
Waskita Tunda Divestasi Tol, Kejagung Cecar 6 Bos Sekuritas

5.Bos Astra Agro Bicara Soal Moratorium, Emiten Sawit Terancam?
Pemerintah resmi mengakhiri moratorium pembukaan lahan sawit baru pada Minggu, 19 September lalu. Aturan ini sebelumnya dibuat pemerintah pada tahun 2018 lalu untuk memperbaiki tata kelola industri sawit di tanah air.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Santosa mengungkapkan, dampak kebijakan tersebut belum berimplikasi langsung terhadap rencana kerja perseroan. Selain itu, manajemen AALI juga belum berencana melakukan ekspansi lahan baru.
"Terkait berakhirnya moratorium, tidak akan berdampak terhadap rencana kerja AALI karena sejak tahun 2015, sesuai kebijakan keberlanjutan AALI kami berkomitmen utk tidak membuka lahan baru dalam pengembangan kebun AALI," katanya saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (20/9/2021).
6.Siap-siap! Aturan OJK soal IPO Unicorn buat GoTo cs Mau Rilis
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebentar lagi akan merilis regulasi mengenai aturan Multiple Voting Share (MVS) guna mengakomodasi pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi berstatus unicorn di pasar saham RI.
MVS adalah suatu jenis saham yang memiliki lebih dari satu hak suara untuk tiap sahamnya. Regulasi ini ini nantinya akan bernama POJK tentang Penerapan Klasifikasi Saham dengan Hak Suara Multipel oleh Emiten dengan Inovasi dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.
OJK sudah meminta tanggapan publik atas RPOJK (Rancangan Peraturan OJK) ini kepada publik sejak 8-21 Juni lalu untuk mengumpulkan masukan untuk memfinalkan aturan ini.
"Dalam rangka penyusunan rancangan POJK tentang Penerapan Klasifikasi Saham dengan Hak Suara Multipel oleh Emiten dengan Inovasi dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas, kami bermaksud untuk meminta tanggapan atas rancangan POJK tersebut kepada masyarakat umum," tulis OJK, di situs resminya, dikutip Senin (20/9).
7.Perkuat Modal, BNI Terbitkan Perpetual Bond Rp 8,55 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana menerbitkan surat utang perpetual atau perpetual bond sebesar US$ 600 juta, setara Rp 8,55 triliun dengan asumsi kurs di pasar spot Rp 14.265 per US$.
Corporate Secretary BBNI, Mucharom, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia menyampaikan, sebelumnya perseroan pada 16 September 2021 telah menyelesaikan roadshow, penawaran dan pricing terkait dengan rencana penerbitan BNI Additional Tier 1 Perpetual Non Cumulative Capital Securities (Efek Modal AT-1) sebesar US$ 600 juta.
Imbal hasil yang ditawarkan dalam surat utang perpetual tersebut sebesar 4,3% per tahun berdasarkan ketentuan Regulation S, US Securities Act yang akan terdaftar di Bursa Efek Singapura.
"Dana hasil rencana penerbitan Efek Modal AT-1 akan digunakan untuk menambah modal inti tambahan bank, secara umum untuk penguatan modal, meningkatkan pembiayaan serta untuk memperkuat komposisi struktur dana jangka panjang," kata Mucharom, dikutip Senin (20/9/2021).
8.Garap Air Minum, BUMN Karya Ini Suntik Anak Usaha Rp 402 M
Emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), menyuntik modal anak usahanya, PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) sebesar Rp 402,03 miliar.
Sumber pendanaan tersebut berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 402 miliar dan Rp 30 juta dari kas internal WIKA. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan usaha di bidang sistem penyediaan air minum (SPAM) melalui WTJJ.
"Untuk memberikan nilai tambah melalui kegiatan investasi bagi perseroan, perseroan melaksanakan pemenuhan kewajiban capex [belanja modal] porsi perseroan sebesar Rp 402.030.000.000 dan penambahan setoran modal pada WTJJ oleh perseroan yang menyebabkan perubahan persentase kepemilikan saham perseroan di WTJJ," tulis manajemen WIKA, dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (20/9/2021).
9.Kebut Bikin Bandara Dhoho Kediri, Gudang Garam Suntik Rp 1 T
Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menambah setoran modalnya di Bandara Dhoho, Kediri yang dibawahi oleh PT Surya Dhoho Investama (SDHI), anak usahanya, senilai Rp 1 triliun.
Suntikan modal ini dilakukan untuk pembiayaan pembangunan bandara yang saat ini dilakukan oleh SDHI.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, dana Rp 1 triliun tersebut digunakan melalui penyerapan 1 juta saham baru yang diterbitkan oleh SDHI. Penyetoran modal ini akan dilakukan secara bertahap hingga Desember 2021. Penyetoran awal akan dilakukan pada 20 September 2021 senilai Rp 100 miliar.
