
Internasional
Trump Mau Batalkan Tarif 15 Desember?
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
10 December 2019 11:54

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Pertanian Amerika Serikat (AS) Sonny Perdue mengatakan Presiden Donald Trump sebenarnya ingin membatalkan tarif baru yang sudah dijadwalkan akan berlaku mulai 15 Desember, untuk barang-barang China.
Namun, Trump ingin China 'melakukan sesuatu' untuk mendapatkan itu.
"Saya tidak berpikir presiden ingin menerapkan tarif baru ini, tetapi harus ada pergerakan di pihak mereka (China) untuk mendorongnya untuk tidak melakukan itu (menerapkan tarif)," kata Perdue, sebagaimana dilaporkan Reuters Senin (9/12/2019).
"Dan mudah-mudahan sinyal yang mereka (China) kirim tentang pengurangan (tarif impor) kedelai dan babi mungkin sinyal itu (perdamaian)," katanya lagi dalam acara konferensi National Grain and Feed Association di Indianapolis
Sebelumnya, AS mengancam menjatuhkan tarif 15% tambahan pada sekitar US$156 miliar produk China pada 15 Desember. Meski perjanjian damai keduanya tengah digodok tapi belum ada kepastian apakah tarif bulan ini akan dihapus.
Sementara itu, Asisten Menteri Perdagangan China Ren Hongbin mengatakan bahwa Beijing berharap untuk membuat kesepakatan dengan AS "sesegera mungkin". Komentar Ren muncul setelah data menunjukkan ekspor China turun pada bulan November, yang menandai penurunan empat bulan berturut-turut.
Pada Jumat lalu China pun menghapuskan tarif impor untuk sebagian impor kedelai dan babi dari AS. Meski tidak disebutkan berapa angkanya, namun banyak analis menilai ini langkah China membujuk AS.
Dari data eksportir AS, para importir kedelai China membeli setidaknya lima kargo curah kedelai AS atau sekitar 300.000 ton. Jumlah itu untuk pengiriman pada Januari hingga Februari setelah China menawarkan keringanan tarif untuk setidaknya 1 juta ton produk bagi pembeli.
Hubungan dagang China dan AS terus mengalami pasang surut dalam dua bulan terakhir. Pada Oktober lalu, setelah mengadakan pembicaraan dagang di Washington, kedua negara melahirkan kesepakatan dagang Fase I.
Banyak pihak sebelumnya yakin bahwa tarif Desember bisa dihindari apabila kedua negara berhasil menandatangani kesepakatan Fase I. Namun, kebuntuan menghambat proses penandatangan.
Perang dagang antara kedua ekonomi terbesar di dunia itu sudah berlangsung hampir dua tahun. Tidak hanya merugikan pengusaha dan bisnis dari kedua negara, perang dagang merugikan negara lain dan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi AS juga mengalami perlambatan. Terakhir pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS triwulan III direvisi naik menjadi 2,1% setelah sebelumnya berada di 1,9%.
(sef/sef) Next Article Perang Dagang AS-China, Trump Naikkan Tarif Hingga 100%?
Namun, Trump ingin China 'melakukan sesuatu' untuk mendapatkan itu.
"Saya tidak berpikir presiden ingin menerapkan tarif baru ini, tetapi harus ada pergerakan di pihak mereka (China) untuk mendorongnya untuk tidak melakukan itu (menerapkan tarif)," kata Perdue, sebagaimana dilaporkan Reuters Senin (9/12/2019).
"Dan mudah-mudahan sinyal yang mereka (China) kirim tentang pengurangan (tarif impor) kedelai dan babi mungkin sinyal itu (perdamaian)," katanya lagi dalam acara konferensi National Grain and Feed Association di Indianapolis
Sebelumnya, AS mengancam menjatuhkan tarif 15% tambahan pada sekitar US$156 miliar produk China pada 15 Desember. Meski perjanjian damai keduanya tengah digodok tapi belum ada kepastian apakah tarif bulan ini akan dihapus.
Sementara itu, Asisten Menteri Perdagangan China Ren Hongbin mengatakan bahwa Beijing berharap untuk membuat kesepakatan dengan AS "sesegera mungkin". Komentar Ren muncul setelah data menunjukkan ekspor China turun pada bulan November, yang menandai penurunan empat bulan berturut-turut.
Pada Jumat lalu China pun menghapuskan tarif impor untuk sebagian impor kedelai dan babi dari AS. Meski tidak disebutkan berapa angkanya, namun banyak analis menilai ini langkah China membujuk AS.
Dari data eksportir AS, para importir kedelai China membeli setidaknya lima kargo curah kedelai AS atau sekitar 300.000 ton. Jumlah itu untuk pengiriman pada Januari hingga Februari setelah China menawarkan keringanan tarif untuk setidaknya 1 juta ton produk bagi pembeli.
Hubungan dagang China dan AS terus mengalami pasang surut dalam dua bulan terakhir. Pada Oktober lalu, setelah mengadakan pembicaraan dagang di Washington, kedua negara melahirkan kesepakatan dagang Fase I.
Banyak pihak sebelumnya yakin bahwa tarif Desember bisa dihindari apabila kedua negara berhasil menandatangani kesepakatan Fase I. Namun, kebuntuan menghambat proses penandatangan.
Perang dagang antara kedua ekonomi terbesar di dunia itu sudah berlangsung hampir dua tahun. Tidak hanya merugikan pengusaha dan bisnis dari kedua negara, perang dagang merugikan negara lain dan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi AS juga mengalami perlambatan. Terakhir pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS triwulan III direvisi naik menjadi 2,1% setelah sebelumnya berada di 1,9%.
(sef/sef) Next Article Perang Dagang AS-China, Trump Naikkan Tarif Hingga 100%?
Most Popular