
3 Bulan Terakhir LPKR Jual Aset, Apa Alasannya?
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
11 January 2019 16:24

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sudah tiga kali melakukan divestasi aset perusahaan sejak kuartal ketiga tahun lalu guna memperbaiki kondisi likuiditasnya saat ini.
²©²ÊÍøÕ¾ mencatat, dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, emiten Lippo Group tersebut melakukan tiga kali pelepasan aset dan mengantongi dana sekitar Rp 2,46 triliun.
Aksi pertama dilakukan pada Oktober 2018 ketika mereka menjual saham Bowsprit Capital Corporation Limited, dan aksi kedua menjual unit First Real Estate Investment Trust (First REIT) Bridwater International Limited.
Perusahaan memperoleh dana segar sebesar SG$ 99 juta atau sekitar Rp 1,07 triliun (asumsi kurs Rp 10.880/SG$). Penjualan saham itu dilakukan kepada OUE Limited (OUE) sebesar 60% dan OUE Lippo Healthcare Limited (OUELH) dengan jumlah divestasi 40%.
Untuk REIT, perusahaan menjual dan mengalihkan sebanyak 83,59 juta unit REIT tersebut kepada OLH Healthcare Investment Pte. Ltd. Transaksi ini menghasilkan nilai sebesar SG$ 103 juta (Rp 1,12 triliun).
REIT adalah Real Estate Investment Trust atau di Indonesia dikenal dengan Dana Investasi Real Estat (DIRE), semacam reksa dana yang unit penyertaannya merupakan aset properti. Unit REIT milik Lippo diperjualbelikan di Singapore Stock Exchange (SGX) dengan harga unit fluktuatif mengukuti mekanisme pasar.
Presiden Direktur Lippo Karawaci dalam siaran persnya mengatakan pihaknya mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di SGX yakni First REIT dan Lippo Malls Indonesia Retails Trust.
Tak berhenti di situ, aksi ketiga dilakukan lagi pada 10 Januari 2019. LPKRÂ akhirnya menandatangani perjanjanjian pengikatan pembelian saham atau conditional share purchase agreement (PPPS) untuk menjual kepemilikan anak usaha tidak langsungnya, PT Waluya Graha Loka, yang mengelola aset Rumah Sakit di Myanmar.
Jika sesuai dengan rencana maka LPKRÂ akan memperoleh dana senilai US$ 19,50 juta atau sekitar Rp 274,95 miliar (asumsi kurs Rp 14.100 /dolar AS).
Kedua aksi ini dilakukan perusahaan untuk memperkuat kondisi likuiditasnya saat ini. Pasalnya, dua lembaga rating internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service menyoroti kondisi keuangan LPKR.
Moody's tengah meninjau kembali rating dan kemungkinan akan menurunkan peringkat perusahaan dari saat ini, B1. Alasannya, likuiditas perseroan termasuk arus kas perusahaan akan melemah dalam 12 bulan ke depan disebabkan oleh utang jangka pendek sebesar Rp 1,33 triliun.
Selain itu, Moody's juga menyoroti adanya risiko refinancing LPKR. Adapun Fitch Ratings menyebutkan bahwa arus kas operasional perseroan akan negatif menyusul eksekusi pra-penjualan (marketing sales) yang berisiko tinggi di kemudian hari.
Lembaga ini juga menyebutkan bahwa kondisi tersebut akan mengarah pada adanya risiko default atas obligasi tanpa jaminan yang dikeluarkan perseroan senilai US$ 410 juta dan jatuh tempo pada 2022 mendatang.
(tas) Next Article Anak Usaha Lippo Jual Gedung Kantor Mewah di AS, Ada Apa?
²©²ÊÍøÕ¾ mencatat, dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, emiten Lippo Group tersebut melakukan tiga kali pelepasan aset dan mengantongi dana sekitar Rp 2,46 triliun.
Aksi pertama dilakukan pada Oktober 2018 ketika mereka menjual saham Bowsprit Capital Corporation Limited, dan aksi kedua menjual unit First Real Estate Investment Trust (First REIT) Bridwater International Limited.
Perusahaan memperoleh dana segar sebesar SG$ 99 juta atau sekitar Rp 1,07 triliun (asumsi kurs Rp 10.880/SG$). Penjualan saham itu dilakukan kepada OUE Limited (OUE) sebesar 60% dan OUE Lippo Healthcare Limited (OUELH) dengan jumlah divestasi 40%.
Untuk REIT, perusahaan menjual dan mengalihkan sebanyak 83,59 juta unit REIT tersebut kepada OLH Healthcare Investment Pte. Ltd. Transaksi ini menghasilkan nilai sebesar SG$ 103 juta (Rp 1,12 triliun).
REIT adalah Real Estate Investment Trust atau di Indonesia dikenal dengan Dana Investasi Real Estat (DIRE), semacam reksa dana yang unit penyertaannya merupakan aset properti. Unit REIT milik Lippo diperjualbelikan di Singapore Stock Exchange (SGX) dengan harga unit fluktuatif mengukuti mekanisme pasar.
Presiden Direktur Lippo Karawaci dalam siaran persnya mengatakan pihaknya mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di SGX yakni First REIT dan Lippo Malls Indonesia Retails Trust.
Tak berhenti di situ, aksi ketiga dilakukan lagi pada 10 Januari 2019. LPKRÂ akhirnya menandatangani perjanjanjian pengikatan pembelian saham atau conditional share purchase agreement (PPPS) untuk menjual kepemilikan anak usaha tidak langsungnya, PT Waluya Graha Loka, yang mengelola aset Rumah Sakit di Myanmar.
Jika sesuai dengan rencana maka LPKRÂ akan memperoleh dana senilai US$ 19,50 juta atau sekitar Rp 274,95 miliar (asumsi kurs Rp 14.100 /dolar AS).
Kedua aksi ini dilakukan perusahaan untuk memperkuat kondisi likuiditasnya saat ini. Pasalnya, dua lembaga rating internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service menyoroti kondisi keuangan LPKR.
Moody's tengah meninjau kembali rating dan kemungkinan akan menurunkan peringkat perusahaan dari saat ini, B1. Alasannya, likuiditas perseroan termasuk arus kas perusahaan akan melemah dalam 12 bulan ke depan disebabkan oleh utang jangka pendek sebesar Rp 1,33 triliun.
Selain itu, Moody's juga menyoroti adanya risiko refinancing LPKR. Adapun Fitch Ratings menyebutkan bahwa arus kas operasional perseroan akan negatif menyusul eksekusi pra-penjualan (marketing sales) yang berisiko tinggi di kemudian hari.
Lembaga ini juga menyebutkan bahwa kondisi tersebut akan mengarah pada adanya risiko default atas obligasi tanpa jaminan yang dikeluarkan perseroan senilai US$ 410 juta dan jatuh tempo pada 2022 mendatang.
(tas) Next Article Anak Usaha Lippo Jual Gedung Kantor Mewah di AS, Ada Apa?
Most Popular