
Melemah 0,58%, Sektor Jasa Keuangan Jadi Momok Bagi IHSG
Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
22 January 2019 11:25

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dibuka naik tipis 0,03%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini justru terjebak di zona merah. Pada pukul 11:21 WIB, IHSG melemah 0,34% ke level 6.428,89.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,43%, indeks Shanghai turun 0,73%, indeks Hang Seng turun 0,91%, indeks Strait Times turun 0,27%, dan indeks Kospi turun 0,61%.
Sektor jasa keuangan yang melemah 0,58% menjadi kontributor utama bagi pelemahan IHSG. Koreksi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,62%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,79%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,64%.
Pelaku pasar memilih merealisasikan keuntungan yang sudah mereka dapatkan sepanjang pekan lalu. Sepanjang minggu lalu, indeks sektor jasa keuangan telah melejit sebesar 2,49%. Sektor jasa keuangan melejit kala rupiah melemah 0,92% di hadapan dolar AS. Pelemahan rupiah seharusnya membuat saham-saham bank BUKU 4 dilepas lantaran ada potensi meningkatnya rasio kredit bermasalah/non-performing loan (NPL).
Pelaku pasar mengoleksi saham-saham bank BUKU 4 sebagai wujud apresiasi dari damai dagang AS-China yang kian nyata. Pekan lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.
Pada hari ini, sejatinya rupiah membukukan penguatan sebesar 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.190/dolar AS. Namun, tekanan bagi saham-saham bank BUKU 4 datang dari keputusan Internasional Monetary Fund (IMF) untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7%.
Perlambatan ekonomi di zona euro menjadi menjadi salah satu faktor utama dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Pada tahun ini, perekonomian zona euro diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 1,6%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Perlambatan ekonomi dunia tentu akan membuat aktivitas ekonomi di tanah air ikut melambat. Pada akhirnya, penyaluran kredit perbankan akan mendapatkan tekanan dan mempengaruhi profitabilitasnya secara negatif.
Investor asing terpantau gencar melakukan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4. BMRI dijual bersih senilai Rp 96,6 miliar, terbesar dibandingkan jual bersih pada saham-saham lainnya. Sementara itu, BBRI dijual bersih senilai Rp 47,5 miliar.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dihantui Risiko Global, Begini Kondisi Pasar Keuangan RI
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,43%, indeks Shanghai turun 0,73%, indeks Hang Seng turun 0,91%, indeks Strait Times turun 0,27%, dan indeks Kospi turun 0,61%.
Sektor jasa keuangan yang melemah 0,58% menjadi kontributor utama bagi pelemahan IHSG. Koreksi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,62%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,79%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,64%.
Pelaku pasar mengoleksi saham-saham bank BUKU 4 sebagai wujud apresiasi dari damai dagang AS-China yang kian nyata. Pekan lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.
Pada hari ini, sejatinya rupiah membukukan penguatan sebesar 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.190/dolar AS. Namun, tekanan bagi saham-saham bank BUKU 4 datang dari keputusan Internasional Monetary Fund (IMF) untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7%.
Perlambatan ekonomi di zona euro menjadi menjadi salah satu faktor utama dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Pada tahun ini, perekonomian zona euro diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 1,6%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Perlambatan ekonomi dunia tentu akan membuat aktivitas ekonomi di tanah air ikut melambat. Pada akhirnya, penyaluran kredit perbankan akan mendapatkan tekanan dan mempengaruhi profitabilitasnya secara negatif.
Investor asing terpantau gencar melakukan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4. BMRI dijual bersih senilai Rp 96,6 miliar, terbesar dibandingkan jual bersih pada saham-saham lainnya. Sementara itu, BBRI dijual bersih senilai Rp 47,5 miliar.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dihantui Risiko Global, Begini Kondisi Pasar Keuangan RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular