
Freeport Bangun Smelter di JIIPE, Ini Kontribusinya ke AKRA

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah membangun smelter tembaga di Kawasan Industri Terintegrasi JIIPE di Gresik, Jawa Timur. Pembangunan ini berkontribusi besar pada pendapatan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo menyampaikan bahwa pendapatan dari JIIPE mencapai Rp 442 miliar enam bulan pertama dan diproyeksikan akan terus meningkat secara signifikan.
Seperti diketahui, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik ini dimiliki 60% oleh PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN), anak usaha AKRA, dan 40% dimiliki BJTI Port, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia III. Sementara untuk kawasan pelabuhan JIIPE dimiliki 40% oleh UEPN dan 60% oleh BJTI. Selama 2015 hingga semester I 2021, JIIPE ini telah menghasilkan pendapatan dari penjualan lahan sebesar Rp 1,68 triliun dan dari sewa lahan Rp 248 miliar.
"Tahun ini peningkatan pendapatan dari JIIPE mendapatkan penjualan total Rp 442 miliar pada enam bulan pertama dari pendapatan sewa lahan dari smelter Freeport dan penjualan lahan utilitas pada tenant kami. Dengan hasilkan Rp 442 miliar, kami percaya ke depan peningkatan kontribusi dari JIIPE akan semakin signifikan," paparnya dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9/2021).
Dia mengatakan, pihaknya melakukan joint venture (JV) pendistribusian gas alam untuk kawasan JIIPE. Selain memasok gas, pihaknya juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Untuk kawasan Gresik JIIPE merupakan kawasan yang terintegrasi pertama di Indonesia gabungkan pelabuhan, kawasan industri, kawasan hunian dan komersial dan pembangunan dari listrik, air, gas dan kami punya fiber optik network di JIIPE," jelasnya.
Dia menjelaskan, JIIPE terdiri dari 400 ha kawasan pelabuhan, 1.800 ha kawasan industri, dan 800 hektar kawasan hunian dan korporasi. Dia pun membeberkan ada tiga perkembangan penting yang akan meningkatkan penjualan tanah di JIIPE.
Pertama, Indonesia memasuki siklus investasi manufaktur di mana permintaan lahan di kawasan industri akan meningkat. Pihaknya yakin bahwa kebijakan dari pemerintah saat ini sangat mendukung industrialisasi Indonesia.
Kedua, JIIPE mendapatkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sektor teknologi dan manufaktur.
"Dan JIIPE menjadi salah satu dari kawasan yang sudah menjadikan kawasan industri 4.0 dan kami manfaatkan teknologi untuk tingkatkan efisiensi dan competitiveness," ujarnya.
Ketiga, Freeport akan melakukan konstruksi smelter tembaga dan emas di JIIPE mulai Oktober tahun ini dan diperkirakan akan rampung pada 2023 atau awal 2024.
"Kami percaya dengan adanya tembaga smelter di JIIPE, maka akan memberikan ekosistem untuk industri hilir lainnya masuk," imbuhnya.
Dia mengakui, kontribusi JIIPE saat ini menurutnya masih kecil, namun dengan semakin banyaknya penyewa yang berproduksi dan melakukan pembangunan, maka ini akan menaikkan utilitas. Pasalnya, penyewa pasti akan membutuhkan lebih banyak air, listrik, dan setelah produksi akan semakin banyak utilitas yang diperlukan.
"Itulah sebabnya kami percaya pada saat ini JIIPE memang berkontribusi 9% dari penjualan kami, tapi ke depan mungkin dari laba bisa 30% 3-5 tahun ke depan, bisa disumbang dari JIIPE," ungkapnya.
Sementara untuk pengadaan gas alam, pihaknya melihat ini merupakan energi yang penting dalam masa transisi energi. Produksi minyak nasional sulit meningkat, namun RI masih punya sumber daya gas yang melimpah.
"Dengan kami masuk ke gas, karena JIIPE punya jaringan pipa gas di seluruh lokasi JIIPE, maka kami percaya ini akan jadi bisnis yang potensial dan penyumbang penting laba AKR," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada semester I 2021 AKRA membukukan laba bersih sebesar Rp 550 miliar, naik 28% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 432 miliar. Sementara EBITDA pada paruh pertama 2021 mencapai Rp 946 miliar, naik 18% dari semester I 2020 yang tercatat sebesar Rp 805 miliar. Adapun pendapatan pada semester I 2021 tercatat sebesar Rp 10,71 triliun.
(wia) Next Article Dukung Industry 4.0, JIIPE Jadi KEK Teknologi & Manufaktur
