²©²ÊÍøÕ¾

Dicaplok Prime Asia & 2 Tahun 'Mati Suri', Saham MITI Meroket

tahir saleh, ²©²ÊÍøÕ¾
02 July 2021 09:53
Dok.Mitra Investindo
Foto: Dok.Mitra Investindo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Saham emiten pertambangan batu granit dan industri migas yang kini masuk bisnis pelayaran, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) langsung meroket pada perdagangan Jumat ini (2/7/2021) setelah suspensi saham perusahaan dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 29 Juni lalu usai suspensi selama 2 tahun terakhir.

Data perdagangan mencatat, saham MITI pada awal sesi I, Jumat ini melesat 23% di Rp 188/saham dengan nilai transaksi Rp 6,35 miliar. Penguatan ini terjadi dalam 3 hari terakhir setelah sahamnya dibuka pada 29 Juni lalu.

Pada 29 Juni saham MITI melesat tembus auto reject atas (ARA) 35% di Rp 85/saham, lalu pada 30 Juni saham MITI melesat 34,12% di Rp 114/saham, dan hari ini kembali terbang.

Sebelumnya pada 23 Juni, perseroan memang sudah mengajukan surat kepada BEI untuk permohonan pembukaan suspensi (penghentian sementara) saham perusahaan. Hal ini mengingat saham MITI disuspensi BEI sejak 11 Maret 2019.

Menurut Sekretaris Perusahaan MITI, Diah Pertiwi Gandhi, pertimbangan manajemen mengajukan surat tersebut karena perseroan telah melakukan akuisisi atas 99,81% saham PT Wisesa Line (WL) pada Januari 2021 dalam rangka untuk mempertahankan kelangsungan usaha.

"Dengan demikian, setelah transaksi akuisisi menjadi efektif, maka perseroan telah memiliki kegiatan usaha baru dan pendapatan usaha baru melalui penyertaan saham pada entitas anak perseroan, yaitu WL," katanya, dalam surat keterbukaan informasi di BEI, dikutip Jumat ini (2/7/2021).

Saat ini pemegang saham MITI per 21 Juni yakni PT Prime Asia Capital 77,09%, Interra Resources Limited (Grup Saratoga) 11,30%, dan investor publik 11,61%.

Prime Capital Asia sudah melakukan penawaran tender wajib (tender offer) setelah resmi menjadi pemegang saham pengendali MITI pada Februari 2021.

Dalam penawaran tender yang berakhir 5 Juni lalu, disebutkan bahwa jumlah saham yang dapat ikut serta dalam penawaran tender sebanyak 467.040.213, jumlah saham dari pemegang saham yang ikut serta dalam penawaran tender wajib dan mengajukan formulir penawaran tender 183.367.137, jumlah investor sebanyak 242, dan jumlah saham yang harus dibeli 183.367.137 saham.

Atas penawaran tender ini, Prime Asia telah mengambil sebesar 69,59% saham MITI.

MITI menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia, di bidang pelayaran melalui penyertaan pada entitas anak. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada 1994, sedangkan kegiatan usaha di bidang pelayaran tersebut baru dimulai sejak efektifnya akuisisi entitas anak perseroan, yaitu WL pada 28 Januari 2021

Kronologi Tender Offer

Menurut keterbukaan informasi BEI, dalam tender offer lalu, Price Asia atau PAC melakukan penawaran sebanyak-banyaknya 467.040.213 saham MITI yang dimiliki oleh pemegang saham yang ditawarkan, termasuk saham publik.

Jumlah ini mewakili sekitar 19,12% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan per tanggal penawaran tender wajib ini.

Adapun harga penawaran tender wajib ini sebesar Rp 74,50 per saham. Dengan demikian, nilai total penawaran tender sebanyak-banyaknya sebesar Rp 34,79 miliar atau tepatnya Rp 34.794.495.869.

Tender offer ini dilakukan PAC dalam rangka memberikan kesempatan bagi investor publik untuk menjual kepemilikan sahamnya kepada PAC pada harga tender wajib.

Periode penawaran tender offer saat itu dimulai pada pada 7 Mei 2021 pukul 09.00 WIB dan berakhir pada 5 Juni lalu pukul 15.00 WIB.

Sebelumnya pada Februari 2021, PAC berhasil menjadi pengendali baru MITI dengan porsi kepemilikan hampir 70% setelah mengeksekusi haknya dalam Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yang digelar Mitra Investindo.

Dengan demikian, PAC melakukan backdoor listing di BEI setelah menjadi pembeli siaga (standby buyer) dan menyerap saham rights issue yang tidak dieksekusi oleh pemegang saham eksisting perusahaan migas ini.

Direktur Utama PAC Andreas Tjahjadi dan Direktur PAC Dading T Soetarso mengatakan perusahaan telah menyerap 1,4 miliar saham kelas B dalam rights issue tersebut dengan harga pelaksanaan Rp 50.

"Pelaksanaan pengambilalihan saham PMHMETD yang dilakukan PAC tersebut telah mengakibatkan dilusi kepemilikan saham Interra Resources Limited yang semula selaku pengendali perusahaan dengan porsi kepemilikan 48,87% menjadi 11,30%, sehingga terjadi perubahan pengendalian," tulis keduanya, dalam situs resmi MITI, dikutip Kamis (11/2/2021).

PAC adalah perusahaan Indonesia yang fokus pada jasa investasi dan aktivitas konsultasi. Sahamnya dipegang 59,99% oleh Andreas, 40% oleh PT Marina Sinergi Utama, dan 0,01% oleh Prasasto Ciomas Sutanto.

Perusahaan juga mengambil 300 juta saham yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya, sehingga total saham yang diserap oleh PAC mencapai 1,7 miliar saham atau 69,59% dari total saham MITI.

Berdasarkan prospektus, PAC memang akan menyetorkan 1,4 miliar saham yang diserap dalam bentuk selain uang yakni melakukan inbreng 99,81% saham Wasesa Line dalam rights issue. Karena itu, setelah rights issue, Mitra Investindo akan mengkonsolidasikan laporan keuangan Wasesa Line.

Wasesa Line adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pelayaran dalam negeri untuk mengangkut orang atau barang sebagai support vessel vehicle dalam kegiatan produksi minyak lepas pantai.

Selain Prime Capital Asia, pemegang saham lain dari MITI adalah Interra Resources 11,3% dari Grup Saratoga milik pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, dan publik 14,21%.

Interra Resources mengalami dilusi penurunan porsi kepemilikan saham dari sebelumnya 48,87% karena tidak menyerap saham baru MITI dan terjadi penggabungan nilai nominal saham (reverse stock). Interra mengalihkan HMETD-nya kepada Prime Asia Capital sebagai pembeli siaga.


(tas/tas) Next Article Mitra Investindo Garap Bisnis Tenaga Surya,Ini Strateginya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular