
Perkenalkan! 2 Crazy Rich Baru RI dari Cuan Saham EDGE

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bisnis teknologi punya kans besar menjadi sektor seksi dan pilihan utama di masa depan. Salah satu yang banyak menyita perhatian publik adalah bisnis terkait data center.
Sektor data center ini pulalah yang membuat dua saham anyar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendulang cuan besar dari pergerakan harga saham saat ini dibandingkan dengan harga saat penawaran umum saham perdana alias IPO (initial public offering).
Kedua emiten tersebut yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Indointernet Tbk (EDGE) yang dua-duanya didirikan oleh pengusaha teknologi Otto Toto Sugiri.
Dalam dokumen paparan publik, manajemen emiten penyedia layanan infrastruktur digital dan cloud (komputasi awan), Indointernet atau Indonet memperkirakan industri data center di Indonesia bisa tumbuh signifikan sampai dengan tahun 2025 dengan market size tembus US$ 618 juta atau setara dengan Rp 8,96 triliun (kurs 14.500).
Tumbuhnya bisnis data center tentu didukung dengan beberapa tren yang akan terjadi di mas depan seperti masuk dan mulai diadopsinya jaringan 5G, semakin maraknya penggunaan internet of things (IoT) yang membutuhkan latensi rendah serta perkembangan video streaming dan juga augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).
Nah, sebelumnya ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia sudah mengulas para orang kaya baru dari saham DCII, kali ini giliran para crazy rich baru dari saham 'saudaranya' yakni EDGE.
Saham EDGE pertama kali ditawarkan ke publik dengan harga Rp 7.375/saham pada 8 Februari 2021. Masa depan yang cerah sepertinya membuat para investor antusias memborong saham ini dan terlihat dari kinerja saham yang naik 283% sejak pertama kali melantai tersebut.
Senin kemarin (5/7), saham EDGE sempat menyentuh harga penutupan tertinggi di angka Rp 40.478/saham dan terakhir pada perdagangan Senin sore di harga Rp 36.500/saham atau melesat 395% sejak IPO.
Kenaikan harga saham tentu akan diikuti dengan keuntungan finansial bagi pemilik saham, apalagi yang sudah mengoleksi sejak seperti yang dimiliki oleh para pendiri emiten teknologi.
Meskipun saat ini persentase kepemilikan terbesar dikuasai oleh investor Hong Kong, Digital Edge Ltd (DE) sebesar 59,1%, kepemilikan saham dua pendiri EDGE tidak bisa dipandang sebelah mata.
Berikut ini Tim Riset ²©²ÊÍøÕ¾ merangkum total keuntungan yang diperoleh oleh Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia dari kepemilikan saham EDGE.
Toto Sugiri
Menurut laporan bulanan registrasi pemegang efek EDGE terbaru per 2 Juli 2021, Toto Sugiri memiliki jumlah saham EDGE sebanyak 66.898.100 saham atau setara 16,56%, kepemilikan ini turun dari posisi semula yang mencapai 157.120.000 saham atau setara 38,89%
Dengan harga IPO Rp 7.375, dengan porsi kepemilikan 16,56% saham EDGE maka valuasi saham Toto semula hanya Rp 493,37 miliar.
Tapi dengan kenaikan pada Senin kemarin di harga Rp 36.500/saham, maka valuasinya saham milik Toto naik menjadi Rp 2,44 triliun, yang berarti cuan yang diperoleh Toto mendekati Rp 2 triliun. Ini masih belum menghitung 90,22 juta saham yang telah dilepas kepada Digital Edge.
Jika harga pelepasan diasumsikan sama dengan harga penutupan kemarin, maka Toto bisa memperoleh keuntungan tambahan Rp 2,63 triliun dari hasil penjualan 90,22 juta saham yang diasumsikan mencapai Rp 3,29 triliun dikurangi nilai awal saham ketika IPO sebesar Rp 665,38 miliar.
Jika ditotal potensi keuntungan Toto Sugiri dari saham EDGE bisa mencapai Rp 4,57 triliun.
NEXT: Cuan Milik Han Arming
