
Siap-siap PPKM Darurat, Begini Nasib Saham Ritel-Restoran!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten ritel dan pengelola mal bergerak variatif pada perdagangan sesi I, Rabu (30/6/2021). Pergerakan tersebut terjadi di tengah adanya sentimen negatif soal pemerintah yang kabarnya bakal mengumumkan revisi kebijakan PPKM Mikro menjadi PPKM Darurat seiring dengan melonjaknya kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Berikut gerak sejumlah saham emiten ritel, pukul 10.59 WIB:
- Matahari Department Store (LPPF), saham +14,96%, ke Rp 2.190, transaksi Rp 143 M
- Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), +2,01%, ke Rp 1.270, transaksi Rp 15,86 M
- Matahari Putra Prima (MPPA), -1,42%, ke Rp 1.040, transaksi Rp 22 M
- Ramayana Lestari Sentosa (RALS), -1,48%, ke Rp 665, transaksi Rp 1 M
Saham emiten pengelola gerai Matahari Department Store milik Grup Lippo, LPPF, menjadi yang paling melonjak, yakni 14,96% ke Rp 2.190/saham. Ini adalah reli penguatan kali ketiga secara beruntun minggu ini.
Dalam sepekan saham saham LPPF melejit 20,88%, sementara dalam sebulan melesat 23,38%.
Manajemen LPPF menyatakan, kebijakan pemerintah memperketat pembatasan PPKM berskala mikro mulai 22 Juni 2021 turut berimbas pada gerai yang dikelola perseroan.
Sampai dengan 28 Juni 2021, manajemen LPPF menyebut ada 100 gerai yang terdampak atas pengurangan jam operasional, meningkat 26 gerai sejak pembatasan dimulai. Seratus gerai merepresentasikan adalah 67% dari jumlah gerai Matahari dan 71% dari total penjualan.
Saham sang saudra, pengelola Hypermart MPPA malah ambles 1,42% ke Rp 1.040/saham, setelah kemarin stagnan di Rp 1.005/saham.
Kemudian, berikut ini saham emiten pengelola restoran:
- Jaya Bersama Indo (DUCK), +16,22%, ke Rp 129, transaksi Rp 17 M
- Sarimelati Kencana (PZZA), 0,00%, ke Rp 675, transaksi Rp 24 juta
- Fast Food Indonesia (FAST), -0,50%, ke Rp 1.005, transaksi Rp 3 juta
Saham pengelola restoran chinese food The Duck King, DUCK, menjadi yang melejit, yakni 16,22% ke Rp 129/saham, setelah kemarin stagnan di Rp 111/saham.
Sebelumnya, saham ini sudah ambles selama 12 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham ini minus 5,15%, sementara dalam sebulan ambles 31,02%.
Saham pengelola gerai Pizza Hut, PZZA, masih stagnan di Rp 675/saham, sementara saham pengelola gerai KFC, FAST, malah turun 0,50%, setelah stagnan selama 2 hari. Nilai transaksi kedua saham ini tergolong sepi, yakni di kisaran 3 sampai 20-an juta rupiah.
Sebelumnya, pemerintah dikabarkan berencana memperketat mobilitas masyarakat melalui program dengan istilah baru yakni PPKM Mikro Darurat yang akan mulai diberlakukan pada 2 Juli hingga 20 Juli 2021 mendatang.
"Ada pengetatan yakni Pengetatan PPKM Mirko Darurat. Direncanakan 2 Juli sampai 20 Juli 2021," terang sumber ²©²ÊÍøÕ¾ yang mengetahui rencana kebjiakan tersebut, Selasa (29/6/2021).
Kegiatan Perkantoran nantinya yang di zona merah dan oranye wajib 75% WFH dan 25% WFO sementara selain zona merah dan oranye WFH 50% dan WFO 50%.
Sementara kegiatan belajar mengajar di zona merah dan oranye wajib daring. Sedangkan zona hijau masih menanti pengaturan Kemendikbud ristek.
Untuk PPKM Mikro Darurat ini, pemerintah membatasi jam operasional restoran, warung makan sejenisnya yang direncanakan dipersingkat hingga pukul 17.00 WIB dan masih boleh makan di tempat dengan 25% dari kapasitas. Sementara restoran yang melayani pesan antar diizinkan untuk beroperasi 24 jam.
Begitu pun dengan pusat perbelanjaan atau mal, jam operasional juga dibatasi hanya sampai pukul 17.00 WIB dan kapasitas 25%.
Sebelumnya, pemerintah mengizinkan mal tutup jam 8 malam, serta restoran untukdine-inatau makan di tempat hingga batas waktu yang sama.
Dari sisi restoran, ketika ada larangan dine-in, maka angka permintaan kemungkinan bakal jatuh. Di sisi lain, beragam biaya tetap menjadi tanggungan, mulai dari pegawai, listrik, air hingga biaya sewa. Bisa jadi biaya tanggungan tersebut tidak tertutupi dengan omset yang ada.
Informasi saja, Kementerian Kesehatan mencatat pada Selasa (29/06) hingga pukul 12:00 WIB, kasus Covid-19 nasional bertambah 20.467 Dengan begitu total kasus yang tercatat sepanjang pandemi berlangsung mencapai 2,156 juta kasus.
Kabar baiknya, pasien sembuh juga terus bertambah 9.645 sehingga saat ini total pasien yang telah sembuh mencapai 1,869 juta.
Sayangnya, lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini juga berkontribusi pada peningkatan kasus kematian. Kemenkes mencatat kasus kematian bertambah 463 kasus. Dengan begitu kasus kematian secara nasional mencapai 58.024 kasus.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(adf/adf) Next Article PPKM Level 3 Batal, Saham Mal-Ritel-Resto to The Moon