
Ciee...Yusuf Mansur Ikut Lo Kheng Hong Borong Saham Grup MNC

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Investor saham dan pemilik perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen (Paytren), Ustaz Yusuf Mansur kembali menyinggung saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bakal menjadi calon portofolionya.
Setelah sebelumnya ada PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), kali ini Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an ini menyoroti saham Grup MNC, konglomerasi yang dimiliki oleh taipan Hary Tanoesoedibjo.
"Sudut pandang lain beli2 saham... mansurmology. anti stress. anti puyeng," katanya dalam akun Instagram, @yusufmansurnew, dikutip Rabu (20/1/2021).
"Anti pusing. Asal beli2 saham jangan pake utang dan gede-gede. Nawaitu [diniatkan dengan baik] ikut amal saleh dan kebaikan ini itu. lalu amal saleh dan kebaikan ini itu tersebut, dibawa ke Allah. Jadi wasilah doa. keren beud."
"Contoh yang ini: BCAP. dari MNC Kapital. MNC Group. Ga bicara fundamental perusahaan aja. Tapi lebih ke fundamental diri sendiri. Nawaitu ikutan perusahaan yang banyak kebaikannya."
"MNC Group, saya udah posting, soal Syeikh Ali, tadi barusan. Sekarang, cerita saya. Perjalanan dakwah dari 2005 di MNC Group. Sampe sekarang. Alhamdulillaah. Auto pahala. Ada pertanyaan, emang bs idup dengan ngandelin pahala? Lah saya? Hehehe. Izin Allah, ngandelin gini2. Biar idup senang, kaya raya, banyak jalan2, banyak usaha, ehhehe. Kebaikan apa aja, saya bawa ke Allah, izin Allah. alhamdulillaah. samain aja."
BCAP yang dimaksud YM adalah kode saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk, holding dari bisnis keuangan Grup MNC. Awal Januari ini, BCAP bahkan baru saja mengakuisisi perusahaan sekuritas asal bursa Wall Street AS, Auerbach Grayson & Company.
Bisnis Grup MNC lainnya khusus di media dikendalikan oleh PT Global Mediacom Tbk (BMTR), induk usaha dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN )dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV).
Adapun induk dari semua Grup MNC yakni PT MNC Investama Tbk (BHIT), sebelumnya bernama Bhakti Investama.
Sebelumnya, investor saham kawakan Lo Kheng Hong lebih dahulu masuk ke saham media Grup MNC, yakni BMTR di saat holding Grup MNC yakni MNC Investama justru mengurangi porsi kepemilikan sahamnya.
Mengacu data kepemilikan saham 5% yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (BEI), porsi saham Lo Kong Heng di saham BMTR per 12 November 2020 sebanyak 942.184.700 saham atau 5,68%, begitu juga per 13 November juga tetap sama.
Adapun kepemilikan induk Grup MNC yakni BHIT di saham BMTR per 12 November sebanyak 5.585.892.600 atau 35,33%, kemudian pada 13 November porsinya berkurang lagi menjadi 35,24% atau sebanyak 5.844.220.700 saham.
Lo Kheng Hong, yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, memang membeli saham BMTR, sebagaimana rumor yang ramai diperbincangkan pelaku pasar sejak beberapa bulan lalu.
Lo Kheng Hong alias LKH menjelaskan nilai buku per saham BMTR Rp 744/saham, sementara price earning ratio (PER) BMTR sebanyak 4 kali.
"Saya mempelajari laporan keuangan BMTR, sebelum membeli," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia, sembari memberikan softcopy laporan keuangan BMTR per Juni 2020.
Nilai buku per saham atau Book Value Per Share (BVPS) adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap saham dalam modal perusahaan. Book value per share dan pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) digunakan sebagai salah satu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan.
Sementara PER adalah rasio harga saham perusahaan terhadap pendapatan per saham perusahaan. PER dihasilkan dari harga saham dibagi laba per saham. Semakin tinggi nilai PER, berarti harga saham perusahaan tersebut semakin mahal, dan sebaliknya.
(tas/tas) Next Article Yusuf Mansur Cuan di BRIS, Lo Kheng Hong Untung di Komoditas
