
Pertumbuhan Global Melambat, Wall Street Ditutup Bervariasi
Roy Franedya, ²©²ÊÍøÕ¾
09 October 2018 06:06

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Untung pada perdagangan Senin (8/10/2018) merupakan hari Columbus sehingga pasar obligasi Amerika Serikat (AS) ditutup sehingga tidak memberikan tekanan yang besar pada bursa saham Wall Steet yang ditutup bervariasi.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,15% (39,73 poin) menjadi 26.486,78. S&P 500 kehilangan 0,04% (1,14 poin) menjadi 2.884,43 dan Nasdaq Composite koreksi 0,67% (52,50 poin), menjadi 7,735.95.
Yield obligasi tenor 10 tahun AS memang menjadi pemberat bursa AS. Yield obligasi ini kemarin sudah menyentuh 3,24% dan menjadi yield tertinggi sejak 2011 karena data pengangguran dan lapangan kerja AS yang kinclong. Kenaikan yield ini akan membuat investor beralih dari pasar saham ke pasar obligasi.
Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pertumbuhan ekonomi global. Data AS yang kinclong diprediksi akan berdampak percepatan kenaikan suku bunga acuan AS yang diikuti dengan naikan suku bunga acuan di negara-negara lain yang menekan pertumbuhan ekonomi global.
Kekhawatiran ini banyak melanda tim investor sektor teknologi. Saham sektor teknologi AS anjlok 1,18%. Kejatuhan saham sektor teknologi ini membebani Nasdaq composite yang mengalami koreksi selama tiga hari berturut-turut.
"Pergerakan saham sangat sensitif terhadap ekspektasi pertumbuhan global," kata Chad Morganlander, manajer portofolio senior di Washington Crossing Advisors di Florham Park, New Jersey. "Setiap kali Anda melihat kekhawatiran tentang itu, Anda akan melihat pembalikan dari perdagangan itu."
Kebijakan Bank Sentral China menjadikan pertumbuhan ekonomi global menjadi tanda tanya. Bank sentral China baru saja mengumumkan kebijakan pemotongan setoran giro wajib minimum (GWM)Â sebagai untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar demi membiayai perekonomian yang sedang lesu.
Kebijakan ini ternyata berdampak luas. Nilai tukar yuan mengalami pelemahan dan bursa China didera aksi jual padahal baru saja dibuka kembali setelah libur selama sepekan.
indeks Shanghai-Shenzhen CSI 300 turun lebih dari 4% untuk kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir. Untuk tahun ini, indeks China ini telah turun sekitar 18 persen.
(roy/roy) Next Article Happy Ending! Wall Street Positif Setelah Pekan 'Kacau Balau'
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,15% (39,73 poin) menjadi 26.486,78. S&P 500 kehilangan 0,04% (1,14 poin) menjadi 2.884,43 dan Nasdaq Composite koreksi 0,67% (52,50 poin), menjadi 7,735.95.
Kekhawatiran ini banyak melanda tim investor sektor teknologi. Saham sektor teknologi AS anjlok 1,18%. Kejatuhan saham sektor teknologi ini membebani Nasdaq composite yang mengalami koreksi selama tiga hari berturut-turut.
"Pergerakan saham sangat sensitif terhadap ekspektasi pertumbuhan global," kata Chad Morganlander, manajer portofolio senior di Washington Crossing Advisors di Florham Park, New Jersey. "Setiap kali Anda melihat kekhawatiran tentang itu, Anda akan melihat pembalikan dari perdagangan itu."
Kebijakan Bank Sentral China menjadikan pertumbuhan ekonomi global menjadi tanda tanya. Bank sentral China baru saja mengumumkan kebijakan pemotongan setoran giro wajib minimum (GWM)Â sebagai untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar demi membiayai perekonomian yang sedang lesu.
Kebijakan ini ternyata berdampak luas. Nilai tukar yuan mengalami pelemahan dan bursa China didera aksi jual padahal baru saja dibuka kembali setelah libur selama sepekan.
indeks Shanghai-Shenzhen CSI 300 turun lebih dari 4% untuk kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir. Untuk tahun ini, indeks China ini telah turun sekitar 18 persen.
(roy/roy) Next Article Happy Ending! Wall Street Positif Setelah Pekan 'Kacau Balau'
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular