
Airlangga Sebut RI Mau Bikin 'Bank Emas', Bakal Kayak Apa Ya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Pemerintah punya inisiatif baru kali ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah berencana untuk membuat bank emas atau yang lebih dikenal sebagai bullion bank.
Sebenarnya bullion tidak hanya merujuk pada emas saja tetapi logam mulia lain seperti perak, platinum, paladium dan masih banyak lagi. Belum jelas seperti apa model bank emas yang akan dibentuk pemerintah ini karena masih dalam tahap kajian.Â
Namun secara umum, bullion bank memiliki berbagai macam aktivitas bisnis mulai dari peminjaman, investasi, jual beli emas batangan fisik, penyimpanan emas batangan, penjualan sertifikat emas dan penyediaan layanan rekening logam mulia.
Ke depan dengan terbentuknya bank emas ini akan menguntungkan bagi semua pihak. Bagi pemerintah manfaat yang bisa didapat berupa penghematan devisa. Bagi industri bisa menjadi sumber pembiayaan.Â
Keberadaan bank emas juga bisa menjadi salah satu diversifikasi produk bagi bank. Sementara untuk masyarakat secara luas bullion bank bisa menjadi salah satu alternatif tabungan ataupun investasi yang bisa menghasilkan return, sarana untuk lindung nilai atau ³ó±ð»å²µ¾±²Ô²µÌýterhadap gejolak keuangan global dan domestik.Â
Emas merupakan salah satu uang yang paling kuno. Sebagaimana uang fiat, emas juga dapat ditransaksikan. Indonesia merupakan salah satu dari 10 pasar emas terbesar di dunia.Â
Di dalam negeri emas bisa ditransaksikan sebagai komoditas dalam bentuk digital maupun fisik seperti emas batangan atau koin. Namun konsumsi emas yang paling banyak adalah untuk perhiasan.Â
Pada periode 9 bulan tahun 2019 total konsumsi emas untuk perhiasan di Indonesia mencapai 30,6 ton. Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai konsumen emas perhiasan terbesar di dunia setelah India, China, Amerika Serikat (AS) dan Rusia.Â
Ukuran populasi yang besar dengan lebih dari 270 juta penduduk serta kenaikan jumlah kaum menengah (midlle class income)Â turut menjadi motor bagi permintaan produk investasi. Salah satunya emas.
Namun akibat pandemi Covid-19 yang memicu resesi ekonomi sehingga produk domestik bruto (PDB) Indonesia drop 2% tahun lalu telah mengakibatkan penurunan daya beli. Permintaan dan konsumsi emas untuk perhiasan pun turun.
Pada periode Januari-September 2020 total konsumsi emas perhiasan di Indonesia turun 57% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2020 menjadi 13 ton. Peringkat RI sebagai konsumen terbesar emas perhiasan di dunia pun turun 5 posisi. Sementara empat besar konsumennya masih ditempati oleh negara yang sama seperti 2019.
Namun kenaikan harga emas yang signifikan tahun lalu membuat investor domestik juga melirik peluang emas untuk investasi.Â