²©²ÊÍøÕ¾

Bisnis Bioskop 'Tiarap', CGV Rugi Lagi Rp 168 M di Semester I

Ferry Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
01 September 2021 16:50
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di bangku bioskop yang akan dibuka hari ini di CGV Grand Indonesia Mall, Rabu (21/10/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan surat keputusan untuk operasi bioskop-bioskop di Jakarta. Beberapa bioskop akan mulai memutar film hari ini.
Pantauan ²©²ÊÍøÕ¾ pada jam 12.00 belum ada penonton yang datang, kemudian pihak pengelola mengatur ulang jadwal agar jam 15.00 sudah bisa memulai pemutaran film. 
Terlihat hanya beberapa warga saja yang mulai memesan tiket di tiket box. (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bioskop di Masa Pandemi (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pengelola bioskop CGV dan penyediaan makanan dan minuman, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), melaporkan kerugian sebesar Rp 168,04 miliar pada semester I-2021.

Kerugian sedikit membaik atau turun 9,39% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 185,46 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan interim kuartal kedua yang terbit di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perusahaan tercatat turun hingga 58,01% atau berkurang lebih dari setengahnya menjadi hanya Rp 98,17 miliar dari semula mencapai Rp 233,84 miliar.

Pendapatan dari bioskop kembali tertekan semakin dalam semester ini, BLTZ hanya mampu menghasilkan Rp 64,11 miliar turun dari Rp 152,02 miliar akibat kebijakan penutupan bioskop yang diterapkan pemerintah demi menahan laju penyebaran virus Covid-19.

Setelah sempat dibuka dan beroperasi secara bertahap dengan protokol kesehatan ketat sejak bulan Oktober 2020 hingga Maret 2021, penghasilan dari segmen bisnis ini masih juga tertekan mengingat perusahaan diwajibkan membatasi jumlah penonton.

Belum lagi ditambah kecemasan masyarakat untuk berada di tempat keramaian semakin memperburuk kinerja BLTZ hingga tengah tahun ini.

Penjualan dari makanan dan minuman juga ikut turun menjadi Rp 27,04 miliar dari semula Rp60,38 miliar. Pendapatan dari penyelenggaraan acara dan iklan ikut tergerus menjadi Rp 7,01 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 21,34 miliar.

Meski pendapatan turun drastis perusahaan mampu menekan biaya beban umum dan administrasi dari semula mencapai Rp 123,60 miliar kini menjadi Rp 98,37 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan BLTZ, per tanggal 30 Juni 2021, perusahaan dan entitas anak memiliki jumlah karyawan tetap sebanyak 383 orang, berkurang dari posisi akhir tahun 2020 lalu yang mencapai 395 orang, yang juga turun dari akhir tahun 2019 sebanyak 406 karyawan.

Aset perusahaan berkurang menjadi Rp2,38 triliun dari posisi akhir Desember tahun lalu senilai Rp 2,43 triliun. Liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp 1,76 triliun dari sebelumnya sejumlah Rp1,63 triliun. Alhasil ekuitas perusahaan menyusut menjadi Rp 628,32 miliar dari semula Rp 796,35 miliar.

Pada penutupan perdagangan Rabu (1/9) di pasar modal, saham BLTZ ditutup stagnan tidak bergerak sama sekali di level Rp 3.000 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 2,62 triliun.

Dalam sepekan saham ini melemah 9,09%, selama sebulan terakhir harganya meningkat 5,26% dan sejak awal tahun naik tipis 0,33%.


(tas/tas) Next Article Babak Belur Gegara Pandemi, Bioskop CGV Rugi Rp 446 M di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular