²©²ÊÍøÕ¾

Pasar Volatil, Obligasi Pemerintah Diterpa Aksi Ambil Untung

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
29 September 2020 17:50
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN) pada perdagangan Selasa (29/9/2020) kompak ditutup melemah. Semua SBN cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan menguatnya imbal hasil (yield) di semua tenor SBN.

°­±ð²Ô²¹¾±°ì²¹²ÔÌýyield tertinggi tercatat di SBN dengan tenor 5 tahun yang naik 6 basis poin ke level 5,744% dan SBN acuan tenor 10 tahun. Sedangkan, kenaikan yield terendah terjadi pada SBN berjatuh tempo 20 tahun yang naik 0,8 basis poin ke 7,467%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara menguat 6 basis poin ke level 6,975% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penguatan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Koreksi pasar obligasi nasional yang terjadi bersamaan dengan koreksi bursa saham mengindikasikan bahwa investor tengah merealisasikan keuntungan (profit taking) di tengah pergerakan pasar yang volatil.

Investor global sedang mengamati debat perdana yang akan berlangsung Selasa malam (Rabu pagi waktu Indonesia) antara Presiden AS Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden.

Pelaku pasar juga berhati-hati memantau perkembangan virus corona (Covid-19) di seluruh dunia, setelah angka kematian menembus 1 juta, dengan lebih dari 33 juta orang terkonfirmasi mengidap penyakit berbahaya tersebut.

Kemajuan pembahasan stimulus di Kongres AS masih dipantau, yang jika disetujui bakal memicu ekspektasi ekonomi bakal bertahan positif. Sebaliknya, jika kembali tertunda, bakal berujung pada koreksi bursa.

Partai Demokrat telah menurunkan nilai paket stimulus yang diajukannya menjadi US$ 2,2 triliun dari sebelumnya US$ 2,4 triliun. Paket itu termasuk bantuan terhadap pengangguran, subsidi langsung kepada rumah tangga, bisnis kecil, dan pinjaman terhadap sektor penerbangan.

Di Eropa, pelaku pasar memantau perkembangan negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa terkait rencana mereka untuk berpisah (British Exit/Brexit). Mereka juga memantau sentimen ekonomi Zona Euro dan indeks keyakinan konsumen Benua Biru.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(ags/ags) Next Article IKK Kurang Meyakinkan, Obligasi Pemerintah Ditutup Variatif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular