Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menilai spread yang sudah melebar itu membuat yield Indonesia menarik di mata investor asing, tetapi saat ini investor masih menunggu stabilisasi rupiah. "Kemungkinan mereka menunggu rupiah tenang dulu, baru masuk," ujarnya saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (13/08/2018). 

Melihat kondisi yield seri 15 tahun yang di atas seri 20 tahun, Made menilai hal itu mencerminkan minat investor asing lebih pada tenor panjang dibanding tenor menengah, yang merupakan sebuah anomali. 

Menurut dia, hal itu dapat mencerminkan investor yang lebih banyak melepas seri 15 tahun dan menahan 20 tahun sehingga harga yang lebih turun adalah seri 15 tahun. Kemungkinan, lanjutnya, investor lebih enggan melepas seri 20 tahun karena pasokan seri tersebut lebih sulit didapatkan di pasar. 

Permintaan Lelang Diprediksi Tak Ramai
Selain itu, menghadapi lelang rutin besok, Made memprediksi minat investor tidak akan sebaik sebelumnya karena masih adanya tekanan di domestik dan global. Dia menilai seri yang akan menerima lebih banyak minat dari peserta lelang besok adalah seri surat perbendaharaan negara (SPN) dan SBN seri FR0063 yang bertenor 5 tahun. 

Besok, lelang akan digelar Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu pada dua seri SPN. SPN adalah SBN bertenor pendek, bertenor di bawah 1 tahun. 

Seri lain adalah seri acuan dari seluruh pasar obligasi pemerintah. Keempatnya adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun , FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.

Pemerintah menargetkan target penerbitan Rp 10 triliun-Rp 20 triliun. Koreksi pasar obligasi terjadi bersamaan dengan harga saham dan nilai rupiah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,55% menjadi 5.861, sedangkan mata uang garuda turun 141 poin (0,97%) menjadi Rp 14.635 per dolar AS. Melemahnya pasar investasi Indonesia dan dunia saat ini terpengaruh sentimen negatif kondisi global, terutama di Turki.

Di tingkat global, kekhawatiran investor lebih besar pada kemungkinan kondisi jatuhnya perekonomian Turki akan menular ke tingkat Uni Eropa dan sudah sedikit terefleksikan dari mata uang dunia yang turun. "Pengaruh langsung dari Turki kemungkinan kecil, tetapi yang lebih dikhawatirkan adalah kaitan Indonesia dengan Uni Eropa dan dunia," tambah Made. 

Yield Obligasi Negara Acuan 13 Aug 2018
SeriBenchmarkYield 10 Aug 2018 (%) Yield 13 Aug 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR00635 tahun7.5357.72519.00
FR006410 tahun7.6767.90522.90
FR006515 tahun7.9778.23125.40
FR007520 tahun8.1088.1615.30


TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(hps/hps) Next Article Pasar Obligasi Pemerintah Stagnan, Saat Rupiah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular