
Indonesian Tobacco IPO, Harga Penawaran Rp 180-230/saham
Syahrizal Sidik, ²©²ÊÍøÕ¾
28 May 2019 13:31

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan produsen tembakau, PT Indonesian Tobacco Tbk siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BE) dengan menerbitkan saham perdana atau initial public offering (IPO).
Perseroan akan menawarkan 274,06 juta atau setara 29,13% saham kepada publik dalam IPO dan menawarkan harga saham pada kisaran Rp 180 - Rp 230/sahamnya. Dengan demikian target perolehan dana gelaran IPO tersebut Rp 49,33 miliar hingga Rp 63,03 miliar.
Rencananya, perseroan akan menawarkan sahamnya kepada publik mulai Senin (27/5/2019) hingga 31 Mei dalam periode penawaran awal.
Direktur Utama Djonny Saksono mengatakan rencana menjadi perusahaan publik sebetulnya sudah mengemuka sejak tahun 1990-an, namun baru terealisasi pada tahun ini setelah melalui proses yang cukup panjang.
"Kami ingin menerapkan prinsip good corporate governance, sudah saatnya go-public untuk lebih membesarkan perusahaan," kata Djonny Saksono, saat paparan publik di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Dijelaskan Djonny, nantinya dana seluruh hasil IPO akan dipakai perseroan untuk meningkatkan stok bahan baku yaitu pembelian daun tembakau dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat mengingat pasar yang terus tumbuh.
Saham perseroan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 4 Juli mendatang. Dalam penawaran saham tersebut, PT Phillip Sekuritas Indonesia ditetapkan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sebelum penawaran umum, Djonny Saksono juga menjadi pemilik saham perseroan dengan porsi 90,1% dan sisanya milik PT Anugerah Investindo Nusantara 9,9%.
Perusahaan yang didirikan pada 1955 di Malang, Jawa Timur tersebut mencatatkan aset Rp 355,67 miliar per akhir 2018, terbagi menjadi kewajiban Rp 149,66 miliar dan modal Rp 206,01 miliar.
Pada periode yang sama, eksportir tembakau linting tersebut membukukan pendapatan Rp 134,51 miliar dan laba tahun berjalan Rp 8,24 miliar, sehingga memiliki margin laba 6,12%.
Pendapatan perseroan tersebut berasal dari penjualan tembakau linting ke pasar domestik dan pasar ekspor, yaitu ke Singapura, Malaysia, dan Jepang.
Beberapa contoh merk tembakau yang diproduksi perseroan adalah Butterfly, Kuda Terbang, DC 9, Djago Tarung, Mawar Anggrek, Kuda Terbang Merah, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Deer, Roadhouse, Lampion Lilin, Anggur Kupu, Bunga Sakura, Pohon Sagu, Deer, Save, dan Black Bear.
Perseroan akan menawarkan 274,06 juta atau setara 29,13% saham kepada publik dalam IPO dan menawarkan harga saham pada kisaran Rp 180 - Rp 230/sahamnya. Dengan demikian target perolehan dana gelaran IPO tersebut Rp 49,33 miliar hingga Rp 63,03 miliar.
Rencananya, perseroan akan menawarkan sahamnya kepada publik mulai Senin (27/5/2019) hingga 31 Mei dalam periode penawaran awal.
Direktur Utama Djonny Saksono mengatakan rencana menjadi perusahaan publik sebetulnya sudah mengemuka sejak tahun 1990-an, namun baru terealisasi pada tahun ini setelah melalui proses yang cukup panjang.
"Kami ingin menerapkan prinsip good corporate governance, sudah saatnya go-public untuk lebih membesarkan perusahaan," kata Djonny Saksono, saat paparan publik di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Dijelaskan Djonny, nantinya dana seluruh hasil IPO akan dipakai perseroan untuk meningkatkan stok bahan baku yaitu pembelian daun tembakau dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat mengingat pasar yang terus tumbuh.
Saham perseroan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 4 Juli mendatang. Dalam penawaran saham tersebut, PT Phillip Sekuritas Indonesia ditetapkan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sebelum penawaran umum, Djonny Saksono juga menjadi pemilik saham perseroan dengan porsi 90,1% dan sisanya milik PT Anugerah Investindo Nusantara 9,9%.
Perusahaan yang didirikan pada 1955 di Malang, Jawa Timur tersebut mencatatkan aset Rp 355,67 miliar per akhir 2018, terbagi menjadi kewajiban Rp 149,66 miliar dan modal Rp 206,01 miliar.
Pada periode yang sama, eksportir tembakau linting tersebut membukukan pendapatan Rp 134,51 miliar dan laba tahun berjalan Rp 8,24 miliar, sehingga memiliki margin laba 6,12%.
Pendapatan perseroan tersebut berasal dari penjualan tembakau linting ke pasar domestik dan pasar ekspor, yaitu ke Singapura, Malaysia, dan Jepang.
Beberapa contoh merk tembakau yang diproduksi perseroan adalah Butterfly, Kuda Terbang, DC 9, Djago Tarung, Mawar Anggrek, Kuda Terbang Merah, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Deer, Roadhouse, Lampion Lilin, Anggur Kupu, Bunga Sakura, Pohon Sagu, Deer, Save, dan Black Bear.
(tas) Next Article Indonesian Tobacco Siap IPO, Tertarik Beli Sahamnya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular