²©²ÊÍøÕ¾

20 Saham BUMN Babak Belur, Bisa Rebound Gak Hari Ini?

tahir saleh, ²©²ÊÍøÕ¾
11 June 2020 06:55
HUT BUMN
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Rivi Satrianegara

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin (10/6/20) ditutup di zona merah setelah terjadi aksi jual bersih asing karena merealisasikan keuntungan alias profit taking. Tertekan sejak awal perdagangan IHSG ambles 2,27% ke level 4.920,68.

Wajar mengingat data perdagangan mencatat indeks sudah reli setidaknya 2 pekan. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih sebanyak Rp 517 miliar di pasar reguler. Saham yang paling banyak dijual asing adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp 304 miliar.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 10,78 triliun. Sebanyak 343 saham terkoreksi, 112 saham menguat dan 126 saham stagnan. Secara tahun berjalan atau year to date, IHSG minus 21,89% dan asing net sell Rp 25,78 triliun.

Pada perdagangan kemarin, Indeks IDXBUMN20 pun melemah hingga 13,06 poin atau 4,51%, lebih dalam dibanding penurunan Indeks LQ45 yang minus 3,03%.

Indeks IDXBUMN20 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan BUMN, BUMD, dan afiliasinya, sementara LQ45 adalah kumpulan 45 saham paling likuid dengan fundamental bagus.

Semua saham BUMN pada perdagangan kemarin ambles, dengan koreksi terendah dicatatkan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang minus hanya 0,84% seiring dengan sentimen positif pembagian dividen usai RUPST pada Rabu kemarin.

PTBA bakal membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 3,65 triliun. Jumlah tersebut merupakan 90% dari total laba bersih perusahaan sepanjang 2019 lalu. Sedangkan 10% atau Rp 405,68 miliar dari laba bersih tersebut akan dicatatkan sebagai saldo laba.

Tahun lalu perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,06 triliun atau terkoreksi hingga 19,12% dari tahun sebelumnya Rp 5,02 triliun.

Berikut Pergerakan Harga Saham 20 Emiten BUMN:

NO

BUMN

RP/SAHAM

1 HARI (%)

YTD (%)

1

BBNI

4.520

-7

-42,42

2

BMRI

4.910

-6,92

-36,03

3

BBTN

1.090

-6,84

-48,58

4

INAF

1.105

-6,75

+27,01

5

WIKA

1.285

-6,55

-35,43

6

KAEF

1.225

-6,49

-2

7

BBRI

3.030

-5,61

-31,14

8

SMBR

316

-5,39

-28,18

9

WSKT

740

-5.13

-50,17

10

PGAS

1.040

-5,02

-52,07

11

KRAS

274

-4,86

-9,87

12

PTPP

890

-4,81

-43,85

13

JSMR

3.900

-4,18

-24,64

14

GIAA

274

-3,03

-44,98

15

ADHI

640

-3,03

-45,53

16

TINS

590

-2,48

-28,48

17

ANTM

595

-2,46

-29,17

18

SMGR

9.225

-2,38

-23,13

19

TLKM

3.110

-0,96

-21,66

20

PTBA

2.370

-0,84

-10,90

Data perdagangan Rabu 10 Juni 2020, BEI

Dari data tersebut, saham dengan koreksi paling dalam sehari yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) minus 7% dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 6,9%.

Namun secara year to date, dari 20 BUMN tersebut, hanya 1 BUMN yang mencatatkan penguatan harga saham yakni PT Indofarma Tbk (INAF) menguat 27,01%. Sisanya 19 BUMN terperosok harga sahamnya seiring dengan sentimen pasar yang terpengaruh Covid-19.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]

Salah satu sentimen yang menggerakkan saham BUMN yakni upaya perombakan direksi dan komisaris BUMN yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir. Selain itu juga dilakukan restrukturisasi besaran untuk memangkas jumlah BUMN dari 114-an menjadi 70-80 BUMN saja.

Ditambah lagi sebelumnya sentimen utang BUMN dan dana talangan juga sempat menggerakkan harga saham emiten pelat merah. Persoalan utang ini pun menjadi sorotan pelaku pasar, salah satunya ekonom Faisal Basri. Dia menyoroti utang pemerintah kepada BUMN yang kian membengkak.

Dengan utang besar, maka BUMN akan kesulitan dalam menjalankan operasional dan potensi bisnisnya. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, di mana banyak perusahaan yang cashflow terganggu.

"BUMN selama 5 tahun terakhir menanggung beban melebihi kemampuannya," kata ekonom senior INDEF Faisal Basri dalam diskusi virtual, Rabu (10/6).

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan jumlah perusahaan BUMN yang akan mendapatkan tambahan suntikan dana mencapai 12 perusahaan. Posisisi BUMN yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dinilai menjadi alasan suntikan pendanaan ini.

Menkeu menjelaskan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), posisi perusahaan BUMN memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

"Ada 12 BUMN yang mendapatkan dukungan. PLN akan mendapatkan tambahan subsidi diskon listrik yang diperpanjang, penyertaan modal negara [PMN], dan pembayaran kompensasi dari piutang pemerintah yang akan dibayarkan sebesar Rp 45,4 triliun," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Rabu pekan ini (3/6/2020).

Berikut 12 perusahaan BUMN tersebut:

1. PT PLN Rp 45,4 triliun

2. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

3. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

4. PT Hutama Karya Rp 11 triliun

5. PT Kereta Api Indonesia Rp 3,5 triliun

6. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp 6 triliun

7. PTPN Rp 4 triliun

8. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Rp 2,5 triliun

9. Perum Perumnas Rp 650 miliar

10. PT Pertamina (diberikan dalam bentuk pembayaran biaya kompensasi)

11. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar

12. Perum Bulog Rp 10,5 triliun

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular