
Spekulasi Suku Bunga Turun Dorong Aksi Buru Saham BKSL
Yazid Muamar, ²©²ÊÍøÕ¾
11 June 2019 11:54

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT Sentul City Tbk (BKSL) berpotensi mengalami reli kenaikan tiga hari beruntun. Ekspektasi suku penurunan suku bunga diharapkan dapat berpengaruh positif atas bisnis pengembang properti.
Hingga pukul 11.30 WIB, harga saham BKSL naik tajam hingga 4,03% ke level Rp 130/unit saham. Perdagangan di bursa berlangsung cukup semarak atas emiten tersebut dengan volume transaksi tercatat mencapai 153 juta unit saham senilai Rp 19 miliar.
Kinerja saham BKSL sejak awal tahun mengalami kenaikan hingga 18,3%. Kenaikan terbesar terjadi sepanjang bulan ini yang mencapai 20%.
Seperti yang diberitakan Bloomberg, inflasi rendah di kawasan Asia Tenggara memunculkan spekulasi otoritas moneter akan melakukan relaksasi kebijakan alias penurunan suku bunga. Inflasi rendah terjadi hampir di sebagian besar negara di Asia Tenggara.
Hal ini bakal berujung pada penurunan suku bunga acuan. Tentu saja ini akan menjadi kabar positif bagi sektor properti jika memang Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan.
Salah satu kebijakan yang ditempuh kemungkinan yakni penurunan suku bunga acuan. Hal ini akan menjadi angin segar bagi sektor properti dikarenakan lebih dari 70% pembeli properti di Indonesia menggunakan instrumen Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat perang dagang juga menekan perekonomian negara adidaya tersebut, sehingga inflasi sangat rendah atau masih jauh dari target the Fed di angka 2%.
"Kami tidak tahu kapan dan bagaimana masalah ini (perang dagang) bisa diselesaikan. Kami terus memonitor dampak dari perkembangannya terhadap prospek perekonomian AS dan seperti biasanya akan bertindak jika dibutuhkan untuk menjaga ekspansi pasar tenaga kerja dan inflasi mendekati target 2%," papar Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserves/The Fed, mengutip Reuters.
Investor pun membaca salah satu langkah yang bakal ditempuh Bank Sentral yakni menurunkan Fed Fund Rate (FFR) atau tingkat suku bunga acuan. Hal ini berpotensi diikuti BI untuk menurunkan BI 7 Day RR untuk menstimulasi perekonomian di dalam negeri.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(yam/yam) Next Article Sentul City Rights Issue Jumbo Hingga 100 Miliar Saham
Hingga pukul 11.30 WIB, harga saham BKSL naik tajam hingga 4,03% ke level Rp 130/unit saham. Perdagangan di bursa berlangsung cukup semarak atas emiten tersebut dengan volume transaksi tercatat mencapai 153 juta unit saham senilai Rp 19 miliar.
Kinerja saham BKSL sejak awal tahun mengalami kenaikan hingga 18,3%. Kenaikan terbesar terjadi sepanjang bulan ini yang mencapai 20%.
Hal ini bakal berujung pada penurunan suku bunga acuan. Tentu saja ini akan menjadi kabar positif bagi sektor properti jika memang Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan.
Salah satu kebijakan yang ditempuh kemungkinan yakni penurunan suku bunga acuan. Hal ini akan menjadi angin segar bagi sektor properti dikarenakan lebih dari 70% pembeli properti di Indonesia menggunakan instrumen Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat perang dagang juga menekan perekonomian negara adidaya tersebut, sehingga inflasi sangat rendah atau masih jauh dari target the Fed di angka 2%.
"Kami tidak tahu kapan dan bagaimana masalah ini (perang dagang) bisa diselesaikan. Kami terus memonitor dampak dari perkembangannya terhadap prospek perekonomian AS dan seperti biasanya akan bertindak jika dibutuhkan untuk menjaga ekspansi pasar tenaga kerja dan inflasi mendekati target 2%," papar Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserves/The Fed, mengutip Reuters.
Investor pun membaca salah satu langkah yang bakal ditempuh Bank Sentral yakni menurunkan Fed Fund Rate (FFR) atau tingkat suku bunga acuan. Hal ini berpotensi diikuti BI untuk menurunkan BI 7 Day RR untuk menstimulasi perekonomian di dalam negeri.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(yam/yam) Next Article Sentul City Rights Issue Jumbo Hingga 100 Miliar Saham
Most Popular