²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan lebih stabil di 2019. Walaupun masih terlalu murah atau undervalue.

"Nilai tukar akan bergerak stabil, tapi rupiah masih undervalue," kata Perry di dalam acara ²©²ÊÍøÕ¾ Economic Outlook 2019 di Hotel Westin, Jakarta, (28/2/2019).

Dijelaskan Perry, ada beberapa faktor yang membuat nilai rupiah bisa stabil. Pertama, aliran modal asing yang cukup deras.

"Triwulan IV aliran modal masuk US$ 15 miliar, tahun ini hampir Rp 45 triliun aliran modal asing masuk ke dalam SBN [surat berharga negara], dan saham tiga kali total aliran modal masuk," ungkap Perry.

Baca: Gubernur BI: Optimis, Optimis, dan Optimis!

Kemudian, Perry mengatakan, tahun ini bank sentral AS kemungkinannya akan menaikkan suku bunga hanya satu kali. "Dari stabilitas nilai tukar fundamental kita akan lebih baik dan faktor pendalaman seperti pasar valas juga berkembang," ungkap Perry.

Sementara dari sisi pertumbuhan kredit, Perry menjelaskan kredit diperkirakan akan tumbuh 10-12% dengan DPK atau Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8-10%.

"Dari sisi eksternal, bagaimana kita punya fokus untuk kendalikan defisit transaksi berjalan dan terus menaikkan surplus dari neraca modal karena investasi masih negatif," tutur Perry.

Perry Warjiyo menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang digelar ²©²ÊÍøÕ¾ bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti. Acara ini dimoderatori langsung oleh Chairman CT Corp Chairul Tanjung.

(dru/tas) Next Article JK: Ongkos MRT Sepadan dengan Hasilnya