²©²ÊÍøÕ¾

Rugi Bengkak 152%, Ini Penjelasan Manajemen CGV (BLTZ)

Mentari Puspadini, ²©²ÊÍøÕ¾
14 December 2023 10:10
Pengunjung membeli tiket saat akan menonton bioskop di CGV Central Park, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Pemerintah telah mengumumkan bioskop boleh kembali beroperasi untuk wilayah yang berada di level 2-3 PPKM di wilayah Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali. Pemprov DKI Jakarta hari ini melakukan uji coba pembukaan bioskop selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Uji coba dilakukan di seluruh bioskop di Jakarta. Pembukaan bisokop tersebut harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pengunjung yang datang harus menyiapkan aplikasi dan akun PeduliLindungi. Saat akan masuk, ada ketentuan scan QR Code di pintu masuk Platinum, kemudian klik check-in. Begitu pun saat keluar pengunjung harus meng-klik check-out di aplikasi. Selain menggunakan aplikasi PeduliLindung pengunjung yang datang wajib sudah vaksin dua kali, berusia 12 tahun keatas serta maksimal kapasitas 50% tanpa makan dan minum di dalam ruangan. Aturan ini sesuai dengan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1096 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3. Kepgub tersebut ditandatangani Gubernur Anies Baswedan pada 13 September 2021. Di bisokop yang berlokasi di Central Park ini, menayangkan beragam film favorit seperti Black Widow, Shang-Chi, Malignant, The Suicide Squad, Free Guy, Snake Eyes, Space jam, Stillwater, Hard Hit, Escape From Mogadishu, Blackpink : The Movie. Dari pantau di lokasi, pengunjung yang datang untuk menonton masih sepi. Pasa sore hari ini pengunjung yang menonton di dalam studio tidak lebih dari 10 orang. Sebelumnya pada tanggal 5 Juli 2021, bioskop sempat berhenti beroperasi menyesuaikan regulasi PPKM guna menekan jumlah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Suasan bioskop yang kembali beroperasi (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pengelola bioskop CGV Indonesia PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mencatatkan kenaikan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 152,89% menjadi Rp37,49 miliar per September 2023. Manajemen pun buka suara terkait hal ini.

Sebagaimana diketahui, rugi bersih BLTZ di kuartal tiga tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp14,83 miliar. Hal ini didorong oleh beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp479,51 miliar.

Kemudian, beban penjualan sebesar Rp1,43 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar Rp244,03 miliar.

Direktur Graha Layar Prima Haryani Suwirman mengatakan, efek terbesar dari rugi yang dialami Perseroan sampai dengan September 2023 karena adanya kenaikan biaya sewa di tahun
2023 jika dibandingkan dengan tahun 2022.

"Pada tahun 2022 Perseroan mendapatkan kompensasi biaya sewa lebih besar dari Pemilik gedung, sedangkan di tahun 2023 ini biaya sewa sudah hampir kembali ke biaya normal," ujarnya dikutip dari keterbukaan Informasi BEI, Kamis, (14/12/2023).

Selain itu, Haryani mengatakan, penurunan disebabkan karena ekspektasi atas movie line up yang ditayangkan di tahun 2023 tidak sejalan dengan realitas atas pendapatan yang diterima, hal tersebut didasarkan atas jumlah pengunjung di tahun ini tidak sebanyak tahun lalu.

Di sisi lain, Jumlah pengunjung yang tidak banyak ditahun ini tidak sejalan dengan fixed cost Perusahaan setiap bulannya, seperti biaya utility, equipment, dan lainnya.

Memang, bila mengacu pada top linenya, pendapatan perseroan per September 2023 tercatat naik 0,34% menjadi sebesar Rp796,78 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp794,04 miliar. Pendapatan segmen bioskop mendominasi dengan berkontribusi sebesar Rp497,11 miliar.

Kemudian, pendapatan segmen makanan dan minuman tercatat sebesar Rp240,72 miliar. Sementara itu, segmen acara dan iklan sebesar Rp58,89 miliar, serta lisensi dan jasa manajemen mengantongi Rp46,46 juta.

Hingga akhir September 2023, nilai total aset BLTZ mengalami penurunan sebesar 7,51% dari akhir tahun 2022, mencapai Rp2,11 triliun dibandingkan dengan jumlah sebesar Rp2,28 triliun pada Desember 2022. Liabilitas perusahaan mencapai Rp1,67 triliun, sementara ekuitasnya sebesar Rp435,47 miliar.


(ayh/ayh) Next Article Mentok Bawah, Cinema XXI Patok Harga IPO di Rp 270

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular