²©²ÊÍøÕ¾

Ini 7 Fakta Ivermectin, Obat Cacing atau Terapi Covid-19?

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
22 June 2021 17:55
Ilustrasi/ Ivermectin/ Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi/ Ivermectin/ Aristya Rahadian

4. Ivermectin Tak Diizinkan di AS

Amerika Serikat melalui Badan Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa Ivermectin belum layak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati Covid-19. Bahkan FDA mengimbau agar publik tak mengkonsumsi obat yang biasa digunakan untuk hewan tersebut.

Mengutip laman resmi FDA, aturan ini dikeluarkan sejak 3 Mei 2021. FDA meminta publik berhati-hati untuk menggunakan Ivermectin di tengah gencarnya isu manfaat obat tersebut, sebelum penelitian membuktikan bahwa Ivermectin mampu menjadi media terapi Covid-19.

"Tampaknya ada minat yang berkembang pada obat yang disebut Ivermectin untuk mengobati manusia dengan Covid-19," tegas FDA dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ di laman resmi FDA, Selasa (22/6/2021).

"Ivermectin sering digunakan di AS untuk mengobati atau mencegah parasit pada hewan. FDA telah menerima banyak laporan tentang pasien yang membutuhkan dukungan medis dan dirawat di rumah sakit setelah pengobatan sendiri dengan ivermectin yang ditujukan untuk kuda. Inilah yang perlu Anda ketahui tentang Ivermectin."

5. Obat Cacing yang Digunakan India Untuk Covid

India merupakan negara pertama yang terpublikasi menggunakan obat ini kepada penduduknya untuk melawan Covid-19.

Menteri Kesehatan negara bagian Goa, Vishwajit Rane, mengatakan bahwa penduduk dewasa akan diberi 12 mg Ivermectin untuk jangka waktu lima hari sebagai profilaksis untuk melindungi tubuh dari virus Covid-19.

Rane mengklaim bahwa keputusan itu sudah didasarkan pada studi panel ahli dari Inggris, Italia, Spanyol, dan Jepang yang menemukan penurunan signifikan secara statistik dalam kasus kematian dan waktu pemulihan pada pasien Covid-19, tanpa memberikan penjelasan spesifik.

Ivermectin sebetulnya digunakan pada dosis yang sangat spesifik untuk mengobati cacing parasit, tetapi bukan merupakan anti virus. Berbagai studi menunjukkan hasil yang beragam tentang penggunaan Ivermectin untuk Covid-19. Beberapa kasus menunjukkan sedikit pemulihan sementara yang lain justru membuat penyakit menjadi lebih buruk.

6. Efek Samping Ivermectin

Dalam keterangannya FDA menyebutkan terlalu banyak mengkonsumsi Ivermectin bisa menyebabkan mual, muntah, diare, hipotensi (tekanan darah rendah), reaksi alergi (gatal dan gatal-gatal), pusing, ataksia (masalah dengan keseimbangan), kejang, koma dan bahkan kematian.

"Tablet Ivermectin disetujui pada dosis yang sangat spesifik, untuk beberapa cacing parasit, dan ada formulasi topikal (pada kulit) untuk kutu kepala dan kondisi kulit seperti rosacea. Ivermectin bukan anti virus (obat untuk mengobati virus)," tulis FDA dalam laman resminya.

"Mengambil dosis besar obat ini berbahaya dan dapat menyebabkan bahaya serius."

7. BPOM: Ivermectin Obat Cacing, Bukan Obat Covid-19

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, menegaskan bahwa hingga kini izin edar dari BPOM untuk Ivermectin adalah sebagai obat cacing.

"Izin edar sebagai obat cacing, dan ini obatnya adalah obat berbahan kimia ya, tapi bahan kimia yang ada efek sampingnya," tegas Penny dalam siaran live Selasa (22/6/2021).

Meski penggunaan Ivermectin untuk Covid-19 sudah marak di beberapa negara, Penny menegaskan tetap membutuhkan dukungan ilmiah lebih lanjut untuk akhirnya ikut digunakan sebagai terapi COVID-19 di Indonesia, dalam hal ini uji klinis.

Selain itu, Ivermectin diketahui juga mengandung bahan kimia keras yang bisa menimbulkan beragam efek samping.

"Memang ditemukan adanya indikasi ini membantu penyembuhan. Namun belum bisa dikategorikan sebagai obat Covid-19 tentunya," ungkap Penny.

"Kalau kita mengatakan suatu produk obat COVID-19 harus melalui uji klinis dulu, namun obat ini tentunya dengan resep dokter bisa saja digunakan sebagai salah satu terapi dalam protokol dari pengobatan Covid-19," paparnya.

Penny menyebut obat Ivermectin bisa saja digunakan untuk pengobatan Covid-19 tetapi dalam pengawasan dokter. Hal ini pun bukan bagian dari pengawasan BPOM, tetapi pemerintah seperti Kemenkes RI.

Sementara itu, Penny kembali menegaskan pengobatan Covid-19 termasuk Ivermectin harus berdasarkan rekomendasi asosiasi profesi terkait, untuk memastikan keamanan, khasiat, dan mutu dari produk tersebut dalam penggunaannya.

(tas/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular