²©²ÊÍøÕ¾

BNI Investime Week

Properti Dihantam Pandemi, Begini Siasat Bisnis Grup Ciputra

Rahajeng Kusumo Hastuti, ²©²ÊÍøÕ¾
06 April 2021 18:00
Ciputra
Foto: ist

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â - Sektor properti menjadi salah satu yang terdampak serius akibat pandemi Covid-19, terutama dari sisi permintaan. Terbatasnya mobilitas masyarakat pun mengubah pendekatan pemasaran properti yang semula banyak melalui expo atau pameran secara langsung, menjadi virtual.

Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan tahun lalu perusahaan masih bisa mencapai target penjualan karena banyaknya proyek yang dimiliki dan keanekaragaman pasar yang dibidik perusahaan.

Pada masa pandemi perusahaan pun dengan cepat beradaptasi dan lebih banyak menggunakan teknologi dalam memasarkan produknya.

"Kami adaptasi dengan cepat, kalau maunya landed house township kami punya banyak. Kemudian karena kolaborasi seluruh stake holder, dan marketing strategi yang adaptif pada teknologi. Kami kolaborasi dengan Bank BNI untuk kemudahan proses KPR," kata Yance dalam BNI Investime Week, Selasa (06/04/2021).

Pameran virtual pun menurutnya efektif untuk tetap membukukan penjualan, dan masyarakat dapat mencari rumah idamannya. Kontribusi penjualan dari hasil pameran virtual pada 2020 meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Yance menilai keberhasilan pemasaran melalui virtual expo pun mematahkan anggapan bahwa proses pembelian rumah hanya bisa dilakukan secara langsung atau offline.

"Kami sudah memiliki platform lengkap dan komunitas pemasar sampai 8.000 orang, kami memiliki self monitoring system sehingga secara otomatis masuk ke data sales kita. Kita bisa bandingkan dengan mengkonversi data yang masuk dan realisasi penjualan. Inovasi di bidang digital menguatkan offline bukan satu-satunya cara," ujarnya.

Yance menyebutkan di tengah pandemi pada 2020, perusahaan yang masuk dalam Grup PT Ciputra Development Tbk (CTRA) ini masih mampu mencapai target penjualan senilai Rp 5,5 triliun dengan target revisi Rp 4,5 triliun. Dengan proyek yang tersebar dan produk yang variatif menurutnya menjadi modal adaptasi di masa pandemi.

"Ketika kami lihat apartemen dan perkantoran tidak bagus, kami masih punya land bank untuk landed house jadi kami dengan cepat bisa adaptif dimana masyarakat lebih ingin punya landed house," ujar Yance.

Selain perkantoran dan apartemen, segmen market low to end dengan harga Rp 250 juta ke bawah pun menjadi salah satu yang paling terkena dampak pandemi.

Menurutnya hal ini di luar perkiraan perusahaan karena biasanya rumah harga di bawah Rp 250 juta yang paling besar peminatnya. Adapun yang menopang penjualan rumah Ciputra Grup pada 2020 justru segmen menengah dengan harga Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar.

"Justru yang segmen ini yang menjadi penopang utama. Sebelumnya kami pikir segmen low to end akan selalu ada marketnya, ternyata segmen menengah ini yang menjadi penopang saat pandemi," kata dia.


(tas/tas) Next Article Pengusaha: Demand Belum Membaik, Sektor Properti Sulit Pulih

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular