²©²ÊÍøÕ¾

Pandemi, Laba Unilever Indonesia Semester I Drop Jadi Rp 3 T

tahir saleh, ²©²ÊÍøÕ¾
23 July 2021 08:20
The logo of the Unilever group is seen at the Miko factory in Saint-Dizier, France, May 4, 2016. REUTERS/Philippe Wojazer/Files
Foto: Unilever (REUTERS/Philippe Wojazer)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan kinerja semester I-2021 atau periode 6 bulan yakni Januari-Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih UNVR per Juni tercatat sebesar Rp 3,05 triliun, turun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,62 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat ini (23/7), penurunan laba bersih seiring dengan koreksi pendapatan di periode 6 bulan ini. Pendapatan UNVR tercatat Rp 20,18 triliun, turun 7,30% dari Juni 2020 sebesar Rp 21,77 triliun.

Penjualan dalam negeri mencapai Rp 19,29 triliun, turun dari Rp 20,77 triliun, sementara ekspor juga turun menjadi Rp 888,11 miliar dari Rp 1 triliun

Penjualan kepada pihak terafiliasi terbesar yakni ke Unilever Asia Private Limited, Unilever (Malaysia) Holdings Sdn Bhd, Unilever Philippines, Inc., Unilever EAC Myanmar Company Limited, Unilever Australia Ltd, dan Unilever Thai Trading Limited.

Perseroan mencatatkan laba bruto Rp 10,25 triliun, juga turun dari sebelumnya Rp 11,18 triliun, sementara harga pokok penjualan turun menjadi Rp 9,93 triliun dari Rp 10,59 triliun.

Adapun beban pemasaran dan penjualan berhasil diturunkan menjadi Rp 4,22 triliun dari sebelumnya Rp 4,29 triliun.

Per Juni, jumlah aset tercatat Rp 20,27 triliun, dari Desember 2020 Rp 20,53 triliun di mana kas dan setara kas berkurang drastis menjadi Rp 526,36 miliar dari Desember 2020 sebesar Rp 844,08 miliar.

Total kewajiban mencapai Rp 16,26 triliun dari Desember 2020 Rp 15,59 triliun, dengan ekuitas Rp 4,01 triliun dari Desember 2020 Rp 4,94 triliun.

Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia, menyampaikan bahwa pertumbuhan pasar FMCG (Fast Moving Consumer Goods) belum sepenuhnya pulih karena pandemi Covid-19. Ini yang menyebabkan konsumen masih berhati-hati dalam memilih pola konsumsi di beberapa kategori basic.

"Berbagai tantangan tersebut tentunya mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari perseroan. Kondisi ini juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai mempengaruhi biaya produk," kata Ira, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat ini (23/7).

Sebab itu, perseroan memilih untuk fokus untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Perseroan memiliki strategi yang menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang.

"Kami manifestasikan menjadi lima strategi prioritas, mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment, memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel, penerapan E-Everything di semua lini termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data, dan tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan."


(tas/tas) Next Article Pendapatan Unilever (UNVR) Naik 4% Jadi Rp 41 T di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular