²©²ÊÍøÕ¾

Bos BRI Ungkap Nasib Karyawan PNM-Pegadaian Usai Holding UMi

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
Selasa, 14/09/2021 11:30 WIB
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso (Foto: Ist)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) telah resmi terbentuk dengan telah dilakukannya pengalihan saham (inbreng) seri B milik pemerintah di PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM dan PT Pegadaian (Persero) kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan adanya holding ini dinilai akan menjadi sarana pengembangan talenta bagi karyawan di ketiga perusahaan pelat merah tersebut.

Para karyawan dinilai akan memiliki kesempatan berkarier yang lebih luas dengan PNM dan Pegadaian menjadi anak usaha BRI.


Menurut Sunarso, karyawan akan bisa mengoptimalisasi kompetensinya masing-masing di perusahaan ini.

"Bagi karyawan ini adalah kesempatan untuk menumbuhkembangkan kariernya secara optimal sesuai dengan potensinya masing-masing. Sudah barang tentu harus kompetisi secara sehat, karena kompetisi memang diperlukan supaya setiap individu mampu mengeluarkan potensi terbaiknya setelah itu baru dikolaborasikan dalam ekosistem ini,"kata Sunarso dalam wawancara dengan ²©²ÊÍøÕ¾ TV, Selasa (14/9/2021).

Dia menganalogikan kondisi karyawan saat ini dengan lomba renang. Menurut dia, selama ini para peserta berlomba dalam sebuah kolam yang kecil, namun dengan adanya holding tersebut, maka kolamnya menjadi lebih besar sehingga kompetisi yang dilakukan menjadi lebih luas.

Tak hanya kepada karyawan, adanya holding ini juga akan memberikan manfaat kepada nasabah adalah makin banyaknya usaha ultra mikro yang bisa dilayani oleh sistem pembiayaan yang disediakan oleh ekosistem ini.

Selain itu, juga akan tersedia produk pembiayaan yang lebih beragam dari ketiganya, mulai dari group lending yang disediakan oleh PNM, pembiayaan fidusia seperti yang diberikan oleh Pegadaian dan akses pembiayaan yang lebih besar di level BRI.

Dampak bagi pemegang saham adalah makin luasnya bisnis yang dijalankan oleh BRI sehingga makin besar potensi untuk pertumbuhannya bagi bank meski memakan waktu cukup lama.

"Dengan dibentuknya holding ultra mikro ini nafsu untuk tumbuh itu kita penuhi tetapi tumbuhnya kepada yang smaller, maka kemudian kita mencari segmen yang lebih kecil," katanya.

"Sehingga terbentuknya holding ultra mikro ini sesungguhnya bagi pemegang saham bisa dimaknai bahwa inilah sebenarnya sumber pertumbuhan baru yang bisa menjaga pertumbuhan BRI ke depan secara grup secara sustain," kata Sunarso yang juga Dirut Pegadaian periode Oktober 2017 hingga Januari 2019 ini.

Untuk diketahui, dalam rencana holding ultra mikro ini, BRI menggelar penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam prospektus yang dipublikasikan Selasa (31/8/2021), BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal dengan HMETD I.

Dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp 3.400 per saham, pemerintah melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam Pegadaian dan PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng yang sudah dilakukan pada Senin kemarin (13/9).


(tas/tas)

e:banner stickystaticbanner -->