²©²ÊÍøÕ¾

Rupiah Mati Kutu, Peso Filipina Jadi Mata Uang Terbaik Asia

Putu Agus Pransuamitra, ²©²ÊÍøÕ¾
11 September 2020 16:17
INFOGRAFIS, Saham Top Gainers & Top Loser Sepekan
Foto: Infografis/Saham Top Gainers & Top Loser Sepekan/Edward Ricardo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Nilai tukar rupiah mati kutu melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini. Pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat perekonomian dunia merosot, bahkan sempat memicu gejolak di pasar finansial global pada bulan Maret lalu.

Rupiah menjadi salah satu korban "keganasan" virus corona, pada 23 Maret 2020 lalu sempat ambrol ke Rp 16.620/US$ yang merupakan level terlemah sejak krisis moneter 1998. Sejak akhir 2019 hingga ke level terlemah tersebut, rupiah jeblok nyaris 20%.

Meski posisi rupiah saat ini sudah jauh membaik, tetapi masih belum mampu pulih. Secara year-to-date, hingga Kamis kemarin, rupiah masih membukukan pelemahan 6,77% berdasarkan data Refinitiv.

Akibatnya rupiah menjadi mata uang terburuk dibandingkan dengan negara emerging market di Asia lainnya. Sementara itu, mata uang terbaik Asia disandang oleh peso Filipina yang membukukan penguatan 4,09% YTD. Dolar Taiwan dan yuan China melengkapi 3 besar mata uang terbaik Asia.

Yang menarik, peso justru menguat saat perekonomiannya sedang lemah, produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 16,5% year-on-year (YoY) dan mengalami resesi untuk pertama kalinya dalam hampir 3 dekade terakhir.

Saat perekonomiannya sedang terkontraksi, permintaan dari dalam negeri tentunya juga menurun yang menyebabkan merosot tingkat impor. Permintaan dari luar negeri juga sedang lesu, sehingga impor Filipina juga merosot.

Tetapi, kemerosotan impor lebih besar ketimbang ekspor, sehingga berdampak pada surplus transaksi berjalan (current account).

Surplus current account tersebut artinya devisa yang masuk ke Filipina semakin besar, hal itulah yang membuat kurs peso menjadi jawara Asia saat ini.

"Peso Filipina terus unggul di Asia akibat membukukan surplus current account secara year-to-date di 2020, akibat penurunan tajam impor, dan kita memperkirakan tren ini masih akan berlanjut di kuartal IV-2020," kata Nicholas Mapa, ekonom senior di ING, sebagaimana dilansir ²©²ÊÍøÕ¾ International, Jumat (11/9/2020).

Tidak hanya Filipina, current account Indonesia juga membaik, defisitnya menyempit.

Publikasi Neraca Pembayaran Kuartal II-2020 oleh Bank Indonesia (BI) 18 Agustus lalu menunjukkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dari kuartal sebelumnya 1,4% PDB. Defisit di kuartal II-2020 menjadi yang paling rendah sejak awal 2017.

Tetapi, sayangnya meski CAD membaik rupiah belum mampu bangkit, dan menjadi terburuk di antara mata uang emerging market Asia.


(pap/pap) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular