²©²ÊÍøÕ¾

Masih Tertekan, Laba Bersih Indocement Drop 12% di Q1

Ferry Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
03 May 2021 18:43
Sayup suara ombak menyusup hingga ke ruang-ruang sempit Kapal yang tengah bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Rabu (29/7/2020) petang itu. Sejumlah anak dengan berani tengah asik melompat bergantian dari atas kapal, sambil berteriak.
Sunda Kelapa adalah nama pelabuhan yang berada di ujung utara Jakarta. Pelabuhan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada zaman kerajaan, Sunda Kelapa adalah pusat perdagangan. Kini, meski telah dimakan usia, pelabuhan ini masih tetap ramai.
Banyak orang mengais rezeki di Pelabuhan Sunda Kelapa. Ada pedagang, nelayan, Anak Buah Kapal (ABK), pemberi jasa sampan, hingga buruh angkut. Semua tumpah ruah menjadi satu. Namun bagi anak-anak sunda kelapa adalah tempat paling asik untuk bermain.

Pelabuhan Sunda Kelapa lambat laun tidak terlihat sesibuk saat masa jayanya. Kini, pelabuhan tersebut dikelola oleh PT Pelindo II dan tidak mengantongi sertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk melayani kapal antar pulau di dalam negeri.

Dari sisi ekonomi pelabuhan ini masih cukup strategis, mengingat berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Menjadi buruh kuli angkut mungkin bukan hal yang dicita-citakn oleh banyak orang. Namun ketika tidak ada lagi keahlian yang bisa ditawarkan selain tenaga kasar maka menjadi buruh kasar sebagai kuli angkut pun harus dijalani.

Setidaknya ini yang tertangkap saat melihat potret para kuli angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Dalam sehari para pekerja kuli angkut ini mampu membongkar muatan dengan berat total 300ton. Beban sebesar ini dikerjakan oleh 20an orang pekerja.  (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Semen (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 351,31 miliar, turun 12,27% dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 400,43 miliar.

Penurunan laba bersih ini berbanding terbalik dengan pendapatan perusahaan yang justru malah naik 2,24% sepanjang triwulan pertama 2021. Pendapatan Indocement mencapai Rp 3,43 triliun naik dari posisi yang sama tahun 2020 lalu senilai Rp 3,36 triliun.

Aset perusahaan tercatat senilai Rp 27,33 triliun, relatif stabil jika dibandingkan dengan Aset perusahaan pada periode sebelumnya di akhir Desember 2020 yang bernilai Rp 27,34 triliun. Jumlah aset lancar perusahaan adalah sejumlah Rp 12,56 triliun dan sisanya Rp 14,76 triliun merupakan aset tidak lancar.

Adapun liabilitas perusahaan turun 7,05% dari periode sebelumnya menjadi Rp 4,80 triliun dari Rp 5,16 akhir Desember 2020 lalu. Beban ini terbagi menjadi liabilitas jangka pendek sejumlah Rp 3,89 triliun dan liabilitas jangka panjang sejumlah Rp 912,20 miliar.

Ekuitas perusahaan tercatat naik 1,59% menjadi Rp 22,52 triliun dari posisi akhir Desember lalu di angka Rp 22,17 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini (3/5), saham INTP ditutup di zona merah, merosot 2,33% ke level Rp 12.550/saham. Dalam sepekan terakhir saham INTP turun 0,99% dan sebulan tumbuh 2,66%. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 46,2 triliun.

Entitas induk langsung INTP adalah Birchwood Omnia Ltd., yang didirikan di Inggris, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah HeidelbergCement AG, entitas usaha yang didirikan dan berdomisili di Jerman.

Manajemen INTP menyatakan, perusahaan telah menilai dampak potensial Covid-19 terhadap bisnis dan operasional Kelompok Usaha INTP, termasuk proyeksi finansial dan likuiditasnya.

Berdasarkan hal ini, manajemen INTP tidak melihat adanya ketidakpastian material yang dapat berdampak buruk secara signifikan terhadap bisnis dan operasional Kelompok Usaha Perusahaan atau menimbulkan keraguan signifikan atas kemampuan INTP untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

"Kelompok Usaha secara berkelanjutan memantau perkembangan pandemi Covid-19 dan mengevaluasi dampaknya," tulis manajemen INTP dalam laporan keuangan.


(tas/tas) Next Article Pandemi 2020, Laba Indocement Drop Jadi Rp 1,8 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular