
Demi Selamatkan Jiwasraya, Erick Kebut Holding BUMN Asuransi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pemerintah terus bekerja keras untuk menyelesaikan kasus yang menimpa PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Perusahaan pelat merah itu saat ini dililit persoalan gagal bayar polis asuransi JS Saving Plan senilai Rp 12,4 triliun. Dugaan tindak pidana korupsi juga sudah disidik oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Eric menegaskan salah satu jalan keluar, yakni pembentukan holding BUMN Asuransi.
"Tapi yang pasti, saya yakinkan kami akan memberikan solusi dengan bertahap, tidak bisa full. Nah salah satunya pembentukan holding asuransi supaya ini jadi sehat," kata Erick saat menghadiri peresmian implementasi B30 di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Senin (23/12/2019).
Dia mengatakan kasus Jiwasraya memang sudah mengemuka sejak tahun 2006 sehingga butuh upaya maksimal.
"Makanya untuk Jiwasraya ya tadi, 2006 sampai hari ini, pemerintah bekerja keras, apakah misalnya ada manipulasi laporan keuangan di tahun 2011-2017, itu ada proses lain lagi. Kan ada prosesnya semua, tidak bisa semua wah seperti itu, tidak bisa, karena ini sudah berjalan cukup lama sejak 2006. Nah, hal-hal ini," jelas Erick.
Pendiri Mahaka Media ini menjelaskan bahwa holding BUMN asuransi adalah langkah pertama, sementara penjajakan dengan sejumlah investor strategis adalah tahap kedua yang dilakukan.
"Investor itu step kedua karena kita juga tidak mau nanti istilahnya diputarbalikkan," tegasnya.
Adapun target pembentukan holding BUMN asuransi, setelah aturan diteken (Peraturan Pemerintah), maka prosesnya memakan waktu antara 1-2 bulan ke depan.
"Supaya prosesnya cash flow-nya ada, supaya kita yakinkan bahwa uang itu [penyelamatan Jiwasraya] kita carikan jalan, walaupun, [coba] bayangkan apakah itu menjadi bagian skenario pemerintah? Kan tidak, itu oknum [yang membuat kasus Jiwasraya ini], tetapi pemerintah hadir untuk rakyat, bertanggung jawab untuk memberikan solusi."
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga menjelaskan salah satu opsi ialah dengan holdingisasi. Arya mengharapkan holdingisasi mampu mengumpulkan dana Rp 7 triliun.

"Dengan holdingisasi asuransi maka akan ada tambahan dana masuk," ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian BUMN, Kamis (19/12/2019).


"Holdingisasi diharapkan sekitar kuartal I atau kuartal II 2020 juga selesai. Artinya dikejar cepat. Jangan-jangan holdingisasi asuransi bisa lebih cepat dari holdingisasi yang lain karena ada target prioritas," papar Arya.
Pada Agustus silam, Kementerian BUMN era Rini Soemarno sempat menargetkan holding BUMN asuransi dapat dilaksanakan pada Oktober 2019 dan menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sebagai induk holding BUMN.
(tas/tas) Next Article Selamatkan Jiwasraya, Kementerian BUMN & Kemenkeu Putar Otak
