
Masih Tertekan, Laba Bersih Indocement Drop 12% di Q1

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 351,31 miliar, turun 12,27% dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 400,43 miliar.
Penurunan laba bersih ini berbanding terbalik dengan pendapatan perusahaan yang justru malah naik 2,24% sepanjang triwulan pertama 2021. Pendapatan Indocement mencapai Rp 3,43 triliun naik dari posisi yang sama tahun 2020 lalu senilai Rp 3,36 triliun.
Aset perusahaan tercatat senilai Rp 27,33 triliun, relatif stabil jika dibandingkan dengan Aset perusahaan pada periode sebelumnya di akhir Desember 2020 yang bernilai Rp 27,34 triliun. Jumlah aset lancar perusahaan adalah sejumlah Rp 12,56 triliun dan sisanya Rp 14,76 triliun merupakan aset tidak lancar.
Adapun liabilitas perusahaan turun 7,05% dari periode sebelumnya menjadi Rp 4,80 triliun dari Rp 5,16 akhir Desember 2020 lalu. Beban ini terbagi menjadi liabilitas jangka pendek sejumlah Rp 3,89 triliun dan liabilitas jangka panjang sejumlah Rp 912,20 miliar.
Ekuitas perusahaan tercatat naik 1,59% menjadi Rp 22,52 triliun dari posisi akhir Desember lalu di angka Rp 22,17 triliun.
Pada penutupan perdagangan hari ini (3/5), saham INTP ditutup di zona merah, merosot 2,33% ke level Rp 12.550/saham. Dalam sepekan terakhir saham INTP turun 0,99% dan sebulan tumbuh 2,66%. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 46,2 triliun.
Entitas induk langsung INTPÂ adalah Birchwood Omnia Ltd., yang didirikan di Inggris, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah HeidelbergCement AG, entitas usaha yang didirikan dan berdomisili di Jerman.
Manajemen INTPÂ menyatakan, perusahaan telah menilai dampak potensial Covid-19 terhadap bisnis dan operasional Kelompok Usaha INTP, termasuk proyeksi finansial dan likuiditasnya.
Berdasarkan hal ini, manajemen INTP tidak melihat adanya ketidakpastian material yang dapat berdampak buruk secara signifikan terhadap bisnis dan operasional Kelompok Usaha Perusahaan atau menimbulkan keraguan signifikan atas kemampuan INTP untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
"Kelompok Usaha secara berkelanjutan memantau perkembangan pandemi Covid-19 dan mengevaluasi dampaknya," tulis manajemen INTPÂ dalam laporan keuangan.
(tas/tas) Next Article Pandemi 2020, Laba Indocement Drop Jadi Rp 1,8 T
