
2 Emiten Menara Diguyur Pinjaman Hingga Rp 10 T
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
02 October 2019 17:58

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dua perusahaan penyedia menara telekomunikasi terbesar di negara ini, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mendapatkan kucuran dana segar berupa pinjaman. Secara total keduanya memperoleh dana dari krediturnya mencapai Rp 10 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis kedua perusahaan ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh dana ini diberikan oleh pihak kreditor kepada 13 anak usaha dari TBIG dan dua anak usaha dari TOWR.
Jika dielaborasi lebih lanjut, konsorsium kreditor memberikan pinjaman senilai total US$ 375 juta (Rp 5,34 triliun, asumsi kurs saat pinjaman diberikan Rp 14.244/US$). Pinjaman ini diberikan oleh sejumlah bank asing seperti ANZ Banking Group Ltd, CIMB Bank Berhad Singapore Branch, CACIB, DBS Bank Ltd, Mizuho Bank Ltd, OCBC Ltd, HSBC Ltd Singapore Branch dan UOB Ltd.
Bank dalam negeri juga ikut dalam konsorsium ini antara lain PT Bank BNP Paribas Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank DBS Indonesia, PT Bank HSBC Indonesia dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Pinjaman ini akan digunakan oleh anak usahanya untuk kebutuhan investasi sehingga dapat memberikan nilai tambah pendapatan sewa menara telekomunikasi.
Fasilitas ini akan jatuh tempo pada Januari 2025 mendatang dengan tingkat bunga Libor+1,85% per tahun untuk kreditor dalam negeri dan Libor+1,75% untuk kreditor luar negeri.
Adapun 13 anak usaha ini seluruhnya dimiliki oleh Tower Bersama dengan kepemilikan 99% sehingga induk usahanya ini menjamin dengan menerbitkan kebijakan khusus lindung nilai, yakni cross currency swap (CCS), call spread swap (CSS) dan natural hedge.
Sedangkan anak usaha TOWR memperoleh fasilitas pinjaman senilai total Rp 5,50 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI). Dua anak usahanya yang dimaksud adalah PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte).
Fasilitas ini terdiri dari fasilitas A, yakni Tranche 1 dengan nilai pinjaman maksimal Rp 2 triliun dan Tranche 2 dengan pinjaman maksimal Rp 3 triliun. Sedangkan untuk fasilitas B merupakan pinjaman bergulir tanpa komitmen senilai Rp 500 miliar.
Fasilitas A Tranche 1 digunakan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) Protelindo dan Iforte dan pembiayaan kembali (refinancing) yang akan jatuh tempo November 2019. Sedang Tranche 2 akan digunakan untuk capex tidak terjadwal termasuk melakukan akuisisi.
Fasilitas B akan digunakan untuk pembiayaan dan modal kerja keduanya.
Untuk jangka waktu, fasilitas A memiliki jangka waktu 60 bulan sejak penandatanganan atau jatuh tempo pada 30 September 2024 dengan tingkat bunga JIBOR+1,59% per tahun.
Fasilitas B memiliki tenor sampai dengan 5 Desember 2020 dengan tingkat bunga JIBOR+1,25% per tahun.
(hps/hps) Next Article Reli Berlanjut, Saham Tower Bersama Melesat 2%
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis kedua perusahaan ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh dana ini diberikan oleh pihak kreditor kepada 13 anak usaha dari TBIG dan dua anak usaha dari TOWR.
Jika dielaborasi lebih lanjut, konsorsium kreditor memberikan pinjaman senilai total US$ 375 juta (Rp 5,34 triliun, asumsi kurs saat pinjaman diberikan Rp 14.244/US$). Pinjaman ini diberikan oleh sejumlah bank asing seperti ANZ Banking Group Ltd, CIMB Bank Berhad Singapore Branch, CACIB, DBS Bank Ltd, Mizuho Bank Ltd, OCBC Ltd, HSBC Ltd Singapore Branch dan UOB Ltd.
Bank dalam negeri juga ikut dalam konsorsium ini antara lain PT Bank BNP Paribas Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank DBS Indonesia, PT Bank HSBC Indonesia dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Fasilitas ini akan jatuh tempo pada Januari 2025 mendatang dengan tingkat bunga Libor+1,85% per tahun untuk kreditor dalam negeri dan Libor+1,75% untuk kreditor luar negeri.
Adapun 13 anak usaha ini seluruhnya dimiliki oleh Tower Bersama dengan kepemilikan 99% sehingga induk usahanya ini menjamin dengan menerbitkan kebijakan khusus lindung nilai, yakni cross currency swap (CCS), call spread swap (CSS) dan natural hedge.
Sedangkan anak usaha TOWR memperoleh fasilitas pinjaman senilai total Rp 5,50 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI). Dua anak usahanya yang dimaksud adalah PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte).
Fasilitas ini terdiri dari fasilitas A, yakni Tranche 1 dengan nilai pinjaman maksimal Rp 2 triliun dan Tranche 2 dengan pinjaman maksimal Rp 3 triliun. Sedangkan untuk fasilitas B merupakan pinjaman bergulir tanpa komitmen senilai Rp 500 miliar.
Fasilitas A Tranche 1 digunakan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) Protelindo dan Iforte dan pembiayaan kembali (refinancing) yang akan jatuh tempo November 2019. Sedang Tranche 2 akan digunakan untuk capex tidak terjadwal termasuk melakukan akuisisi.
Fasilitas B akan digunakan untuk pembiayaan dan modal kerja keduanya.
Untuk jangka waktu, fasilitas A memiliki jangka waktu 60 bulan sejak penandatanganan atau jatuh tempo pada 30 September 2024 dengan tingkat bunga JIBOR+1,59% per tahun.
Fasilitas B memiliki tenor sampai dengan 5 Desember 2020 dengan tingkat bunga JIBOR+1,25% per tahun.
(hps/hps) Next Article Reli Berlanjut, Saham Tower Bersama Melesat 2%
Most Popular