²©²ÊÍøÕ¾

Dahsyat! Saham ZBRA Ngegas Terus, Berapa Cuan Rudy Tanoe?

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
24 March 2021 10:18
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo/Dok DNR
Foto: Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo/Dok DNR

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten taksi PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) terus berlari kencang dalam beberapa hari terakhir.

Saham emiten asal Surabaya ini terus melaju di zona hijau dalam 4 hari beruntun. Selasa kemarin (23/4) saham ZBRA kembali memuncaki top gainers, setelah melejit 25% ke Rp 380/saham.

Bahkan, pada perdagangan Jumat pekan lalu (19/3), saham ini sempat 'terbang' 34,81% ke Rp 244/saham.

Alhasil, dalam sepekan, saham perusahaan yang didirikan pada 1987 ini sudah membumbung setinggi 120,93%. Sementara, dalam sebulan ZBRA sudah meroket 630,77%.

Pagi ini, Rabu (24/3), saham ZBRA meroket lagi 11,58% di level Rp 424/saham mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham ZBRA terus melaju kencang di tengah kabar terbaru berkaitan dengan akuisisi atas saham mayoritas perusahaan oleh kakak kandung Hary Tanoesoedibjo, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo atau Rudy Tanoe.Sebelumnya, Rudy Tanoe dikabarkan telah resmi menjadi pemegang saham pengendali ZBRA lewat Trinity Healthcare.

Nah, dengan kenaikan saham ZBRA ini, kira-kira berapa keuntungan yang bisa dikantongi oleh sang bos Rudy Tanoe, apabila saham tersebut dijual sekarang?

Namun, tentu saja ini hanya hitung-hitungan kasar saja, untuk memperlihatkan seberapa apresiasi pelaku pasar dan investor terhadap saham ZBRA akhir-akhir ini.

Menurut keterbukaan informasi BEI pada 10 Maret lalu, Rudy Tanoe, lewat perusahaan ekspor impor produk farmasi miliknya PT Trinity Healthcare (THC), resmi menjadi pemegang saham ZBRA

Perusahaan ini meneken Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PPJB) dengan PT Infiniti Wahana (IW).

IW adalah pemegang saham pengendali dalam ZBRA, menggenggam 665.186.134 saham ZBRA, terdiri dari 3.400 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 665.182.734 saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham atau seluruhnya sebesar 77,70% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA.

Perjanjian PPJB itu diteken pada 26 Februari 2021. Berdasarkan PPJB, Infiniti dan THC sepakat untuk melakukan jual beli saham sebanyak 436.627.835 saham Seri B atau 51% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA (saham yang dijual) dengan harga Rp 56/saham. Nilai tersebut setara dengan Rp 24,45 miliar.

Pertanyaannya, berapa kira-kira potential gain yang bisa dikantongi Rudy Tanoe saat ini?

NEXT: Cuan...cuan cuan ZBRA

Berikut ilustrasi keuntungan yang dikantongi Rudy Tanoe lewat THC, berdasarkan harga ZBRA pada penutupan Selasa (23/3), yakni Rp 380/saham.

Pertama, kita menggunakan jumlah kepemilikan saham THC saat akuisisi, yakni 436,63 juta saham. Nah, sebanyak 436,63 juta tersebut dikalikan dengan harga Rp 380/saham, hasilnya menjadi Rp 165,92 miliar. Kemudian, hasil perhitungan tersebut dikurangi nilai akuisisi, sebesar Rp 24,45 miliar.

Hasilnya, Rudi Tanoe lewat THC mendapatkan keuntungan sebesar Rp 141,47 miliar.

Ingat, keuntungan ini tentu tidak hanya dinikmati Rudi Tanoe lewat perusahaannya THC, melainkan juga oleh Infiniti Wahana yang masih menguasai 26,64% saham dan investor publik menggenggam 22,36%.

THC Akan Melakukan Tender Offer

Manajemen ZBRA menyatakan pemegang saham pengendali baru perusahaan yakni Trinity Healthcare akan menggelar penawaran tender (tender offer) wajib pada 29 Maret hingga 26 April mendatang.

Tender wajib ini sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan siapa pun investor atau pengendali baru emiten untuk menawarkan membeli sisa saham publik yang beredar.

Sekretaris Perusahaan ZBRA Wijiningsih mengatakan THC yang merupakan perusahaan ekspor impor produk farmasi sudah mengajukan permohonan pelaksanaan tender wajib kepada OJK pada 15 Maret lalu

"Apabila tak ada halangan, maka rencana pelaksanaan tender offer adalah tanggal 29 Maret hingga 26 April," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (19/3/2021).

Dalam surat itu, manajemen ZBRA juga menjawab pertanyaan BEI terkait dengan harga pembelian saham yang berada di bawah harga pasar.

"Dalam hal harga pembelian saham perseroan, kedua belah pihak, yakni PT Infiniti Wahana dan THC, telah sepakat bahwa harga pembelian saham yang dimaksud adalah harga saham perseroan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat," jelasnya.

Manajemen ZBRA juga menjelaskan, sampai dengan saat ini THC sebagai pengendali baru perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan likuidasi, perubahan bidang usaha, kebijakan dividen, dan kebijakan delisting(penghapusan pencatatan) atas Zebra Nusantara.

Dari sisi fundamental bisnis, perusahaan taksi dengan brand 'Zebra' ini memang sudah tak lagi memiliki armada, tetapi kini masuk ke bisnis distribusi BBG atau bahan bakar gas kepada pihak ketiga.

Zebra adalah perusahaan taksi yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dengan daerah pengoperasian di Surabaya. Perseroan memulai usaha komersialnya pada tahun 1987.

Perseroan mengoperasikan taksi "Zebra" dan menyewakan limousine di Surabaya. Tapi per 30 September 2020 perseroan sudah tidak memiliki unit taksi. Jumlah karyawan perseroan rata-rata 30 karyawan per 30 September 2020.

Per September 2020, pendapatan perusahaan mencapai Rp 8,86 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2019 yakni Rp 10,83 miliar. Laba bersih hanya Rp 94,98 juta dari rugi bersih September 2019 sebesar Rp 1,29 miliar.

Aset ZBRA juga hanya Rp 5,98 miliar dengan kas dan setara kas Rp 321 juta. Penjualan praktis hanya dari BBG yang dilakukan oleh anak usahanya PT Zebra Energi kepada pihak ketiga.

Sementara itu, Trinity adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta No. 17 tanggal 16 Agustus 2011.

Bisnis THC meliputi perdagangan umum termasuk impor-ekspor, dan pengecer terutama barang-barang farmasi peralatan kesehatan, produk konsumer, distribusi, online trading, logistic dan teknologi informasi yang dijalankan melalui anak perusahaan.

Adapun pemegang saham terbesar yakni Rudy Tanoesoedibjo 90%, Juliati Hadi 9%, dan 1% milik Gary J Tanoesoedibjo.

Rudy Tano juga Chairman Dos Ni Roha (DNR) Corporation, sementara Gary Tanoesoedibjo anak dari Rudy.

DNR Corporation adalah perusahaan di Indonesia yang menyediakan layanan jasa distribusi serta logistik dengan pengiriman barang. Di DNR, Rudy menjabat Presiden Direktur, sedangkan Gary menjadi komisaris.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular