²©²ÊÍøÕ¾

Bank Milik Alim Markus Injek Modal, Siap Jadi Bank Digital?

Syahrizal Sidik, ²©²ÊÍøÕ¾
13 April 2021 12:28
Presiden Direktur Maspion Group, Alim Markus (²©²ÊÍøÕ¾/Chandra Gian Asmara)
Foto: Presiden Direktur Maspion Group, Alim Markus (²©²ÊÍøÕ¾/Chandra Gian Asmara)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank milik pengusaha asal Surabaya, Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham.

Hal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

"Rapat menyetujui penambahan modal perseroan dengan mengeluarkan saham baru dari portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2.285.792.296 saham dengan nilai nominal RP 100 per saham," ungkap Direktur Utama Bank Maspion, Herman Halim dalam keterangannya, Selasa (13/4/2021).

Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun, jika mengacu pada pergerakan harga saham BMAS rata-rata di kisaran Rp 1.370 sampai dengan Rp 1.610 per saham, maka dari rights issue ini, diperkirakan perseroan akan meraih dana sebesar Rp 3,13 triliun sampai dengan Rp 3,68 triliun.

Tampaknya, rencana rights issue ini direspons positif oleh investor. Pada perdagangan hari ini, saham BMAS bergerak naik 320 poin ke level Rp 1.610 per saham setelah ditransaksikan dengan volume 896 ribu saham dengan frekuensi 100 kali. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar BMAS tercatat sebesar Rp 7,15 triliun.

Dari sisi fundmental, sampai dengan 31 Desember 2020, total aset perseroan mencapai Rp 10,11 triliun dengan liabilitas Rp 8,83 triliun dan ekuitas Rp 1,28 triliun. Pada tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih Rp 66,99 miliar.

Informasi saja, saat ini saham Bank Maspion masih dikendalikan oleh PT Alim Investindo dengan kepemilikan 62,01%, PT Maspion sebesar 12,46%, Kasikornbank Public Company 9,99%, PT Guna Investindo 5,87%. Alim Markus juga tercatat sebagai pengendali dengan kepemilikan 1,22%. Sisanya digenggam oleh Alum Mulia Sastra, Alim Prakasa, Alim Puspita dan Gunardi dengan porsi kepemilikan di bawah 1% saham.

Beberapa waktu lalu, Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus mengatakan bank terbesar di Thailand ini akan menambah kepemilikannya di Bank Maspion menjadi 40%. Saat ini Kasikornbank tengah menunggu proses fit and proper di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyerap 30% lagi saham Bank Maspion.

"[Besarnya] 30% dengan rights issue mereka tambah modal di sini sehingga itu paling sedikitnya Rp 3 triliun, sehingga Rp 3 triliun lebih supaya kita mencukupi itu ga usah pusing 2022 kan harus ke sana ya. Sekarang ini masih melalui berbagai fit and proper-nya bank di OJK," kata Alim dalam dialog dengan ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (9/7/2020).

Dia mengatakan, kerja sama yang akan diperdalam dengan partnernya ini adalah pengembangan sistem digital di Bank Maspion, mulai dari perbankan digital hingga sistem pembayaran digital. Pasalnya, Kasikornbank ini dinilai telah memiliki sistem IT yang mumpuni dan bisa diserap oleh Bank Maspion.

Menurut Alim, pengembangan digital ini akan membuat perbankan lebih efisien sebab tak perlu melakukan ekspansi pembukaan cabang secara besar-besaran. Sehingga akan menekan biaya perusahaan yang akhirnya bisa dialihkan untuk penyaluran kredit.


(hps/hps) Next Article Di Depan Wamenkeu, Bos Maspion Curhat soal Pajak & Dry Port

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular