²©²ÊÍøÕ¾

Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap EMTK Salip HMSP, BCA & BRI Masih Teratas!

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
19 April 2021 13:43
BCA
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan lalu dengan menguat 0,11% ke level 6.086.25 pada Jumat (16/4/2021).

Sepanjang pekan lalu, IHSG anjlok pada 2 hari pertama dan berbalik menguat pada 3 hari terakhir. Akibatnya, indeks acuan bursa tersebut terhitung menguat tipis, sebesar 0,26% (16,05 poin) dari posisi akhir pekan lalu.

Nilai perdagangan selama sepekan tercatat menyusut sebesar Rp 48,7 triliun, dengan 81,6 miliar saham berpindah tangan nyaris sebanyak 5,2 juta kali. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 141,63 miliar.

Alhasil, nilai kapitalisasi pasar 10 terbesar (big cap) kembali naik pada pekan lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir pekan lalu, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-saham big cap naik tipis menjadi Rp 3.028 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten16 April 2021No.Emiten09 April 2021No.Emiten01 April 2021
1.Bank Central Asia/BBCA7661.Bank Central Asia/BBCA7571.Bank Central Asia/BBCA760
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI5302.Bank Rakyat Indonesia/BBRI5312.Bank Rakyat Indonesia/BBRI524
3.Telkom/TLKM3333.Telkom/TLKM3333.Telkom/TLKM336
4.Bank Mandiri/BMRI2914.Bank Mandiri/BMRI2994.Bank Mandiri/BMRI286
5.Unilever/UNVR2415.Unilever/UNVR2475.Unilever/UNVR253
6.Astra/ASII2136.Astra/ASII2146.Astra/ASII217
7.Chandra Asri/TPIA1907.Chandra Asri/TPIA1977.Chandra Asri/TPIA198
8.Emtek/EMTK1568.Sampoerna/HMSP1598.Sampoerna/HMSP159
9.Sampoerna/HMSP1559.Emtek/EMTK1479.Emtek/EMTK150
10.Bank Jago/ARTO15410.Bank Jago/ARTO13810.Bank Jago/ARTO137

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (16/4/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas, memang masih mengalami penurunan market cap. Namun, penurunannya masih cenderung tipis, dengan rata-rata penurunan di kisaran Rp 1 triliun - Rp 8 triliun.

Seperti pada pekan-pekan sebelumnya, posisi pertama masih diduduki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 766 triliun atau naik sebanyak Rp 9 triliun pada pekan lalu.

Selanjutnya, di posisi kedua masih juga dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 530 triliun atau turun Rp 1 triliun.

Sedangkan untuk market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berhasil menyusuli market cap PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) yang sebelumnya berada di posisi ke-8. Adapun market cap EMTK naik sebesar Rp 9 triliun menjadi Rp 156 triliun pada akhir pekan lalu.

Sementara untuk market cap saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi kenaikan yang terbesar pada akhir pekan lalu, yakni naik Rp 16 triliun menjadi Rp 154 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

IHSG mengawali pekan dengan anjlok sebesar 2% hingga terlempar ke level psikologis 5.900 setelah Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu mengakui bahwa efektivitas vaksin besutan Negeri Panda tersebut saat ini masih rendah, dan pihaknya menjajaki metode pencampuran vaksin untuk memperkuatnya.

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," tutur dia dalam konferensi pers pada Minggu malam waktu setempat, di Chengdu. Dia mengakui pihaknya secara resmi masih menjajaki kemungkinan pengembangan vaksin yang ada dengan metode berbeda, seperti eksperimen mRNA yang banyak digunakan di Negara Barat.

Koreksi masih berlanjut pada Selasa karena sekitar 60% vaksin Covid-19 di Indonesia merupakan pasokan China sehingga memicu kekhawatiran pandemi bakal masih terjadi dan membuat pembatasan sosial terus berjalan.

Meski demikian, sentimen berubah pada Rabu (14/4/2021) dengan reli IHSG sebesar 2,1%, sehingga balik ke level psikologis 6.000. Pemicunya adalah kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak lantas dibarengi pengetatan moneter.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Negeri Sam pada Maret dilaporkan tumbuh 2,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), dibandingkan dengan posisi Februari yang sebesar 1,7%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara itu, inflasi inti yang mencerminkan naik-turunnya daya beli masyarakat karena mengecualikan komoditas dengan harga bergejolak (makanan dan energi), tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY. Ini juga lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Namun, pemerintah dan bank sentral AS kompak menyatakan bahwa inflasi AS itu wajar dan bersifat sesaat karena basis Maret 2020 memang rendah akibat pembatasan masyarakat (lockdown). Masyarakat juga mulai membelanjakan dana tunai yang diperoleh dari stimulus.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan mendekati 0%.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular