²©²ÊÍøÕ¾

Harga Reli, Layak kah Saham CPO Dipilih? Simak Kinerja Emiten

Dwi Ayuningtyas, ²©²ÊÍøÕ¾
05 November 2019 12:15
kenaikan harga tersebut didorong oleh ekspektasi peningkatan permintaan seiring dengan penerapan campuran biodiesel di Indonesia dan Malaysia.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Memasuki kuartal terakhir tahun ini, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terus mencatatkan penguatan dan mencoba kembali ke posisi di awal tahun lalu. Besar kemungkinan, kenaikan harga tersebut didorong oleh ekspektasi peningkatan permintaan seiring dengan penerapan campuran biodiesel di Indonesia dan Malaysia.

Penguatan harga CPO turut berimbas pada aksi beli yang menerpa saham-saham produsen sawit, di mana pada pukul 11:29 WIB PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melesat 5,77%, diikuti PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 5,65%, dan PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) yang menguat 3,33%.



Dari grafik di atas terlihat bahwa tren kenaikan harga minyak sawit mentah sudah dimulai sejak pertengahan bulan Juli, di mana secara rata-rata harga CPO sepanjang kuartal III-2019 tercatat 1,89% lebih tinggi dibandingkan dengan rerata harga di kuartal II-2019.

Meskipun sepanjang kuartal kemarin harga CPO sudah mulai pulih, tetapi jika dibandingkan dengan pergerakan harga di kuartal III-2018 terbilang masih lebih rendah 4,66% secara tahunan.

Pergerakan harga CPO juga terlihat di kinerja keuangan perusahaan, di mana sepanjang kuartal ketiga tahun ini mayoritas produsen sawit menorehkan capaian omzet dan laba bersih yang lebih baik dari kuartal sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, masih lebih lemah.

Harga CPO Mulai Pulih, Kinerja Q3-2019 Emiten Sawit MembaikFoto: ²©²ÊÍøÕ¾/Dwi Ayunintyas


Sebagai contoh, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada periode Juli-September 2019 membukukan total pendapatan Rp 990,43 miliar, naik 48,31% QoQ dari sebelumnya Rp 667,79 miliar di kuartal II-2019. Jika dibandingkan dengan capaian kuartal III-2018, maka masih mencatatkan koreksi 10,82% YoY karena pada periode tersebut perusahaan mencatatkan omzet Rp 1,11 triliun.

Perolehan laba bersih LSIP juga serupa dengan kinerja top line, di mana pada kuartal kedua tahun ini perusahaan yang sebelumnya merugi Rp 28,15 miliar berhasil mengantongi keuntungan Rp 42,06 miliar di kuartal kemarin. Sayangnya, laba kuartal III-2019 hampir 3 kali lipat lebih rendah (-249,4% YoY) dari capaian kuartal III-2018 yang senilai Rp 119,77 miliar.

Kemudian, ada AALI yang meski kinerja pendapatannya turun baik secara kuartalan maupun secara tahunan, performa laba bersih perusahaan berhasil melesat secara kuartalan.

Sepanjang kuartal III-2019, AALI mampu mengantongi laba Rp 67,47 miliar, di mana pada kuartal sebelumnya laba perusahaan hanya Rp 6,3 miliar. Sedangkan jika dibandingkan capaian tahun lalu, masih mencatatkan penurunan 80,16% YoY.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(dwa/hps) Next Article CPO Tembus Level Tertinggi 8 Tahun, Saatnya Beli Saham Sawit?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular