
Bos Krakatau Steel Borong 1,38 Juta Saham KRAS, Berapa ya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) baru saja membeli sebanyak 1,38 juta saham perseroan baja BUMN ini.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Silmy Karim kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harga pelaksanaan pembelian saham tersebut, secara berturut-turut di Rp 560, Rp 545, dan Rp 530 per saham.
Adapun transaksi pembelian dilakukan pada 23 Juni 2021 dan 24 Juni 2021.
Jika dihitung dengan harga rata-rata pembelian yakni Rp 545/saham, maka estimasi nilai pembelian mencapai Rp 752 juta.
"Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung, jelas Silmy Karim, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (30/6).
Dengan pembelian saham ini, jumlah kepemilikan saham Silmy di emiten baja BUMN tersebut menjadi sebesar 2.854.200 saham atau setara 0,015% saham dari sebelumnya 1.473.300 saham atau 0,008%.
Sebelumnya, pada 27 Mei 2021, Silmy juga melakukan pembelian sebanyak 315.000 saham perseroan dengan harga pelaksanaan pembelian saham tersebut di harga Rp 635 per saham. Tujuan transaksi tersebut adalah untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung.
Sebagai informasi, Krakatau Steel akan segera menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) atau Mandatory ConvetibleBond (MCB) seri B senilai Rp 800 miliar.
OWK Seri B ini merupakan bagian dari penerbitan OWK senilai Rp 3 triliun dan telah diterbitkan seri A senilai Rp 2,2 triliun pada tanggal 30 Desember 2020 lalu.
Mengacu prospektus yang dipublikasikan KRAS di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, nantinya surat utang tersebut akan dikonversi menjadi saham baru dalam perseroan.
Manajemen KRAS menegaskan, penerbitan OWK Seri B ini melalui mekanisme penambahan modal tanpa melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).
Perseroan akan terus berpartisipasi aktif dalam Program Investasi Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN] sebagai dampak pandemi Covid-19 dengan menggerakkan kembali pasar industri baja selama pandemi Covid-19 untuk membantu industri hilir dan industri pengguna nasional," tulis manajemen KRAS, dikutip Rabu (23/6/2021).
Perseroan akan menggunakan OWK untuk mendukung likuiditas, yaitu untuk pembiayaan modal kerja perseroan guna pembelian slab yang saat ini harganya mengalami kenaikan.
Perseroan menjelaskan, dana hasil OWK yang telah diterima perseroan telah mendorong peningkatan kinerja perseroan pada triwulan I 2021. Hal ini terlihat adanya peningkatan volume rata-rata penjualan per bulan 8,4 persen dari periode triwulan IV 2020 dan peningkatan total pendapatan 18 persen dari periode triwulan IV 2020.
Rencananya, OWK ini akan berakhir pada tanggal 30 Desember 2027.
Pada saat itu, perseroan akan menggelar Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atauprivate placementguna mengubah utang menjadi saham perseroan.
Adapun, harga pelaksanaannya paling rendah 90% dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama 25 hari bursa.
Data BEIÂ mencatat, saham KRASÂ ditutup naik tipis 0,40% di Rp 498/saham dengan nilai transaksi Rp 9,49 miliar dan volume perdagangan 18,83 juta saham. Sepekan saham KRASÂ minus 7,78% dan sebulan terakhir saham KRASÂ turun 23%.
(adf/adf) Next Article Bos Krakatau Steel Borong Lagi Saham KRAS, untuk Apa?